MAU turunkan berat badan, berlari bisa jadi solusi sangat tepat. Selain menyehatkan, berat badan bisa langsung melorot. Tapi tentu tidak semua orang cocok dengan cara seperti ini.
Seperti dituturkan ahli kesehatan olahraga, dr Hario Tilarso, bagi orang dengan kategori gendut, memilih lari itu tidak tepat. Sebab dengan badan yang terlalu gemuk, beban lutut menjadi sangat besar. "Lutut bisa hancur. Jadi kalau orang gendut, berlari itu salah," ujarnya.
Pada prinsipnya, berlari itu merupakan loncat berkesinambungan. Ini yang membuat orang gendut akan mengalami kesulitan dalam berlari. Kalau mengalami keberatan pas lari, badan bakal tidak kuat.
"Jadi yang berlari itu harus kurus (tidak gendut)," ujarnya.
Namun diakui, dengan berlari bisa menurunkan berat badan. "Itu pasti," ujarnya.
Bagaimana proses itu terjadi?
Hario menuturkan, lemak pada tubuh terus bertambah akibat mengonsumsi makanan. Nah, lemak ini dibakar dan dihancurkan melalui olahraga lari.
Kendati demikian, dia mengingatkan agar saat berlari tidak menggunakan jaket. "Ini salah," tegasnya. Sebab, dengan menutup rapat tubuh saat berlari, bisa menimbulkan dampak dehidrasi atau kekurangan cairan. Sebagai gantinya, bisa saja dengan sauna, renang, atau bersepeda.
Hario mengingatkan, untuk menurunkan berat dengan berlari, harus diimbangi juga dengan mengurangi makan. Latihannya yang diperbanyak. Cukup setengah atau satu jam per hari. Dengan cara ini, katanya, tidak perlu pakai obat untuk menurunkan berat badan.
Terkait dengan maraton, dia memaparkan, jika niatnya sekadar untuk olahraga menurunkan berat badan atau menjaga kesehatan, tidak perlu sampai 42 kilometer. "10 kilometer saja sudah cukup," katanya.
Hario menyarankan agar dalam berlari juga punya target. Setidaknya dalam satu minggu, 1.200-2.000 kalori harus terbakar. Untuk sampai seperti itu, setiap kali olahraga lari, diupayakan mampu membakar 500 kalori. "Ini bisa ditempuh dengan setengah atau satu jam saja," ujarnya.
Kalau diimbangi dengan dikuranginya asupan makanan, akan membuat lebih banyak yang keluar daripada yang masuk. Kata dia, olahraga seperti lari yang dilakukan secara terukur baru bisa memperlihatkan hasilnya enam minggu kemudian."Kadang-kadang ini yang yang bikin orang malas. Hasilnya tidak langsung kelihatan dan tidak instan," tuturnya.
Penulis: Aditya N.
Seperti dituturkan ahli kesehatan olahraga, dr Hario Tilarso, bagi orang dengan kategori gendut, memilih lari itu tidak tepat. Sebab dengan badan yang terlalu gemuk, beban lutut menjadi sangat besar. "Lutut bisa hancur. Jadi kalau orang gendut, berlari itu salah," ujarnya.
Pada prinsipnya, berlari itu merupakan loncat berkesinambungan. Ini yang membuat orang gendut akan mengalami kesulitan dalam berlari. Kalau mengalami keberatan pas lari, badan bakal tidak kuat.
"Jadi yang berlari itu harus kurus (tidak gendut)," ujarnya.
Namun diakui, dengan berlari bisa menurunkan berat badan. "Itu pasti," ujarnya.
Bagaimana proses itu terjadi?
Hario menuturkan, lemak pada tubuh terus bertambah akibat mengonsumsi makanan. Nah, lemak ini dibakar dan dihancurkan melalui olahraga lari.
Kendati demikian, dia mengingatkan agar saat berlari tidak menggunakan jaket. "Ini salah," tegasnya. Sebab, dengan menutup rapat tubuh saat berlari, bisa menimbulkan dampak dehidrasi atau kekurangan cairan. Sebagai gantinya, bisa saja dengan sauna, renang, atau bersepeda.
Hario mengingatkan, untuk menurunkan berat dengan berlari, harus diimbangi juga dengan mengurangi makan. Latihannya yang diperbanyak. Cukup setengah atau satu jam per hari. Dengan cara ini, katanya, tidak perlu pakai obat untuk menurunkan berat badan.
Terkait dengan maraton, dia memaparkan, jika niatnya sekadar untuk olahraga menurunkan berat badan atau menjaga kesehatan, tidak perlu sampai 42 kilometer. "10 kilometer saja sudah cukup," katanya.
Hario menyarankan agar dalam berlari juga punya target. Setidaknya dalam satu minggu, 1.200-2.000 kalori harus terbakar. Untuk sampai seperti itu, setiap kali olahraga lari, diupayakan mampu membakar 500 kalori. "Ini bisa ditempuh dengan setengah atau satu jam saja," ujarnya.
Kalau diimbangi dengan dikuranginya asupan makanan, akan membuat lebih banyak yang keluar daripada yang masuk. Kata dia, olahraga seperti lari yang dilakukan secara terukur baru bisa memperlihatkan hasilnya enam minggu kemudian."Kadang-kadang ini yang yang bikin orang malas. Hasilnya tidak langsung kelihatan dan tidak instan," tuturnya.
Penulis: Aditya N.
Sumber : Plasadana
No comments:
Post a Comment