Mabok pun masih di temui oleh mereka
Akhirnya bisa juga kembali posting cerita sewaktu masih duduk dibangku sma dan ditengah gelapnya malam, saat bersama teman ku serta pesan dari sidia yang tak pernah lepas
nih ceritanya, maav kalau kurang bagus ato gimana gitu, sebagian pesan mulai sedikit terlupa tapi alur kejadiannya selalu ku ingat
Cahaya matahari yang tampak mulai redup terlihat dari pantulan bayangan pohon yang ada di pekarangan belakang rumah ku, aku yang saat itu tengah asik menikmati indahnya suasana sore di desaku, hingga tak terasa azan magrib berkumadang namun aku masih tetap saja berada disana, hingga tak kusadara kalau saat itu ada sepasang mata yang tengah memperhatikan diri ku
Hingga azan mabgrib selesai dikumandangkan aku baru merasakan suasana yang sangat panas, ditengah derasnya angin yang berhembus, tampak terlihat secara samar-samar di balik pohon pisang,
Akhirnya bisa juga kembali posting cerita sewaktu masih duduk dibangku sma dan ditengah gelapnya malam, saat bersama teman ku serta pesan dari sidia yang tak pernah lepas
nih ceritanya, maav kalau kurang bagus ato gimana gitu, sebagian pesan mulai sedikit terlupa tapi alur kejadiannya selalu ku ingat
Cahaya matahari yang tampak mulai redup terlihat dari pantulan bayangan pohon yang ada di pekarangan belakang rumah ku, aku yang saat itu tengah asik menikmati indahnya suasana sore di desaku, hingga tak terasa azan magrib berkumadang namun aku masih tetap saja berada disana, hingga tak kusadara kalau saat itu ada sepasang mata yang tengah memperhatikan diri ku
Hingga azan mabgrib selesai dikumandangkan aku baru merasakan suasana yang sangat panas, ditengah derasnya angin yang berhembus, tampak terlihat secara samar-samar di balik pohon pisang,
sosok mahluk yang tingginya hampir sama dengan pohon pisang dan wajah hitam serta mata yang merah merona membuat aku segera bergegas untuk masuk kedalam rumah
Peristiwa yang singkat dan dengan hitungan menit aku sudah melupakan apa yang terjadi pada sore itu, disaat malam mulai mejelang dan jarum jam yang tadinya menunjuk ke angka 7 kini telah berganti ke angka 8, aku yang sejak tadi melihat-lihat aktivitas komentar di blog serta para copaser cerita di mistik.reunion.web.id yang tak menyertakan sumbelinknya, mulai membuat aku merasa seikit jenuh akan aktivitas mereka, yang tak pernah ada ide ntuk membuat karya sendiri
Akhirnya dengan rasa yang bercampur aduk aku memutuskan untuk berkumpul di tempat biasa anak-anak kampung ku kumpul, setibanya dilokasi yang jaraknya hanya memakan waktu 15 menit, tampak terlihat 3 botol miras tengah dihidangkan dan alunan musik serta suara yang terdengar kasar ditelinga kini telah ku dengar
Aku yang tadinya hanya ingin ikut bergabung dan tak ingin mencicipi hidangan yang ada kini telah terbuai akan rayuan dari teman-teman akbrab ku, 3 botol tak terasa lama setelah aku datang, dan mereka pun kembali membeli, namun belum lama mereka pergi untuk membeli miras kembali, satu pesan baru tampak terdengar dari nada di pnsel ku
malam yang dipenuhi jutaan bintang kenapa engkau lupa akan keberadaan ku segera pulang sebelum tengah malam
Karena pengaruh miras yang sedikit membuat lupa akan kejadian yang pernah terjadi akupun tak menghiraukannya, setelah malam hampir berganti pagi kami semua memutuskan untuk segera pulang, lantaran ketiga teman ku yang berinisial a,b,c dalam kondisi yang sedikit tak memungkin kan maka kami semua memutuskan berjalan sambil berpegang tangan,
disaat melintasi sebuah sekolah TK(taman-kanak-kanak) yang suasannya gelap, tampak terlihat samar-samar sosok wanita yang rambutnya terurai panjang dengan balutan daster warna putih, tengah bolak balik berjalan dari pintu 1 ke pintu 2 yang jaraknya hanya 8 meter,
"bray ada cewek tuh" ucap ku sembari memberitahu teman-teman ku
tampak pikir panjang, yang tadinya berjalan sempoyongan kini tengah belari seperti lelaki yang gagah, disaat kami berempat tiba di depan sosok cewek itu, wajah yang penuh dengan darah serta bola mata yang bolong, si b dengan sempontan menyolot matanya, namun dia menghilang dengan cepat, disaat itulam kami semua kembali belari tak tahu ara, namun sialnya si b yang tengah itu tak melihat kalau di depannya ada selokan
nafas yang kuhembuskan makin tak beraturan, belum lama aku tiba di pingir masjid si c telah menyusul dibelakangku, lantaran capek akhirnya kami istirahat dipingir mesjid dan tak terasa sinar mentari pagi yang membangunkan kami dari tidur yang lelap itu, aku dan si c yagn sejak tadi malam terpisah disiang inin mendapat kabar dari ibuku kalau si b tetidur di tk dengan kaki yang nyaris patah gara-gara kepleset di selokan
waktu terus berjalan tak terasan siang telah berganti malam dan kami pun kembali berkumpul namun kali ini ada yang berbeda, tampak dari kejauhan si c tengan mebopong si b yang kakinya keselo, saat semua telah berkumpul kami semu memaksa si b dan si a menceritakan kejadiannya
"seinget aku pas kita semua lari, wes asem aku kesandung kaki mu feb, untung muka ku gak ngepel tuh laintai, dan parahnya lagi aku ditungguin sama tuh setan alas sampe aku tak sadarkan diri, tapi senyumnya itu oke abis, heheheheh..." ucap si b yang mengingat-ingat kejadian tadi malam,
semua anak tertawa terbahak-bahak, si a yang sejak tadi hanay bisa terdiam akhirnya ikut angkat bicara
"bearti aku yang paling horor, pas aku lompat pagar tuh sekolah dan istirahat dibawah pohon karena nafas yang ngos-ngosan, e kok ada suara orang yang mangil-mangil namaku, halus pula suaranya, aku sempat bertanyak kok ada suara cewek di sini, saat ku melihat di balik pohon tampak jelas anak kecil dengan wajah yang menunduk kebawah kini tengah menagis,
sembari memeluk boneka, langsung w tabok tuh bocah, anehnya kok dingin yah tanganku, e belum lamam anak itu ditabok, suara tawa dari atas ranting pohon terdengar halus ditelingah ku bahkan nyaris membuat aku meneteskan air mata, karena bingung aku belari sampai terjatuh berapa kali lantaran kesandung akar pohon yang cukup besar saat ku terbangun tampak telihat
bapak-bapak dengan pakayan putih namun di tangannya terlihat sebuah tasbih, dan dikepalanya ditutupi oleh kain putih yang tampak sepertinya dia seorang ulama tapi didesa kita gak ada ulama, akupun dinasehatinyanya untuk segera bertobat, setelah bicara panjang lebar, hingga azan shubu menjelang aku pamitan sama orang itu"
semua merasakan udara yang dingin saat si a selesai membacakan pengalamannya tadi malam, karena takut mengalami kejadian seperti kami berempat akhirnya malam itu juga semua teman-teman ku segera memutuskan untuk pulang, dan tinggalah kami berempat kembali ditengah gelapnya malam,
No comments:
Post a Comment