Perempuan Cantik Berkebaya Putih dalam Mimpiku
Kampusku berhantu,itu sih sudah rahasia publik seantero kampus.Mulai sejak Angkatan Mesin Ketik sampai Angkatan Gadget, cerita hantu kampusku tetap abadi dan lestari.Penampakan hantu yang katanya berjenis kelamin perempuan muda berkebaya dan berkain,konon sering membuat kesialan bagi siapa saja yang melihatnya.
Banyak sudah warga kampus mulai dari mahasiswa sampai dosen yang pernah melihatnya meski disiang hari bolong,semuanya mengaku mengalami kesialan beberapa hari kemudian.Cerita yang beredar mengkisahkan bahwa hantu perempuan itu adalah arwah seorang gundik atau Nyai Belanda yang tewas tenggelam di kolam ikan.
Gedung Rektorat kampusku memang dulunya adalah sebuah villa peninggalan seorang tuan tanah belanda.Di depannya terdapat sebuah kolam ikan yang usianya sama tuanya dengan Gedung Rektorat.Di kolam ikan ini penampakan hantu perempuan itu paling sering muncul.
Sungguh sedikitpun aku tak pernah memperdulikan keberadaan hantu, apalagi mempercayai cerita orang-orang yang melihatnya.
Aku memang tipikal orang yang hanya mempercayai mitos-mitos yang aku lihat sendiri dengan mataku.Selama dua tahun kuliah di kampus ini belum pernah sekalipun aku melihat hantu perempuan berpenampilan tempo dulu.Namun meski tak mempercayai isu hantu itu,aku sebenarnya penasaran juga ingin melihat seperti apa penampakan hantu perempuan yang katanya sih memiliki kecantikan ala Wanita Indonesia klasik.
Pagi ini aku terpaksa bangun dengan tubuh yang masih letih tak bertenaga.Memang selama sepuluh hari terakhir ini waktuku lebih banyak terkuras dengan kegiatan sebuah Event Organiser,sehingga aku mengalami kelehan secara fisik karena kurangnya tidur.Aku tahu keputusanku untuk mengorbankan waktu belajarku dan memilih untuk berkecimpung dengan dunia E.O,beresiko membuat ujian akhir semesterku yang mulai dilaksanakan hari ini bakal berantakan hasilnya.
Dari pintu gerbang kampus,aku bergegas berjalan setengah berlari menuju gedung D,gedung dimana lokasi ujian dilaksanakan.Jam di tanganku sudah menunjukan angka delapan lewat lima menit,ini artinya aku sudah terlambat lima menit untuk ujian.Aku memang terpaksa naik angkutan kota karena motorku masuk bengkel.Ditambah bangun agak kesiangan maka jadilah lima menit waktu ujianku terbuang sia-sia.
Langkah kakiku terhenti ketika aku mendengar suara seekor kucing yang mengeong terus menerus.Aku mendongak ke atas ke arah asal suara kucing itu,tampak olehku seekor kucing kecil berbulu dominan putih tengah berada di atas menara tanki air.
Rupanya anak kucing ini tak bisa turun setelah naik ke atas menara tanki air.Entah bagaimana caranya anak kucing itu bisa naik ke atas menara air yang tinggi, mungkin dari pohon mangga samping menara air ia meloncat,tapi yang jelas sekarang anak kucing itu tampak stres berat karena ketinggian yang tak pernah ia alami sebelumnya.
Sungguh kasihan sekali melihat anak kucing yang ketakutan.Dorongan hatiku ingin sekali membantunya untuk turun,namun waktu mengingatkan aku akan durasi ujian yang telah berjalan.Aku menjadi bimbang antara menolong anak kucing mungil itu atau ujian akhir semesterku.Di tengah kebimbanganku ini terasa sekali berhembus angin yang membawa perikehewanan masuk dalam relung sanubariku.Aku yakin malaikat penjagakulah yang menghembuskannya.Perikehewanaku akhirnya mampu menggerakan kakiku untuk memanjat menara tanki air yang konstruksinya terbuat dari batang-batang baja.
Tak terlalu sulit bagiku untuk menaiki menara setinggi gedung bertingkat empat dikarenakan aku seorang anggota pencinta alam kampusku.Kulihat anak kucing ini begitu gembiranya melihat kehadiranku di atas menara tanki air.Anak kucing itu langsung melompat ketika aku menjulurkan kedua tanganku.Begitu tiba di tanah aku belai punggungnya dengan sentuhan lembut tanganku.
Hewan ini tampak begitu manja dalam dekapanku.Sayang karena saat ini aku telah terlambat datang mengikuti ujian akhir semester, membuatku terpaksa melepaskan anak kucing lucu nan menggemaskan ini.
Empat puluh menit waktu terlambatku begitu tiba di ruangan ujian.Beruntung dosen pengawas ujian bersedia mengijinkanku untuk tetap masuk dan mengikuti ujian.Sebuah kertas soal ujian kini berada dalam genggamanku,aku tak tahu harus bagaimana menjawabnya.Aku memang sama sekali tidak mempersiapkan diri menghadapi ujian mata kuliah Pengantar Ekonomi teknik, karenanya meski waktu ujian tinggal setengah jam lagi tapi baru dua dari selusin soal essai yang bisa kuisi dengan jawaban yang belum tentu benar.
Otakku benar-benar sudah bebal hari ini.Aku sudah menyerah dan tak mampu lagi untuk berpikir menjawab soal ujian.Waktu tersisa malah aku gunakan untuk memandang ke arah dari jendela lantai tiga Gedung D ini.Kulihat seorang perempuan muda sedang duduk di tepi kolam renang dekat Gedung Rektorat.Aku tertarik melihatnya karena busana yang ia gunakan tempo dulu sekali.
Sebuah kebaya putih dan sehelai kain yang membalut tubuhnya ditambah rambut hitam panjang yang terurai membuat perempuan itu terasa sangat klasik sekali.Seekor anak kucing yang tertidur tampak sedang digendongnya,ia memperlakukan anak kucing seperti anaknya saja.
Aku baru sadar kalau anak kucing yang digendong perempuan ini adalah anak kucing yang baru saja aku selamatkan tadi.Senang juga melihat anak kucing yang kuselamatkan kini bisa kembali di pangkuan majikannya.
"Dia sangat cantik sekali,siapa namanya ,Ya? "Tanyaku dalam hati.
Selama tiga tahun aku kuliah baru sekali ini aku temukan seorang perempuan berkebaya dan berkain hadir di kampus di saat bukan hari wisudawan atau pun hari perayaan.Saking terpesonanya pada perempuan berkebaya putih,membuatku lupa akan gambaran penampakan hantu yang sering dibicarakan warga kampus yang mirip dengan penampilannya.
Tiba-tiba saja dia mendongakkan kepalanya ke atas tepat ke arahku,tangannya di lambaikannya seolah menyapaku.Aku sedikit kaget,tak kusangka perempuan itu ternyata mengetahui bahwa dirinya menjadi objek pandanganku.Aku pun membalas dengan senyuman dan lambaian tangan.Kami pun akhirnya saling memandang dan berbalas senyum.
Sekonyong-konyong datang rasa kantuk yang teramat sangat.Aku tidak tahu mengapa rasa kantuk ini mendadak muncul,padahal sedari tadi aku merasa segar saja meski tak mampu menjawab soal-soal ujian.Aku menguap beberapa kali dan coba melawan rasa kantuk ini,namun apa daya rasa kantukku begitu hebat tak mampu kulawan.Aku langsung tertidur begitu saja di atas meja ujian.
Tidurku bak seorang bayi saja yang tak ingat kapan dan di mana aku sekarang.Yang aku tahu saat ini aku tiba-tiba saja sudah berada di tepi kolam ikan depan Gedung Rektorat.Kulihat perempuan berkebaya putih tadi sedang duduk membelakangiku,Dia menunduk dan seperti sedang menulis.Aku tak melihat anak kucing yang tadi ia gendong.
Aku melangkah mendekati perempuan misterius ini dari belakang.Aroma wangi-wangian langsung tercium hidungku begitu aku tepat di belakang punggungnya.Desiran angin mengibar-ngibarkan rambut hitam berkilau miliknya menerpa wajahku.Ada sensasi tersendiri ketika rambut panjangnya mengelus-elus wajahku.Tiba-tiba ia berbalik dan memberikan sebuah senyuman kembali padaku.
Sejak melihatnya dari lantai tiga gedung D,aku tahu ia memang memiliki sebuah senyuman yang menawan.Namun aku tak menyangka dalam jarak sedekat ini senyumannya benar-benar menggoncangkan hatiku bak gempa bumi dengan kekuatan sembilan skala Ritcher.Aku benar-benar terpana melihat pesona yang ia pancarkan padaku.
"Terima kasih,Ki Sanak Telah menolong kucing kesayanganku," Katanya dengan suara yang begitu lembut sambil menyodorkan selembar kertas padaku.Aku jadi bingung karena kertas ini adalah kertas lembaran jawaban soal ujianku tadi yang kini telah terisi oleh tulisan tanganku.
Aku ingin sekali menyapanya namun entah mengapa tiba-tiba saja hari berubah menjadi gelap gulita bak telah terjadi gerhana matahari total saja.Aku tak bisa melihat wajahnya lagi,bahkan aku pun tak bisa mengeluarkan kata-kata.Bahuku mendadak terguncang-guncang.
"Bangun! Bangun!...Ayo Bangun! "
Kudengar suara seorang pria yang aku kenal.Pria itu adalah dosen pengawas ujian.Aku membukakan bola mataku dan mencoba untuk mengetahui dimana aku berada sekarang.
"Mana perempuan berkebaya itu ,pak? Kemana perginya dia? " Kataku yang masih kebingungan.
"Perempuan mana? Kamu mimpi,ya?....Sedang ujian kok malah mimpi,beruntung semua soal sudah kamu jawab,"
Aku kini sadar ternyata aku tadi cuma bermimpi.Kulihat kolam ikan di bawah,tak ada satupun orang disana.Aku jadi tambah yakin bahwa memang aku tadi cuma bermimpi,namun begitu aku sempat melihat lembaran jawaban ujianku yang di ambil dosenku,aku meragukan apakah aku tadi benar-benar bermimpi.Semua soal ujian telah terisi semua ! padahal aku yakin sekali bahwa hanya dua soal ujian saja yang bisa aku kerjakan.Aku jadi ingat dalam mimpiku tadi perempuan yang kutemui sempat memberikan sebuah kertas yang aku tahu kertas itu adalah lembaran jawaban soal ujianku.
"Apakah dia yang mengisi sisa soal ujian yang belum kujawab ? " Kataku dalam hati bingung.
Aku akhirnya keluar dari Gedung D dengan sebuah tanda tanya yang teramat besar.Kulihat kembali kolam ikan tempat aku bertemu dengannya tadi,masih sepi dan tak ada satupun orang yang duduk di tepinya.Aku akhirnya memutuskan kembali pulang ke rumah karena hari telah menjelang petang dan tak kutemui ia yang membuatku penasaran.
Tak pernah kusangka,esok harinya dan lima hari seterusnya,aku mengalami peristiwa yang sama seperti kejadian itu.Tak bisa menjawab soal ujian,tertidur di ruang ujian,bertemu dengan perempuan berkebaya putih,dan terbangun dengan lembar jawaban soal ujian telah terisi.Anehnya setelah ujian usai, aku tak pernah mengalami peristiwa janggal seperti itu kembali.
Sebuah kertas transkrip nilaiku untuk semester ini telah aku terima.Aku tertegun melihatnya.Jika sebelumnya trankrip nilaiku hanya berisi tiga hurup persis seperti tertera pada sebuah merk batu baterai yang konon serba guna dan tahan lama,maka kali ini trankrip nilaiku hanya berisi satu hurup saja yang kalau aku sebut dengan keras di jalanan kota Bandung bisa membuat seluruh pria yang mendengar menengok kepadaku.
***
Satu tahun sudah peristiwa pertemuanku dengan perempuan berkebaya putih berlalu.Namun entah mengapa peristiwa itu begitu membekas dalam ingatannku.Sulit bagiku untuk bisa melupakan senyumannya yang dulu begitu mengiris-ngiris hatiku.Aku tahu bahwa ada banyak kecocokan antara penampilan perempuan yang aku rindukan dengan sosok penampakan hantu wanita yang telah melegenda di kampusku.
Aku tak peduli apakah ia memang hantu atau seorang bidadari yang terjebur ke kolam ikan kampusku.Yang pasti aku hanya ingin mengobati rasa penasaran yang begitu membelit diriku selama satu tahun ini.Aku ingin tahu siapa namanya.Ya,sebuah nama bagiku cukup untuk mengusir rasa penasaranku akan sosok dirinya.
Hari ini hari terakhir kampusku.Sebelum melangkah pergi meninggalkan kampusku,aku menyempatkan diri untuk duduk di tepi kolam ikan.Aku tak berharap banyak untuk kembali untuk bertemu dengan perempuan berkebaya putih lagi meki memang aku masih penasaran untuk mengetahui sosok dirinya.
"Meooow..."
Suara kucing mengeong membuatku terjaga dari lamunanku.Kulihat kucing bertubuh sedang berwarna putih berlari ke arahku.Aku yang pada dasarnya senang kucing segera menjulurkan tanganku menyongsongnya.Kucing itu langsung saja melompat menyambut uluran tanganku.Kucing putih ini begitu manjanya duduk di pangkuanku.
Sebuah tanda lingkaran hitam pada paha kiri kucing ini membuatku teringat akan anak kucing yang pernah kutolong dulu.Ya,aku ingat dan yakin sekali bahwa ini anak kucing yang dulu aku selamatkan dari menara tanki air.Anak kucing yang dulu begitu mungil kini telah tumbuh menjadi kucing yang sedikit besar.Aku kembali teringat akan majikan perempuan dari kucing ini.
Kampusku berhantu,itu sih sudah rahasia publik seantero kampus.Mulai sejak Angkatan Mesin Ketik sampai Angkatan Gadget, cerita hantu kampusku tetap abadi dan lestari.Penampakan hantu yang katanya berjenis kelamin perempuan muda berkebaya dan berkain,konon sering membuat kesialan bagi siapa saja yang melihatnya.
Banyak sudah warga kampus mulai dari mahasiswa sampai dosen yang pernah melihatnya meski disiang hari bolong,semuanya mengaku mengalami kesialan beberapa hari kemudian.Cerita yang beredar mengkisahkan bahwa hantu perempuan itu adalah arwah seorang gundik atau Nyai Belanda yang tewas tenggelam di kolam ikan.
Sungguh sedikitpun aku tak pernah memperdulikan keberadaan hantu, apalagi mempercayai cerita orang-orang yang melihatnya.
Aku memang tipikal orang yang hanya mempercayai mitos-mitos yang aku lihat sendiri dengan mataku.Selama dua tahun kuliah di kampus ini belum pernah sekalipun aku melihat hantu perempuan berpenampilan tempo dulu.Namun meski tak mempercayai isu hantu itu,aku sebenarnya penasaran juga ingin melihat seperti apa penampakan hantu perempuan yang katanya sih memiliki kecantikan ala Wanita Indonesia klasik.
Pagi ini aku terpaksa bangun dengan tubuh yang masih letih tak bertenaga.Memang selama sepuluh hari terakhir ini waktuku lebih banyak terkuras dengan kegiatan sebuah Event Organiser,sehingga aku mengalami kelehan secara fisik karena kurangnya tidur.Aku tahu keputusanku untuk mengorbankan waktu belajarku dan memilih untuk berkecimpung dengan dunia E.O,beresiko membuat ujian akhir semesterku yang mulai dilaksanakan hari ini bakal berantakan hasilnya.
Dari pintu gerbang kampus,aku bergegas berjalan setengah berlari menuju gedung D,gedung dimana lokasi ujian dilaksanakan.Jam di tanganku sudah menunjukan angka delapan lewat lima menit,ini artinya aku sudah terlambat lima menit untuk ujian.Aku memang terpaksa naik angkutan kota karena motorku masuk bengkel.Ditambah bangun agak kesiangan maka jadilah lima menit waktu ujianku terbuang sia-sia.
Langkah kakiku terhenti ketika aku mendengar suara seekor kucing yang mengeong terus menerus.Aku mendongak ke atas ke arah asal suara kucing itu,tampak olehku seekor kucing kecil berbulu dominan putih tengah berada di atas menara tanki air.
Rupanya anak kucing ini tak bisa turun setelah naik ke atas menara tanki air.Entah bagaimana caranya anak kucing itu bisa naik ke atas menara air yang tinggi, mungkin dari pohon mangga samping menara air ia meloncat,tapi yang jelas sekarang anak kucing itu tampak stres berat karena ketinggian yang tak pernah ia alami sebelumnya.
Sungguh kasihan sekali melihat anak kucing yang ketakutan.Dorongan hatiku ingin sekali membantunya untuk turun,namun waktu mengingatkan aku akan durasi ujian yang telah berjalan.Aku menjadi bimbang antara menolong anak kucing mungil itu atau ujian akhir semesterku.Di tengah kebimbanganku ini terasa sekali berhembus angin yang membawa perikehewanan masuk dalam relung sanubariku.Aku yakin malaikat penjagakulah yang menghembuskannya.Perikehewanaku akhirnya mampu menggerakan kakiku untuk memanjat menara tanki air yang konstruksinya terbuat dari batang-batang baja.
Tak terlalu sulit bagiku untuk menaiki menara setinggi gedung bertingkat empat dikarenakan aku seorang anggota pencinta alam kampusku.Kulihat anak kucing ini begitu gembiranya melihat kehadiranku di atas menara tanki air.Anak kucing itu langsung melompat ketika aku menjulurkan kedua tanganku.Begitu tiba di tanah aku belai punggungnya dengan sentuhan lembut tanganku.
Hewan ini tampak begitu manja dalam dekapanku.Sayang karena saat ini aku telah terlambat datang mengikuti ujian akhir semester, membuatku terpaksa melepaskan anak kucing lucu nan menggemaskan ini.
Empat puluh menit waktu terlambatku begitu tiba di ruangan ujian.Beruntung dosen pengawas ujian bersedia mengijinkanku untuk tetap masuk dan mengikuti ujian.Sebuah kertas soal ujian kini berada dalam genggamanku,aku tak tahu harus bagaimana menjawabnya.Aku memang sama sekali tidak mempersiapkan diri menghadapi ujian mata kuliah Pengantar Ekonomi teknik, karenanya meski waktu ujian tinggal setengah jam lagi tapi baru dua dari selusin soal essai yang bisa kuisi dengan jawaban yang belum tentu benar.
Otakku benar-benar sudah bebal hari ini.Aku sudah menyerah dan tak mampu lagi untuk berpikir menjawab soal ujian.Waktu tersisa malah aku gunakan untuk memandang ke arah dari jendela lantai tiga Gedung D ini.Kulihat seorang perempuan muda sedang duduk di tepi kolam renang dekat Gedung Rektorat.Aku tertarik melihatnya karena busana yang ia gunakan tempo dulu sekali.
Sebuah kebaya putih dan sehelai kain yang membalut tubuhnya ditambah rambut hitam panjang yang terurai membuat perempuan itu terasa sangat klasik sekali.Seekor anak kucing yang tertidur tampak sedang digendongnya,ia memperlakukan anak kucing seperti anaknya saja.
Aku baru sadar kalau anak kucing yang digendong perempuan ini adalah anak kucing yang baru saja aku selamatkan tadi.Senang juga melihat anak kucing yang kuselamatkan kini bisa kembali di pangkuan majikannya.
"Dia sangat cantik sekali,siapa namanya ,Ya? "Tanyaku dalam hati.
Selama tiga tahun aku kuliah baru sekali ini aku temukan seorang perempuan berkebaya dan berkain hadir di kampus di saat bukan hari wisudawan atau pun hari perayaan.Saking terpesonanya pada perempuan berkebaya putih,membuatku lupa akan gambaran penampakan hantu yang sering dibicarakan warga kampus yang mirip dengan penampilannya.
Tiba-tiba saja dia mendongakkan kepalanya ke atas tepat ke arahku,tangannya di lambaikannya seolah menyapaku.Aku sedikit kaget,tak kusangka perempuan itu ternyata mengetahui bahwa dirinya menjadi objek pandanganku.Aku pun membalas dengan senyuman dan lambaian tangan.Kami pun akhirnya saling memandang dan berbalas senyum.
Sekonyong-konyong datang rasa kantuk yang teramat sangat.Aku tidak tahu mengapa rasa kantuk ini mendadak muncul,padahal sedari tadi aku merasa segar saja meski tak mampu menjawab soal-soal ujian.Aku menguap beberapa kali dan coba melawan rasa kantuk ini,namun apa daya rasa kantukku begitu hebat tak mampu kulawan.Aku langsung tertidur begitu saja di atas meja ujian.
Tidurku bak seorang bayi saja yang tak ingat kapan dan di mana aku sekarang.Yang aku tahu saat ini aku tiba-tiba saja sudah berada di tepi kolam ikan depan Gedung Rektorat.Kulihat perempuan berkebaya putih tadi sedang duduk membelakangiku,Dia menunduk dan seperti sedang menulis.Aku tak melihat anak kucing yang tadi ia gendong.
Aku melangkah mendekati perempuan misterius ini dari belakang.Aroma wangi-wangian langsung tercium hidungku begitu aku tepat di belakang punggungnya.Desiran angin mengibar-ngibarkan rambut hitam berkilau miliknya menerpa wajahku.Ada sensasi tersendiri ketika rambut panjangnya mengelus-elus wajahku.Tiba-tiba ia berbalik dan memberikan sebuah senyuman kembali padaku.
Sejak melihatnya dari lantai tiga gedung D,aku tahu ia memang memiliki sebuah senyuman yang menawan.Namun aku tak menyangka dalam jarak sedekat ini senyumannya benar-benar menggoncangkan hatiku bak gempa bumi dengan kekuatan sembilan skala Ritcher.Aku benar-benar terpana melihat pesona yang ia pancarkan padaku.
"Terima kasih,Ki Sanak Telah menolong kucing kesayanganku," Katanya dengan suara yang begitu lembut sambil menyodorkan selembar kertas padaku.Aku jadi bingung karena kertas ini adalah kertas lembaran jawaban soal ujianku tadi yang kini telah terisi oleh tulisan tanganku.
Aku ingin sekali menyapanya namun entah mengapa tiba-tiba saja hari berubah menjadi gelap gulita bak telah terjadi gerhana matahari total saja.Aku tak bisa melihat wajahnya lagi,bahkan aku pun tak bisa mengeluarkan kata-kata.Bahuku mendadak terguncang-guncang.
"Bangun! Bangun!...Ayo Bangun! "
Kudengar suara seorang pria yang aku kenal.Pria itu adalah dosen pengawas ujian.Aku membukakan bola mataku dan mencoba untuk mengetahui dimana aku berada sekarang.
"Mana perempuan berkebaya itu ,pak? Kemana perginya dia? " Kataku yang masih kebingungan.
"Perempuan mana? Kamu mimpi,ya?....Sedang ujian kok malah mimpi,beruntung semua soal sudah kamu jawab,"
Aku kini sadar ternyata aku tadi cuma bermimpi.Kulihat kolam ikan di bawah,tak ada satupun orang disana.Aku jadi tambah yakin bahwa memang aku tadi cuma bermimpi,namun begitu aku sempat melihat lembaran jawaban ujianku yang di ambil dosenku,aku meragukan apakah aku tadi benar-benar bermimpi.Semua soal ujian telah terisi semua ! padahal aku yakin sekali bahwa hanya dua soal ujian saja yang bisa aku kerjakan.Aku jadi ingat dalam mimpiku tadi perempuan yang kutemui sempat memberikan sebuah kertas yang aku tahu kertas itu adalah lembaran jawaban soal ujianku.
"Apakah dia yang mengisi sisa soal ujian yang belum kujawab ? " Kataku dalam hati bingung.
Aku akhirnya keluar dari Gedung D dengan sebuah tanda tanya yang teramat besar.Kulihat kembali kolam ikan tempat aku bertemu dengannya tadi,masih sepi dan tak ada satupun orang yang duduk di tepinya.Aku akhirnya memutuskan kembali pulang ke rumah karena hari telah menjelang petang dan tak kutemui ia yang membuatku penasaran.
Tak pernah kusangka,esok harinya dan lima hari seterusnya,aku mengalami peristiwa yang sama seperti kejadian itu.Tak bisa menjawab soal ujian,tertidur di ruang ujian,bertemu dengan perempuan berkebaya putih,dan terbangun dengan lembar jawaban soal ujian telah terisi.Anehnya setelah ujian usai, aku tak pernah mengalami peristiwa janggal seperti itu kembali.
Sebuah kertas transkrip nilaiku untuk semester ini telah aku terima.Aku tertegun melihatnya.Jika sebelumnya trankrip nilaiku hanya berisi tiga hurup persis seperti tertera pada sebuah merk batu baterai yang konon serba guna dan tahan lama,maka kali ini trankrip nilaiku hanya berisi satu hurup saja yang kalau aku sebut dengan keras di jalanan kota Bandung bisa membuat seluruh pria yang mendengar menengok kepadaku.
***
Satu tahun sudah peristiwa pertemuanku dengan perempuan berkebaya putih berlalu.Namun entah mengapa peristiwa itu begitu membekas dalam ingatannku.Sulit bagiku untuk bisa melupakan senyumannya yang dulu begitu mengiris-ngiris hatiku.Aku tahu bahwa ada banyak kecocokan antara penampilan perempuan yang aku rindukan dengan sosok penampakan hantu wanita yang telah melegenda di kampusku.
Aku tak peduli apakah ia memang hantu atau seorang bidadari yang terjebur ke kolam ikan kampusku.Yang pasti aku hanya ingin mengobati rasa penasaran yang begitu membelit diriku selama satu tahun ini.Aku ingin tahu siapa namanya.Ya,sebuah nama bagiku cukup untuk mengusir rasa penasaranku akan sosok dirinya.
Hari ini hari terakhir kampusku.Sebelum melangkah pergi meninggalkan kampusku,aku menyempatkan diri untuk duduk di tepi kolam ikan.Aku tak berharap banyak untuk kembali untuk bertemu dengan perempuan berkebaya putih lagi meki memang aku masih penasaran untuk mengetahui sosok dirinya.
"Meooow..."
Suara kucing mengeong membuatku terjaga dari lamunanku.Kulihat kucing bertubuh sedang berwarna putih berlari ke arahku.Aku yang pada dasarnya senang kucing segera menjulurkan tanganku menyongsongnya.Kucing itu langsung saja melompat menyambut uluran tanganku.Kucing putih ini begitu manjanya duduk di pangkuanku.
Sebuah tanda lingkaran hitam pada paha kiri kucing ini membuatku teringat akan anak kucing yang pernah kutolong dulu.Ya,aku ingat dan yakin sekali bahwa ini anak kucing yang dulu aku selamatkan dari menara tanki air.Anak kucing yang dulu begitu mungil kini telah tumbuh menjadi kucing yang sedikit besar.Aku kembali teringat akan majikan perempuan dari kucing ini.
No comments:
Post a Comment