Saturday, March 15, 2014

Roti Bekatul, Awet Tanpa Pengawet



Roti Bekatul, Awet Tanpa Pengawet



Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) menemukan roti tahan lama tanpa bahan pengawet. Roti yang bernama sourdough atau roti asam ini mengandung protein nabati bagi pengidap autis karena berbahan bekatul.

Roti asam ini mendapat Juara Favorit dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) di Yogyakarta, Juli lalu. Roti karya mahasiswa teknobiologi tersebut terinspirasi dari kehidupan kos mahasiswa.

"Saya terinspirasi dengan teman- teman kos yang sering sarapan roti," kata Febriani Valentine seperti dilansir Harian Seputar Indonesia.

Febri mengaku kasihan dengan temannya, karena roti yang dimakannya mengandung pengawet yang merupakan bahan kimia negatif untuk tubuh. Setelah diteliti, roti yang beredar di pasaran setelah diteliti mengandung gluten (protein dari tepung terigu) tinggi, sehingga tidak dapat dikonsumsi oleh anak-anak pengidap autis.

Roti awet tanpa bahan pengawet itu kaya serat dan protein nabati. Tepung yang mereka gunakan adalah campuran bekatul (kulit ari beras) dan kacang tunggak. Penelitian roti ini dilakukan selama satu tahun. Kesulitan yang mereka hadapi adalah mencari pengganti ragi sebagai pengembang yang cocok untuk kedua jenis tepung yang digunakan. Hingga akhirnya, ragi yang cocok adalah ragi impor dari Amerika.

Kendala lain adalah mahal dan lamanya menguji setiap kandungan yang ada dalam roti seperti kandungan serat, lemak serta proteinnya. Untuk mengatasi mahalnya biaya penelitian, Febri dan teman-temannya memutuskan untuk mengajukan hibah PKM-P (Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian). Tiga bulan setelah diajukan, mendapat jawaban dari Dikti.

"Lumayan setelah mendapat hibah dari Dikti, kocek yang kami keluarkan sekelompok tidak terlalu berat. Mahal ini karena kita harus menguji kandungan roti sourdough di laboratorium di luar Ubaya," ungkap Febri.

Setelah itu, Febri bersama timnya berkeinginan mengikuti Pimnas. Persaingan mulai dilakukan, sekira 30 tim tergabung dalam ajang bergengsi kalangan mahasiswa nasional ini. Saat presentasi di depan dewan juri inilah Roti sourdough menyabet Juara Favorit.

"Kami presentasi di hadapan juri di hari terakhir kelas terakhir dan jam terakhir, sehingga tantangan bagi saya untuk membuat presentasi semenarik mungkin. Entah kenapa beberapa saat setelah presentasi semua juri tertawa mendengarkan logat saya berbicara. Katanya terlalu Suroboyoan. Selain itu alasan dewan juri menetapkan roti sourdough menjadi juara favourit karena idenya orisinil," ungkap Febri.

No comments:

Post a Comment