Saturday, March 1, 2014

Kesalahan Promosi yang Lazim Dilakukan UKM



Kesalahan Promosi yang Lazim Dilakukan UKM


Online marketing terbukti menjadi salah satu strategi jitu dalam meraup laba. Tetapi menggandakan nilai penjualan di era modern tidak demikian mudahnya karena alat marketing yang digunakan harus bisa diukur dan diuji. Jika tidak, usaha promosi via online akan hanya menjadi beban dalam anggaran perusahaan. Padahal jika dikelola dengan baik, akan bisa membuahkan penjualan lebih tinggi.


Inilah beberapa kesalahan yang sebaiknya para pelaku UKM hindari saat mempromosikan usahanya di situs mereka.

Berdasar pencitraan atau branding

Strategi promosi yang hanya tepat untuk UKM yang baru membangun bisnis dan memiliki keterbatasan dana promosi. Strategi ini hanya cocok untuk perusahaan besar yang sudah memiliki merek yang sudah mengakar di pasar dan memiliki budget promosi yang tak terbatas. Misalnya perusahaan rokok menampilkan citra baik dalam kampanye iklan. Tipe promosi ini tidak mudah untuk dilakukan. Pun ia juga tidak bisa diuji dengan akurat.

Hanya menonjolkan fitur produk

Promosi berkaitan erat dengan emosi dan perasaan (feeling). Sebagian pakar marketing menyebutkan jika perusahaan berhasil menguasai emosi dan perasaan konsumen, promosi dianggap berhasil. Sementara itu, strategi hanya menonjolkan keunggulan fitur produk, kehebatan pembuat/pendiri bersifat egois. Belum banyak pengusaha UKM yang menerapkan strategi promosi yang berbasis emosi pelanggan, baru sebatas kualitas produk.

Tidak pernah mengukur dan menguji

Setiap kali melakukan sebuah strategi, kita mengharapkan hasil yang optimal. Bagaimana kita tahu sebuah strategi berhasil atau tidak? Berapa angka pastinya? Apakah upaya yang kita keluarkan sesuai dengan hasil? Semua itu bisa diperoleh jika setiap kali melakukan strategi kita juga mengukur dan mengujinya. Dengan mengukur, kita mendapatkan angka-angka yang bisa dibandingkan. Sedangkan menguji akan memberi jawaban berhasil tidaknya strategi.

Kurangnya pengetahuan tentang promosi yang efektif

Kondisi ini diperparah dengan enggannya kita belajar tentang bagaimana melakukan promosi yang berbiaya rendah atau belajar pada pihak yang salah. Jika kondisi ini yang terjadi, akan makin banyak kesalahan dalam melakukan promosi, sehingga berefek pada kegagalan. Akibatnya lambat laun akan membuat kita frustrasi dan kehabisan modal.

Banyak pebisnis yang menganggap melakukan promosi ialah biaya yang tak perlu. Paradigma ini sesuai dengan pengalaman sehari-hari mereka yang melihat kegiatan marketing selalu membutuhkan biaya besar. Padahal seharusnya promosi ialah investasi sehingga harus selalu dilihat apakah investasinya menghasilkan atau tidak? Berapa yang dikeluarkan dan berapa yang diperoleh?

Promosi juga tidak identik dengan iklan yang mahal. Pandangan ini terjadi karena perusahaan selalu melihat kiprah para raksasa, yang menjalankan strategi promosi dengan gelontoran iklan yang masif atau memasang iklan di TV dan papan iklan di jalan. Akibatnya kita mengambil kesimpulan bahwa promosi itu mahal. (Dikutip dari "24/7 e-Salesman Pencetak Profit" oleh Ben Abadi)

No comments:

Post a Comment