Bertemu genderuwo gara-gara mencuri jagung
Di sebuah desa kecil di ujung timur kota Kediri,ada beberapa remaja tanggung,sebut saja mereka Hery,Agus,Wiwid,Muji,Wawan dan Anton.Mereka adalah ABG kampung yang masih norak.Hobi mereka tiap malam hanya nongkrong di pos kamling main gitar gaple catur atau kalau musim mangga dan rambutan....(biasalah,gak perlu di ceritain).
Nah,dari kebiasaan buruk yang terakhir inilah mereka dapat pelajaran yang tak terlupakan bahkan sampai dewasa.
Malam itu entah siapa yang mencetuskan ide,tiba-tiba mereka berniat mencuri jagung muda untuk di buat jagung bakar.Tentu saja bukan dari sawah ortu mereka,tapi jagung di sawah pak Lurah yang emang lagi enak enaknya buat di bakar.
Sawah pak Lurah ini berada di ujung desa ,berbatasan langsung dengan kuburan di sisi timurnya.
Tanpa ba bi bu mereka berangkat.Hanya ditemani lampu senter dari korek api yang hanya satu.Klek..
klek..klek suara jagung di petik.Satu dua tiga entah berapa jagung yang sudah di masukkan
ke dalam kantong plastik (mereka selalu siap sarana dan prasarana ).
Tiba-tiba mereka menghentikan kegiatan jailnya.Saat sebuah sura serak dan berat menegur mereka.
"Hey bengi bengi kluthusan" {hey malam malam keluyuran}
"jagunge sopo mbok pek’i" {jagung siapa kalian ambil}
merekapun menoleh ke arah asal suara tersebut.
JRENG JRENG........
Sesosok makhluk hitam besar melotot dengan mata bersinar hijau sebesar bola tenis,sedang bertengger enjoy di dahan pohon nangka.
Hua.. setaaann....genderuwooooo spontan para ABG itu lari tunggang langgang di jalan sawah yang gelap.
Tak peduli naik turun pematang,sungai bahkan tanaman orang di buat lintasi dengan gaya SPRINT asal cepat sampai ke jalan desa.
Sampai di jalan desa yang terang mereka baru menghentikan festival marathon malamnya.
Dengan nafas tinggal senin kamis mereka terduduk lunglai dengan muka pucat karena ketakutan.
tapi yang lucu jagung hasil curian tersebut masih di bawa oleh salah satu dari mereka.konyol bukan?..
Akhirnya mereka tetap membakar jagung tersebut sebagai obat ketakutan.
Tetapi itu malam terakhir mereka melakukan hal itu.mereka tampaknya kapok.
Hingga kini saat mereka sudah dewasa peristiwa itu masih tak terlupa.
Bahkan saat mereka berkumpul kejadian itu selalu jadi bahan pembicaraan dan candaan.
Di sebuah desa kecil di ujung timur kota Kediri,ada beberapa remaja tanggung,sebut saja mereka Hery,Agus,Wiwid,Muji,Wawan dan Anton.Mereka adalah ABG kampung yang masih norak.Hobi mereka tiap malam hanya nongkrong di pos kamling main gitar gaple catur atau kalau musim mangga dan rambutan....(biasalah,gak perlu di ceritain).
Nah,dari kebiasaan buruk yang terakhir inilah mereka dapat pelajaran yang tak terlupakan bahkan sampai dewasa.
Malam itu entah siapa yang mencetuskan ide,tiba-tiba mereka berniat mencuri jagung muda untuk di buat jagung bakar.Tentu saja bukan dari sawah ortu mereka,tapi jagung di sawah pak Lurah yang emang lagi enak enaknya buat di bakar.
Sawah pak Lurah ini berada di ujung desa ,berbatasan langsung dengan kuburan di sisi timurnya.
Tanpa ba bi bu mereka berangkat.Hanya ditemani lampu senter dari korek api yang hanya satu.Klek..
klek..klek suara jagung di petik.Satu dua tiga entah berapa jagung yang sudah di masukkan
ke dalam kantong plastik (mereka selalu siap sarana dan prasarana ).
Tiba-tiba mereka menghentikan kegiatan jailnya.Saat sebuah sura serak dan berat menegur mereka.
"Hey bengi bengi kluthusan" {hey malam malam keluyuran}
"jagunge sopo mbok pek’i" {jagung siapa kalian ambil}
merekapun menoleh ke arah asal suara tersebut.
JRENG JRENG........
Sesosok makhluk hitam besar melotot dengan mata bersinar hijau sebesar bola tenis,sedang bertengger enjoy di dahan pohon nangka.
Hua.. setaaann....genderuwooooo spontan para ABG itu lari tunggang langgang di jalan sawah yang gelap.
Tak peduli naik turun pematang,sungai bahkan tanaman orang di buat lintasi dengan gaya SPRINT asal cepat sampai ke jalan desa.
Sampai di jalan desa yang terang mereka baru menghentikan festival marathon malamnya.
Dengan nafas tinggal senin kamis mereka terduduk lunglai dengan muka pucat karena ketakutan.
tapi yang lucu jagung hasil curian tersebut masih di bawa oleh salah satu dari mereka.konyol bukan?..
Akhirnya mereka tetap membakar jagung tersebut sebagai obat ketakutan.
Tetapi itu malam terakhir mereka melakukan hal itu.mereka tampaknya kapok.
Hingga kini saat mereka sudah dewasa peristiwa itu masih tak terlupa.
Bahkan saat mereka berkumpul kejadian itu selalu jadi bahan pembicaraan dan candaan.
No comments:
Post a Comment