Lewis Carroll - Penulis Dongeng Anak
Lewis Carroll (nama samaran dari Charles Lutwidge Dodgson) (27 Januari 1832 - 14 Januari 1898 umur 65) adalah seorang penulis, fotografer, pendeta Anglikan, dan matematikawan asal Inggris yang menulis dongeng anak-anak terkenal, Alice's Adventures in Wonderland. Lewis Carroll mempelajari ilmu matematika dan logika di Universitas Oxford hingga menjadi guru di tempat tersebut. Pada tahun 1861, dia menjadi seorang diakon di Gereja Katedral Kristus setelah menerima perintah suci dan berkomitmen untuk tidak menikah. Pada tahun 1865, dia menerbitkan dongeng lengkap Alice's Adventures in Wonderland yang di dalamnya terdapat ilustrasi hasil karya John Tenniel. Pada tahun 1871, sekuel dongeng tersebut diterbitkan dengan judul Berburu Snark (The Hunting of The Snark) dan dia juga menulis puisi panjang berjudul Melalui Cermin (Through the looking-glass).
Lewis Carroll (nama samaran dari Charles Lutwidge Dodgson) (27 Januari 1832 - 14 Januari 1898 umur 65) adalah seorang penulis, fotografer, pendeta Anglikan, dan matematikawan asal Inggris yang menulis dongeng anak-anak terkenal, Alice's Adventures in Wonderland. Lewis Carroll mempelajari ilmu matematika dan logika di Universitas Oxford hingga menjadi guru di tempat tersebut. Pada tahun 1861, dia menjadi seorang diakon di Gereja Katedral Kristus setelah menerima perintah suci dan berkomitmen untuk tidak menikah. Pada tahun 1865, dia menerbitkan dongeng lengkap Alice's Adventures in Wonderland yang di dalamnya terdapat ilustrasi hasil karya John Tenniel. Pada tahun 1871, sekuel dongeng tersebut diterbitkan dengan judul Berburu Snark (The Hunting of The Snark) dan dia juga menulis puisi panjang berjudul Melalui Cermin (Through the looking-glass).
Lewis Carroll merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara, tujuh perempuan dan tiga laki-laki, pasangan Frances Jane Lutwidge dan Charles Dodgson. Dia dibesarkan dalam keluarga yang menjunjung tinggi nilai moral dan Gereja. Kakek buyutnya merupakan seorang uskup, sedangkan kakeknya adalah kapten tentara yang terbunuh pada tahun 1803 ketika kedua anaknya masih bayi. Ayah Lewis Carroll bekerja mengurus bisnis keluarga dan juga mengerjakan Perintah Kudus. Dia pergi ke Westminster, salah satu dari tujuh sekolah umum yang terkenal di Inggris, dan kemudian melanjutkan ke Oxford. Di sana, dia memperoleh gelar di bidang matematika dan bahasa klasik. Charles Dodgson kemudian bekerja sebagai dosen di Oxford hingga pada tahun 1827, dia menikah dengan sepupunya. Selanjutnya, dia bekerja sebagai pendeta di gereja All Saints, Daresbury.
Lewis Carol memiliki dua orang kakak perempuan bernama Frances Jane (1828-1903) dan Elizabeth Lucy (1830-1916), serta delapan orang adik, yaitu: Caroline Hume (1833-1904), Mary Charlotte (1835-1911), Skeffington Hume (1836-1919), Wilfred Longley (1838-1914), Louisa Fletcher (1840-1930), Margaret Anne Ashley (1841-1915), Henrietta Harington (1843-1922), dan Edwin Heron (1846-1918). Carroll dibaptis pada 11 Juli 1832 di gereja ayahnya. Seperti juga adik dan kakaknya, pendidikan awal Carroll diberikan oleh kedua orang tuanya. Di masa kecilnya, sebagian besar buku yang dibacanya adalah buku keagamaan (religi). Bahkan pada usia tujuh tahun, dia telah membaca Pilgrim's Progress, sebuah alegori Kristen yang penting dalam sastra Inggris. Ayahnya mengetahui bahwa Carroll pandai dalam bidang matematika dan dia ingin anaknya mengikuti jejaknya mempelajari matematika di Oxford hingga akhirnya menjadi pendeta.
Keluarga Dogson menderita kesulitan finansial hingga ayahnya berpindah menjadi pendeta di Croft-on-Tees Yorkshire pada tahun 1843. Di sana, mereka dapat tinggal di lingkungan pastoran yang luas dan indah, namun mereka lebih memilih kehidupan yang sederhana. Pada 1 Agustus 1844, Carroll disekolahkan di Sekolah Richmond dan tinggal di rumah kepala sekolahnya. Sekolah tersebut berjarak 10 mil dari rumahnya sehingga orang tuanya dapat mengunjungi Carroll setiap minggu. Orang tuanya melihat bahwa dia hidup dengan baik dan memperoleh pendidikan matematika terbaik. Pada 27 Januari 1846, Carroll masuk ke Rugby School, sebuah sekolah terkenal yang membuatnya menemukan kesulitan sebagai anak yang pemalu dan sensitif. Di sekolah tersebut, dia menderita karena olokan anak-anak yang lebih tua. Walaupun tidak merasa bahagia, Carroll tetap memperoleh nilai tinggi di sekolahnya dan berhasi menerima banyak hadiah. Pada tahun 1848, dia menderita beberapa penyakit, di antaranya batuk rejan dan gondok. Batuk rejan tersebut merupakan penyakit resisten yang kembali kambuh beberapa kali selama masa hidupnya, sementara gondok telah menyebabkan telinga kanannya menjadi tuli.
Seperti harapan ayahnya, Carroll melanjutkan studi ke Oxford walaupun mengalami beberapa hambatan di awal perkuliahannya. Dia harus kembali ke rumahnya di Croft dan menunggu hingga tempat tinggal untunya tersedia sebelum kuliah dimulai. Pada 24 Januari 1851, dia kembali ke Oxford dan tinggal bersama teman ayahnya, Jacob Ley. Dua hari kemudian, dia kembali ke Croft karena ibunya meninggal tiba-tiba di usia 47 tahun. Semasa kuliahnya, Carroll bekerja keras mengerjakan kegiatan sosial, kebudayaan, dan matematika hingga akhirnya dia memperoleh beasiswa Boulter sebesar 20 pound setiap tahun. Pada tahun 1852, Lewis Carroll kembali menerima beasiswa sebesar 25 pound per tahun setelah mengambil bahasa klasik dan matematika sebagai pelajarannya. Bersamaan dengan itu, Carroll juga berhak tinggal di Christ Church College, namun dia diminta untuk mengambil Perintah Kudus dan tidak menikah.
Pada saat Carroll berusaha memperoleh beasiswa pada tahun seniornya, dia gagal dalam beberapa ujian. Hal ini dikarenakan
kesibukannya dalam kegiatan budaya dan waktu luang yang membuatnya gagal di matematika dan dia akhirnya mengajar beberapa murid. Aktivitas mengajarnya membuat Carroll sibuk dan dia tidak berhasil menerima beasiswa lanjutan. Pada Februari 1855, Carroll juga bekerja sebagai pustakawan di Christ Church. Menjelang akhir hidupnya, Carroll mulai mengalami delusi atau khayalan optik yang tidak biasa. Pada awal Januari 1989, Carroll menderita pilek yang akhirnya berkembang menjadi penyakit pada bagian dada dan dokternya saat itu menyarankan dia untuk beristirahat di tempat tidur.
ingAkibat penyakit tersebut, Lewis Carroll mulai mengalami kesulitan bernapas hingga meninggal pada jam 2.30 sore tanggal 14 Januari 1898 di rumah saudara perempuannya. Dia dimakamkan di pemakaman The Mount, Surrey, Inggris, tempat saudara-saudaranya juga dikuburkan. Di atas batu nisannya tertulis, "Di mana Aku berada, di situ juga pelayan-Ku akan berada (Where I am there shall also my servant be). Orbituarinya dipublikasikan di The Times London pada 15 Januari 1898. Setelah kematiannya, Komunitas Lewis Carroll (Lewis Carroll Society) mulai dibentuk di berbagai negara, termasuk Inggris, Selandia Baru, Amerika Utara, dan Jepang.
Dalam suatu piknik tanggal 4 Juli 1862, Carroll menceritakan sebuah kisah untuk Alice Liddell, teman kecilnya. Dari situlah, cerita Alice di Negeri Ajaib (Alice's Adventures in Wonderland) lahir menjadi dongeng. Aslinya, buku tersebut berjudul Petualangan Bawah Tanah Alice (Alice's Adventure Under Ground) dan Carroll sendiri yang membuat ilustrasi dari terbitan pertamanya. Buku tersebut menceritakan tentang Alice yang tertidur di padang rumput dan masuk ke dalam lubang kelinci. Disana dia bertemu dengan karakter-karakter aneh dan mendapatkan petualangan yang mengesankan. Namun, akhirnya dia menolak dunia mimpi dan kembali terbangun.
Cerita lanjutan dari Alice di Negeri Ajaib adalah Melalui Kaca (Through the Looking Glass) yang dibuat tahun 1871. Di dalam buku ini terdapat puisi yang lebih banyak dikutip dibandingkan buku sebelumnya. Salah satu bab di dalam buku tersebut tidak memiliki ilustrasi karena seniman John Tenniel menolak untuk membuat ilustrasinya. Tenniel, ilustrator pada buku Petualangan Alice di Negeri Ajaib, menganggap bahwa bagian tersebut tidak masuk akal. Pada tahun 1872, bab tersebut dipublikasikan dengan judul The Wasp in a Wig.
Lewis Carroll juga dikenal sebagai seorang penyair atau pembuat puisi. Pada tahun 1855, dia mulai berkontribusi untuk The Comic Times dengan menymbang puisi dan cerita. Editor media tersebut, Edmund Yates, mendirikan The Train di kemudian hari dan dia memilih Carroll untuk menyumbang di majalah barunya. Puisi atau ayat-ayat yang ditulis oleh Carroll terkenal karena tidak masuk akal (non-sense), contoh puisi yang paling dikenal adalah The Hunting of the Snark (1876) and Jabberwocky. Sementara itu, puisi bergaya serius yang ditulis oleh Lewis Carroll telah banyak dilupakan dewasa ini. Novel fantasi dan karya-karya Carroll lainnya terkenal karena inovatif, tidak menggunakan bahasa yang konvensional, dan tidak mengajarkan nilai moral, melainkan menghibur pembaca
No comments:
Post a Comment