Cara Canggih Mengelola Utang
Kata inflasi, inilah momok menakutkan yang 'merampok' uang kita secara diam-diam. Merampok? Tidak, ini bukan istilah hiperbola. Karena faktanya inflasi memang menggerogoti uang kita secara perlahan. Jangan mengira uang tabungan kita di bank bakal aman-aman saja. Gara-gara inflasi, nilai uang kita akan terus tergerus.Semakin tinggi angka inflasi, maka semakin kecil nilai tukar uang kita terhadap suatu harga barang.
Konsultan Investasi dari PT Mitra Rencana Edukasi (MRE), Mike Rini Sutikno, mengatakan selain menghindari inflasi, dengan berinvestasi pemilik uang juga dapat mencapai tujuannya, yaitu melipatgandakan kepemilikan uang dari keuntungan investasinya. Berinvestasi seharusnya dilakukan oleh semua orang. “Karena ini adalah pilihan masuk akal dalam merencanakan keuangan di masa yang akan datang,” ujarnya kepada Republika.
Berinvestasi bukanlah pilihan yang tidak mungkin dilakukan. Semua orang bisa melakukan investasi dengan kemampuan keuangan masing-masing. Mike memaparkan, kebutuhan atau keinginan ekonomi yang terus berkembang memang sulit ditampik, apalagi pemenuhan hasrat ekonomi itu hanya mengandalkan gaji semata. “Maka investasi adalah jalannya. Karena itu saat yang paling tepat berinvestasi adalah ketika memiliki kelebihan uang,” imbuhnya.
Lalu bagaimana bila kita memiliki keterbatasan dana? Mike mengingatkan, tidak selamanya berinvestasi harus menunggu kelebihan uang. Berapapun keuang an yang kita miliki seharusnya dapat digunakan untuk investasi. Karena kunci dalam berinvestasi bukan saja pada jumlah uang, namun pada kedisiplinan, sama seperti menabung.
Namun, apabila uang yang dimiliki ternyata belum cukup untuk melakukan investasi, maka ada baiknya ditabung terlebih dahulu hingga jumlah tersebut cukup untuk diinvestasikan. �gTetapi penting untuk diingat, produk investasi tidak sama dengan tabungan. Sebab menabung bukan untuk mencari keuntungan. Sedangkan investasi bertujuan mencari keuntungan, papar Mike.
Selain kepemilikan uang, keputusan berinvestasi juga harus melihat kondisi ekonomi secara makro. Hal ini karena akan sangat berpengaruh terhadap perubahan tingkat inflasi. Kondisi makro ekonomi yang tidak stabil akan membuat tingkat inflasi tinggi dan meningkatkan tingkat suku bunga. Jika hal itu terjadi maka akan menyulitkan keputusan berinvestasi, tutur Mike.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Menurut pakar perencana keuangan, Safir Senduk, sebelum memutuskan berinvestasi, ada baiknya melihat kemampuan keuangan kita terlebih dahulu. Setelah itu baru melihat seberapa beranikah kita mengambil risiko yang ada.
Menurutnya, terdapat tiga profil utama investor menghadapi risiko investasi, yaitu konservatif, moderat dan agresif. Mengukur kemampuan keuangan dan karakter investor ini penting, untuk menyesuaikan instrumen atau produk investasi yang akan dipilih,'' ujarnya.
Jadi, tunggu apalagi, ayo berinvestasi! (*republika.co.id)
No comments:
Post a Comment