Kejantanan
sudah menjadi modal setiap laki-laki buat menjalani hidup bersama pasangannya.
Kondisi itu memang seharusnya bersifat pribadi. Namun, rasa gengsi sebagai
lelaki pasti langsung tinggi bila kejantanannya disinggung.
AR, remaja
berusia 18 tahun asal Surabaya, contohnya. Dia merasa harga dirinya
diinjak-injak teman tongkrongannya karena kerap diolok-olok 'pemuda tak punya
kejantanan'. Padahal, dia sudah memiliki pacar, NY, siswi SMP berumur 14 tahun.
Rasa gengsi
AR makin hari kian melonjak lantaran kerap diolok masalah kejantanan oleh kawan
nongkrongnya. Dia akhirnya nekat mencabuli pacarnya guna pamer kepada para
teman nongkrongnya bahwa kenjantanannya benar-benar ada.
Dari pamer
kejantanan ke teman itu, bukan cap keren disematkan kepada AR. Dia malah harus
berurusan dengan pihak kepolisian. Orangtua pacarnya melaporkan dia atas kasus
pencabulan.
Kasubbag
Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Lily Djafar menceritakan, AR memang sering
diejek tidak berani 'ngapa-ngapain' kepada sang pacar. "Dari pengakuannya,
tersangka sering diolok-olok temannya kurang jantan," terang Lily di
Mapolrestabes Surabaya, Selasa (26/1) kemarin.
Karena
merasa tertantang, tersangka kemudian menjemput korban di rumahnya. Setelah
itu, AR membawa NY ke sebuah warung kosong di Jalan Darmo, Surabaya.
Niat awalnya
mungkin hanya buat pacaran kayak biasa. Namun, warung kosong itu justru jadi
tempat AR buat eksekusi sang pacar.
NY
sebenarnya sempat menolak ajakan bercinta dari AR. Tetapi, gadis itu tidak
dapat berbuat banyak lantaran diancam dibunuh bila tidak mau merasakan
kejantanan kekasihnya.
"Di
tempat inilah (warung kosong), korban dicabuli tersangka. Awalnya korban
menolak, tapi diancam akan dibunuh. Karena takut, korban pun menuruti ajakan
tersangka," ujarnya,
Setelah
kejadian itu, NY takut pulang ke rumah. Selama enam hari korban tidak berani
pulang. Orangtuanya akhirnya cemas dan melapor ke polisi.
Setelah
dilakukan pencarian, gadis 14 tahun itu ditemukan di rumah temannya. Orantua
akhirnya bertanya-tanya alasan NY kabur. Dari situ, dia mengakui perbuatan
bejat AR.
"Korban
mengaku tidak berani pulang karena baru dicabuli tersangka," papar Lily.
Dari
keterangan korban, polisi lalu menangkap tersangka di rumahnya. AR akan
dikenakan pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014, tentang
perlindungan anak. dengan Dia terancam dihukum 15 tahun penjara.
Bukan hanya
AR dibui lantaran masalah kejantanan. Di Malang, Jawa Timur, juga terjadi
hampir serupa. Namun, kasus ini tergolong aneh.
Sejoli
kekasih Gama Mulya dan AS, pelaku penculikan, pembiusan dan pemerkosaan
terhadap EW telah merencanakan aksinya. Keduanya melakukan perencanaan secara
detail untuk menjemput korbannya sebelum melakukan aksi bejatnya.
EW adalah
perempuan persembahan AS untuk pacarnya, Gama Mulya. AS sudah tidak perawan
saat melakukan hubungan badan, karena itu Gama menuntut dicarikan penggantinya.
Kejadian
bejat keduanya terjadi sekitar awal Agustus 2015 lalu. Lantaran sudah
merencanakan aksi, keduanya langsung menjemput EW. AS dan Gama Mulya datang
menjemput EW di tempat kos menggunakan minibus Daihatsu Grand Max bernomor
polisi N 1138 GZ. Saat menjemput korban posisi AS duduk di baris kedua,
sementara Gama memegang kemudi.
Saat itu EW
langsung diminta duduk di kursi depan dengan alasan AS malas pindah tempat
duduk. Tanpa curiga EW langsung naik.
Setalah
berputar-putar di Kota Malang, mobil kemudian berhenti di Jalan Merbabu, Kota
Malang. Kondisi itu dimanfaatkan AS melakukan penyekapan sekaligus membius dari
belakang. Gama juga ikut membantu memegangi kaki korban.
Korban
kemudian dibawa menuju rumah orangtua Gama Mulya di Perumahan Asrikaton Malang.
Gama sehari-hari tinggal sendirian di rumah itu.
Aksi bejat
dilakukan. Sebagai perempuan persembahan, EW diikat dalam keadaan tidak
sadarkan diri.
Gama
langsung meminum obat kuat sebelum eksekusi. Sayang, efek obat kejantanan tidak
juga beraksi. Alhasil Gama minta bantuan AS agar dirinya ereksi.
Setelah
memuaskan nafsunya, kedua pelaku memakaikan pakaian korban untuk dikembalikan
ke kosnya di Jalan Gajayana Kota Malang. Setelah sadar, korban menemukan
luka-luka tangannya bekas ikatan. EW juga mengaku setengah sadar saat kejadian,
namun tubuhnya lemas tidak mampu bergerak. Dia akhirnya melapor ke polisi atas
kejadian dialaminya.
Anehnya,
dalam hasil visum selaput dara korban tidak robek, tetapi ditemukan banyak
lecet. Diduga pelaku melakukan penetrasi namun tidak sampai berhasil merobek
selaput dara. Gama dan AS akhirnya ditangkap kepolisian.
No comments:
Post a Comment