Monday, December 16, 2013

Asmara sahabatku




Asmara sahabatku

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh...... selamat pagi menjelang shubuh.... salam sejahtera untuk kita semua semoga hari ini, esok atau nanti menjadi hari-hari yang penuh makna dan berkesan untuk kita semua dan menjadi sebuah cerita indah dimasa yang akan datang, masa indah yang akan selalu kita kenang, 

para penggemar sinetron pastilah sudah tidak asing lagi dengan cerita-cerita seputar cinta dan pengorbanan serta halangan dan rintangan untuk memperjuangkan cinta itu  dan pada akhirnya akan berakhir dalam suasana yang bahagia untuk pemeran utama,

berikut adalah cerita yang terjadi pada almarhum teman saya, cinta adalah sesuatu yang amat teramat berharga baginya, dan merupakan sesuatu yang sangat berharga melebihi  dirinya sendiri (untuk menhormati almarhum nama almarhum sengaja saya samarkan)... lets check this one

Alim adalah teman satu kampung, satu sekolah dan juga seumuran dengan saya, dan merupakan dari keluarga yang serba kekurangan, namun alim tetap berusaha keras agar bisa sekolah walaupun semenjak masih SD dia harus berjualan keliling mendorong gerobak dagangan bapaknya untuk mendapatkan uang sekolah,

ketika kami lulus SD saya meneruskan ke MTs  sedangkan teman saya alim sempat tertunda selama 2 tahun untuk melanjutkan sekolah karena terkendala oleh biaya, dan ketika saya naik ke kelas 3 MTs alim baru masuk SMP terbuka.

kesibukan saya di  MTs yang membuat saya dan teman saya alim jarang bertemu, terlebih lagi ketika saya memutuskan untuk mandiri dan berusaha mencari uang sendiri walaupun masih duduk di MTs,

bukan karena keluarga tidak mampu membiayai namun karena saya lebih menikmati uang hasil jerih payah saya sendiri (mau diapain juga duit2 gua, hahahahahaha), sedangkan alim masih sibuk dengan usahanya membantu bapaknya jualan bahkan tidak jarang alim menggantikan bapaknya untuk berjualan menarik gerobak.

Ketika saya duduk dibangku SMA kelas 2, alim pun lulus dari SMP namun tidak melanjutkan sekolah  karena biaya dan orang tuanya tidak sanggup untuk membiayai sekolahnya wal hasil alim pun merantau ke kampung tetangga dan mencari kerja disana sebagai buruh batu bata , rupanya disana alim bertemu dengan seorang gadis, lama mereka saling kenal hingga akhirnya alim dan sigadis itu berpacaran dan hendak melangkah ke jenjang yang lebih serius.

namun ini bukanlah cerita dari sinetron  yang selalu berakhir dengan bahagia setelah menelan berbagai macam pil pahit tantangan dan halangan serta perjuangan untuk mendapatkan cintanya, ini dunia nyata dan tak terikat dengan cerita fiksi dan karangan  ini adalah dunia fana yang mana sebagian besar orang kecil sepertinya tak berhak untuk mendapatkan kebahagiaan mereka, ini adalah dunia nyata yang didalamnya terdapat banyak pelajaran yang tak kita dapatkan dari sekolah manapun bahkan sekolah termahal dan bergengsi sekalipun.

Ketika alim mengutarakan niatnya untuk meminang gadis pujaan hatinya kepada orang tuanya, kedua orang tua alim merasa sangat bahagia dan meyambut baik kabar yang disampaikan anaknya tersebut , namun rupanya hal sebaliknya terjadi dalam keluarga perempuan, kedua orang tua beseta kakak-kakaknya menolak pinangan dari keluarga alim, dengan alasan bahwa anak gadisnya masih kecil , dan sempat merendahkan keluarga alim dengan kata-kata

"kamu menikahi anak saya? mau mebawakan apa? bahkan untuk membeli priuk tembagapun kamu tidak mampu, paling juga bisa membawakan priuk yang sudah usang, terus mau kamu kasih makan apa anak saya nanti?, mending sekarang kalian pulang dan ngaca dulu siapa kalian apakah pantas menjadi besan kami?" kata orang tua perempuan tersebut sambil pergi  dan meninggalkan alim dengan keluarganya, sementara sang gadis hanya bisa menangis dan tak bisa berbuat apa-apa mendengar ucapan orang tuanya yang merendahkan keluarga pacarnya itu.

meskipun tidak mendapatkan restu orang tua mereka berdua tetap nekat berpacaran secara sembunyi-sembunyi,  tanpa diketahui oleh keluarga perempuan, namun siapa sangka ternyata ada orang yang melaporkan kepada keluarga perempuan tersebut dan akhirnya sang perempuanpun dikurung dan tidak boleh keluar, dan lebih parahnya lagi malah akan dijodohkan dengan orang pilihan orang tuanya, sahabat saya alim yang mendengar kabar tersebut mencoba untuk menemui kekasihnya, namun selalu gagal dan selalu diusir dengan hina oleh keluarga perempuan tersebut.

malam itu alim pulang kerumah dengan pikiran kusut dan tak karuan segala perasaan bercampur aduk didalam hati dan otaknya, yang membuat alim tidak tidur semalaman,  sekitar jam 10 siang alim masih tergeletak menatap langit-langit genteng rumahnya, kedua orang tua alim sejak pagi sudah berangkat ke sawah, dan hanya alim dan nenek nya yang sudah tua serta pikun dan kurang pendengaran dirumah itu, dengan perasaan campur aduk alim pun menuju dapur yang beralaskan tanah untuk membuat segelas kopi, dan dibawanya kopi tersebut kedalam bilik kamarnya.

Dengan perasaan sedih, kecewa dan kesal alim mengambil sebuah botol pembasmi serangga cair dan menuangkannya sebanyak sepuluh sendok kedalam kopi, setelah diaduk sebentar, alim pun masih menatap kopi yang sudah dicampur dengan obat pembasmi serangga  pelan tapi pasti tangan kanan alim mengambil gelas tersebut dengan dingin dan tanpa perasaan takut kemudian dia meminum kopi tersebut dan habislah kopi yang tercampur obat serangga tersebut, alim merebahkan diri diatas kasur dipan reotnya dengan pandangan mata masih kosong.

selang beberapa menit mulut alim penuh busa, muka pucat dan tangannya mencengkram kuat sisi-sisi dipan kasurnya, kurang lebih lima menit alim berjuang melawan sakit yang dia buat dan tiba-tiba BRUUUUUKKKKK...... tubuhnya terjatuh ketanah, terkapar dengan nafas tersengal-sengal dan mulut dipenuhi busa bercampur darah, orang tua alim yang baru pulang dari sawah dan kaget mendengar suara dari arah kamar alim membuka gorden penghalang kamar alim, dan terkejut melihat anaknya yang sedang sekarat menjemput maut yang dia buat sendiri

suara jeritan dari rumah alim membuat tetangga berdatangan kerumahnya dan kaget melihat tubuh alim yang sudah membiru dan berbusa, beberapa tetangga langsung mengangkat tubuh alim untuk dibawa ke puskesmas terdekat,  namun sekali lagi ini bukan sinetron, baru saja tubuh alim diangkat dan akan dibawa keluar seketika juga alim sudah tidak bernafas, tangisan terdengar jelas dan histeris dari ibu alim yang melihat anaknya mati dengan keadaan seperti itu.

menurut pacarnya ketika malam setelah kematian alim, alim datang ke kamarnya dan hanya tersenyum tanpa bicara sedikitpun walaupun sudah diajak bicara oleh pacarnya dan ketika hendak dipeluk tubuh alim hilang tanpa bekas, saya yang memang tidak bisa datang pada acara tahlilan acim hanya bisa mengirimkan doa kepada sahabat dari kecil saya.

malam itu ketika saya pulang kerumah saya melihat sosok bayangan seperti tubuh teman saya sedang duduk dikursi depan rumah saya, ketika saya mendekat ternyata benar tubuh itu adalah teman saya, namun tubuh itu tiba-tiba hilang, saya pun masuk kerumah dan menuju kamar ternyata alim sudah berada di kamar sedang berdiri disamping meja,  dengan wajah pucat dan pandangan kosong namun terarah tepat kepada saya yang berdiri didekat pintu kamar.

"Mal sebaiknya kau jangan seperti aku dan jangan menyia-nyiakan hidupmu,  dan jika kelak kamu mencari pendamping hidup maka carilah yang bisa menerima kamu dan keluarga kamu apa adanya, serta menghargai dan menghormati kamu bukan karena harta dan tahta, ingatlah mal, mungkin sekarang cintaku tak sampai namun kuharap kamu tidak mengambil jalan seperti aku". tubuh alim pun seperti debu tertiup angin perlahan hilang dan lenyap dari pandangan saya.

"Semoga kamu tenang disana, dan semoga dosa-dosa kamu diampuni serta mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya". lirih sekali saya berucap dan menahan sedih karena belum sempat mendoakan dan datang kerumahnya

No comments:

Post a Comment