Friday, January 8, 2016

4 Kebenaran Tentang Barbarossa Bajak Laut Muslim yang Ceritanya Diplintir oleh Barat



Menyebut nama Barbarossa, mungkin yang ada dalam pikiran kita adalah karakter bajak laut jahat yang namanya sudah melegenda itu. Kejam, bengis, tidak berperasaan, begitulah karakter sang perompak ini dikenal dunia. Penggambaran sosok Barbarossa yang kejam makin diperjelas dengan film hits Pirates of Carribean. Alhasil, doktrin Barbarossa yang keji pun makin melekat di ingatan semua orang.

Barbarossa memang sejatinya ada dan bukanlah tokoh fiktif yang sering dipercaya banyak orang. Namun, ia bukanlah sosok yang bengis dan kejam, namun justru sangat heroik dan jauh dari sifat-sifat tercela. Eksistensi Barbarossa sendiri sangatlah penting bagi perkembangan dunia Islam. Ya, karena ia adalah seorang Muslim. Soal kejam dan tidak berperasaan, hal ini hanya tuduhan saja. Namun, tentang pamornya yang mendunia dan bikin bangsa barat ketakutan itu memang benar.

Sejarah yang ada menceritakan kisah Barbarossa yang berkebalikan dengan apa yang kita baca atau lihat di film sekarang ini. Entah apa alasannya, namun ada indikasi kalau barat seperti ingin mengubah cerita sejarah dengan memelintir kisah sang pelaut jenius ini.

1. Awal Mula Kemunculan Barbarossa
Barbarossa yang kita kenal sekarang adalah nama untuk seorang saja, padahal aslinya Barbarossa adalah nama dua orang bersaudara, Aruj dan Khairuddin. Nama Barbarossa yang berarti Jenggot Merah, adalah julukan yang diberikan oleh bangsa Eropa karena penampilan Aruj dan Khairuddin yang memang punya jenggot lebat berwarna merah.

Awal mulanya, dua bersaudara ini hanyalah pemuda biasa yang hidup sederhana. Namun, ada satu momen di mana hal tersebut mengubah jalan hidup mereka selamanya. Suatu ketika, Aruj dan Khairudin serta adiknya melakukan sebuah perjalanan dagang. Namun, di tengah jalan kapal mereka dirusak parah oleh kapal militer Spanyol. Adik Aruj dan Khairudin meninggal saat tragedi itu. Hal ini membuat keduanya marah besar dan akhirnya dendam.
Keduanya bersaudara ini memutuskan untuk menjadi perompak dengan menghancurkan setiap kapal orang Spanyol, baik untuk dagang maupun militer. Aksi ini berlangsung cukup lama, dan akhirnya tersebarlah nama Barbarossa Brother seantero Eropa yang begitu ditakuti dan disegani.

2. Balas Dendam Menjadi Perjuangan Jihad
Di momen yang sama saat nama Barbarossa bersaudara menghantui kapal-kapal Eropa, Islam di Andalusia, Spanyol mengalami keterpurukan. Jutaan Muslim dibantai sedangkan sisanya mengalami penyiksaan berat. Keadaan begitu genting saat itu dan kemudian terdengar oleh Sultan dari Dinasti Turki Ustmani, jika di lautan tengah ada dua bersaudara Muslim yang namanya sangat menakutkan bagi bangsa Eropa.

Singkat cerita, Barbarossa bersaudara mendapatkan kepercayaan Sultan untuk menjalankan misi penyelamatan para Muslim di Andalusia. Dua bersaudara Barbarossa pun menerima perintah ini dan mereka sukses besar. Dengan berbekal pengalaman kelautan dan tempur handal, keduanya bolak balik berhasil menyelamatkan sedikit demi sedikit para Muslim. Hingga pada akhirnya Barbarossa bersaudara diserahi tampuk kepemimpinan pasukan Elit Janissary.

3. Kejayaan Militer Laut Turki Ustmani dan Kematian Aruj

Di tangan Barbarossa bersaudara kesultanan Turki menjadi salah satu bangsa dengan kekuatan militer laut paling menakutkan. Banyak misi-misi yang berhasil dilakukan. Misalnya penguasaan beberapa daerah yang dikuasai oleh orang-orang Eropa dan Pasukan Salib. Salah satunya daerah-daerah di utara Afrika yang strategis itu.

Sudah puluhan bahkan ratusan kali pertempuran laut terjadi antara Turki Ustmani dan Eropa, namun mayoritas dimenangkan oleh Barbarossa bersaudara. Namun, ada satu momen di mana ini jadi pulukan terberat bagi Khairudin Barbarossa. Hal ini tak lain adalah kematian saudara sejiwanya Aruj dalam sebuah pertempuran melawan bangsa Eropa.

Kejadian ini menjadi pembakar semangat Khairudin untuk bisa berjuang lebih maksimal lagi. Hasilnya pun luar biasa. Sepenuhnya laut tengah dan Afrika utara dikuasainya. Tak ada satu pun kapal bangsa Eropa yang berani melewati wilayah Khairudin, kecuali mereka bersedia membayar jizyah atau pajak. Makin jumawa kekuatan kelautan pasukan elit ini di tangan Barbarossa, yang kali ini telah sendiri.

4. Pertempuran Melawan Andrea Doria, Pelaut Kebanggaan Eropa
Perjuangan paling Heroik dari Barbarossa atau Khairudin, adalah ketika ia dihadapkan dengan Andrea Doria. Pria ini dikenal sebagai pentolannya militer bangsa Eropa yang namanya begitu mashyur karena pengalamannya yang sudah sangat banyak. Andrea Doria dipilih karena sudah tidak ada yang sanggup melawan Barbarossa.

Pertempuran menegangkan ini terjadi di sekitar tahun 1538 di mana kondisi kedua pihak sangatlah timpang. Doria memimpin ratusan kapal perang Galleon yang melegenda itu, ditambah dengan pasukan tempur yang jumlahnya ratusan ribu. Barbarossa, ia hanya memiliki sepertiga dari kekuatan musuh baik kapal maupun pasukan. Meskipun demikian, hal tersebut tak membuat Barbarossa merasa takut atau pun mundur.

Pertempuran berjalan alot namun aura kemenangan sudah bisa dirasakan pihak Barbarossa. Hanya sekitar 5 jam pertarungan, Khairudin dan pasukan Janissary-nya berhasil menggempur Andrea Doria untuk mundur. Sekali lagi, nama Barbarossa makin jumawa di lautan. Sedangkan Doria sudah tidak berani mengangkat muka lagi karena si kebanggaan Eropa ini sudah kalah.

Begitulah kisah yang tertulis dalam sejarah tentang Barbarossa, sang kapten Muslim yang namanya sangat ditakuti oleh Eropa. Bangsa-bangsa barat kemudian hari memelintir cerita aslinya sehingga menunjukkan sifat Barbarossa yang berkebalikan dengan aslinya. Barbarossa sendiri tak tewas seperti yang diceritakan oleh mereka, ia menghembuskan nafas terakhirnya di usia 68 tahun dengan sangat tenang di kamar pribadinya.


Tahukah Anda, Siapa itu Dracula? Sang Pembantai

Zombie adalah Pahlawan Islam

5 Bangsa Kuno ini Dikenal Dengan Kebiasaan Maksiatnya yang Gila





Banyak orang berkata jika zaman kita hidup sekarang ini adalah masa menjelang kiamat. Dan diceritakan hampir di semua agama, kiamat hanya akan terjadi jika orang-orang yang tersisa rusak semua moralnya. Maka jika dikaitkan dengan definisi kiamat tersebut, saat ini moral masyarakat setengah rusak dan setengah baik. Karena tak mungkin tiba-tiba semua orang jadi rusak ahlaknya dan kemudian kiamat terjadi, pasti ada semacam fase-fase penurunan moral, dan sekarang ini mungkin hal tersebut tengah terjadi.

Meskipun demikian, rentang kiamat sendiri sepertinya masih cukup jauh. Pasalnya, rusaknya moral bukanlah hal yang baru-baru ini terjadi. Jika kita mundur beberapa abad silam bahkan sebelum masehi, sudah banyak bangsa atau kaum yang mempraktikkan kebejatan. Menurut riwayat mereka, melakukan hal-hal paling gila yang tidak pernah dilakukan oleh manusia di zaman mana pun.

Meskipun tak mengalami kiamat, tapi beberapa kaum doyan maksiat tersebut berakhir tragis lewat kematian paling mengerikan. Berikut adalah bangsa-bangsa kuno yang dikenal punya kebiasaan suka melakukan kemaksiatan yang gila.


1. Pompeii

Kita mungkin tak pernah membayangkan, jika ada sebuah tempat di mana setiap orang bebas melakukan hubungan badan di mana saja bahkan di jalan-jalan. Tempat gila seperti ini ternyata ada, namanya adalah kota Pompeii. Terletak di Italia, kota ini memang gila dalam hal-hal seperti itu. Di sini, setiap orang bebas melakukan kemaksiatan dengan siapa pun kapan pun. Bahkan, hampir setiap bangunan di sini dipakai sebagai rumah bordir.

Pompeii di masa lalu memang benar-benar maju. Sistem tata kotanya jenius dan rakyatnya sangat makmur. Kota ini adalah sumber kesenangan dan juga tujuan wisata orang-orang kaya, dalam hal ini untuk menyalurkan hasrat gila mereka. Hingga akhirnya pada suatu siang, gunung Vesuvius yang ada di utara Pompeii mengalami erupsi dahsyat. Tak ada yang menyadari hal ini dan semua orang masih sibuk melakukan aktivitas gila mereka. Orang-orang Pompeii baru sadar ketika lava sudah ada di depan pintu rumah mereka.
Terlambat untuk menyadari bencana, orang Pompeii pun tak sempat melarikan diri. Hasilnya, adalah patung-patung manusia yang hingga kini masih ada itu. Sangat jelas wajah mayat-mayat terawetkan ini menunjukkan raut muka yang ketakutan luar biasa.


2. Romawi, Seorang Pria Mengencani Wanita Sekota

Orang-orang Romawi kuno juga dikenal dengan kebiasaan maksiatnya yang lumayan gila. Dulu, para lelaki Roma seolah punya surat izin khusus untuk mengencani semua wanita sekota. Ya, wanita bangsa Romawi memang kalah superior dan dianggap rendah, sehingga mereka tak punya pilihan selain menerima keadaan.

Masa Romawi kuno juga terdapat banyak rumah bordir yang tumbuh dan menghilang. Romawi benar-benar tempat untuk memuaskan hasrat seperti ini. Bahkan jika masih belum puas, pria Romawi yang memiliki budak wanita juga bisa melampiaskan keinginannya. Begitu bebas, begitu tidak terkendali. Bahkan di sana ada adat ekstrem di mana para lelaki yang baru menikah, justru melewatkan malam pertama dengan wanita lain. Hal ini menunjukkan simbol superioritas tadi, bahkan para wanita tak bisa melawan, ketika suami mereka melewatkan momen pertama dan paling penting dengan wanita lain.


3. Sodom dan Gomora

Sudah banyak cerita-cerita tentang betapa amoralnya dua bangsa ini. Tertulis dalam Al-Qur’an maupun Alkitab tentang kisah keduanya, di mana pada akhirnya Tuhan menghukum mereka atas apa yang dilakukannya. Sodom dan Gomora dulu tinggal berdekatan dengan laut mati. Kedua bangsa ini dikenal berkecukupan dan bahkan bisa dibilang makmur. Namun, keduanya sepertinya lupa untuk beribadah dan bersyukur kepada Tuhan hingga akhirnya bencana pun menghantam mereka.

Orang-orang Sodom dan Gomora terkenal dengan perilaku mereka yang menyimpang. Para laki-lakinya tidak mau menikah dengan wanita dan sebaliknya. Bahkan hubungan sesama jenis tersebut sudah bukan hal yang tabu lagi, orang-orang malah melakukannya di tempat-tempat terbuka. Mitosnya, ketika ada tamu pendatang yang tampan datang, maka ia akan jadi rebutan para pria untuk diajak berhubungan, dan begitu sebaliknya.
Hingga pada akhirnya sepertinya Tuhan sudah muak dengan dosa-dosa kedua bangsa ini. Gempa besar pun ditimpakan kepada mereka dan seketika Sodom dan Gomora pun hilang dari peta dunia. Kini kisah tersebut tertuang dalam istilah Sodomi yang berasal dari kata Sodom.

4. Mesir Kuno

Bangsa Mesir kuno juga terkenal akan kebiasaan maksiatnya yang menggila dan tak bermoral. Mereka memang tidak melakukan hubungan badan di jalan-jalan dan mendirikan banyak rumah bordir, namun orang-orang Mesir dulu sudah terbiasa melakukan hubungan dengan saudaranya. Ibu dengan anak, saudara dengan saudara yang lain dan sebagainya. Bahkan dikatakan jika tatanan kekeluargaan orang Mesir sangat kacau. Ya, seorang ibu posisinya bisa menjadi saudara, anak, atau bahkan istri.

Sistem seperti ini juga dicontohkan oleh keluarga kerajaan. Dulu, sudah sangat biasa seorang raja menikah dengan adik kandungnya sendiri. Hal ini dimaksudkan agar keluarga bangsawan tetap punya keturunan spesial dari keluarga kerajaan.


5. India Kuno

Meskipun jarang dikaitkan dengan perilaku suka bermaksiat, namun sejatinya India kuno memang melakukan hal-hal tersebut. Bukti paling nyata adalah dibuatnya buku Kamasutra beberapa tahun sebelum masehi. Hal ini jadi bukti jika berhubungan badan adalah hal yang sudah diajarkan secara gamblang dan umum. Mungkin anak-anak India dulu juga mempelajari ini.

Bukti yang lain adalah pahatan-pahatan erotis di banyak candi di sana. Pahatan-pahatan tersebut menunjukkan hal yang sangat mencengangkan, di mana banyak orang melakukan aksi berhubungan badan beramai-ramai, bahkan dengan binatang. Pahatan di candi seperti ini biasanya adalah representasi apa yang jadi kebiasaan penduduk kala itu. Lalu jika demikian, kita sekarang tahu betapa parahnya kelakuan mereka ketika itu.


Kata orang bijak, sejarah akan selalu berulang-ulang. Hanya sedikit beda dalam beberapa hal saja. Soal perilaku maksiat gila ini sekarang sudah mulai marak terjadi, tak perlu disebutkan contohnya karena kita sudah tahu pasti. Belajar dari masa lalu, bangsa-bangsa gila dosa itu ada yang dihancurkan dengan sangat parah. Sodom, Gomorah, Pompeii, harusnya ini jadi contoh bagi kita agar tidak mengulangi kesalahan yang mereka buat dan mendatangkan kemurkaan.