Tuesday, June 30, 2015

Ummu Waraqah bintu Naufal

Sebenarnya dia bernama Ummu Waraqah bintu Abdillah bin al-Harits bin ‘Uwaimir bin Naufal al-Anshariyah. Namun, dia lebih dikenal dengan nama Ummu Waraqah bintu Naufal , nisbah kepada kakek buyutnya.
Dia seorang wanita yang begitu berharap mendapat kemuliaan di negeri akhirat. Saat kaum muslimin bersiap untuk Perang Badar, Ummu Waraqah memohon izin kepada Rasulullah SAW untuk turut dalam peperangan. “Wahai Rasulullah, izinkan saya pergi bersama kalian, agar saya bisa merawat orang yang sakit dan mengobati yang terluka. Mudah-mudahan dengan itu Allah SWT menganugerahiku mati syahid,” pintanya.
“Tinggallah di rumahmu! Sungguh Allah akan menganugerahimu mati syahid di rumahmu,” jawab Rasulullah SAW .
Ummu Waraqah pun taat dengan titah Rasulullah SAW . Waktu terus bergulir. Tiba masa kaum muslimin diperintah oleh Amirul Mukminin, Umar ibnul Khaththab . Waktu itu, Ummu Waraqah seperti biasa, selalu shalat mengimami anggota keluarganya.
Namun suatu malam, tak terdengar bacaan Qur’annya dalam shalat. Oleh karena itu, paginya Amirul Mukminin berkomentar keheranan, “Demi Allah, semalam aku tak mendengar bacaan bibiku, Ummu Waraqah.”
Amirul Mukminin tak tinggal diam. Beliau segera mencari tahu keadaan Ummu Waraqah. Dimasukinya rumah Ummu Waraqah, tapi tak seorang pun tampak di situ. Amirul Mukminin terus melangkah menuju kamar. Di salah satu sisi kamar, jasad Ummu Waraqah terbujur kaku bertutupkan selimutnya. Sementara budak laki-laki dan budak perempuan milik Ummu Waraqah yang tinggal bersama beliau di rumah tersebut tak lagi tampak batang hidungnya.
Ternyata, malam itu Ummu Waraqah dibunuh oleh sepasang budak miliknya dengan menutupkan kain selimut, hingga Ummu Waraqah mengembuskan napas yang terakhir.
Padahal Ummu Waraqah selalu mendidik mereka berdua dan berlaku baik kepada keduanya. Hanya karena tidak sabar ingin segera mereguk napas kebebasan sebagaimana dijanjikan oleh sang tuan jika ia telah meninggal dunia, mereka pun tega berbuat demikian kepada wanita salehah ini. Setelah membunuh Ummu Waraqah, dua budak itu kabur.
Mengetahui kejadian tersebut, Amirul Mukminin mengatakan, “Telah benar Allah dan Rasul-Nya!” Beliau segera mengumumkan di hadapan manusia, “Sesungguhnya Ummu Waraqah telah dibunuh oleh dua budaknya. Sekarang mereka berdua kabur. Barang siapa melihat mereka, harus membawa mereka kemari!”
Kedua budak yang berkhianat dan melakukan perusakan di muka bumi dengan membunuh itu berhasil ditangkap. Mereka dihadapkan kepada Amirul Mukminin. Beliau pun menanyai mereka, dan mereka berdua mengakui perbuatannya.
Amirul Mukminin memutuskan agar dua budak ini disalib. Merekalah orang pertama yang disalib di negeri Madinah. Ummu Waraqah, semoga Allah SWT meridhainya…
Sumber Bacaan: – al-Ishabah, al-Hafizh Ibnu Hajar al-’Asqalani (8/489—490) – al-Isti’ab, al-Imam Ibnu ‘Abdil Barr (2/601—602)

Apa Hukum Puasa Perempuan Yang Tidak Berjilbab



Melalui syari’at yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam, Allah Subhanahu Wata’ala mewajibkan kaum perempuan untuk menutup seluruh lekuk dan badannya kecuali kedua telapak tangan dan wajah.
Akan tetapi terkadang timbul di dalam benak kita mengenai pertanyaan apakah hukum puasanya kaum perempuan yang tidak menutup aurat mereka? mantan Mufti Syeikh Ali Jum’ah beserta Lembaga Fatwa Mesir “Darul ifta” pernah membahas persoalan ini beberapa tahun yang lalu
Berikut sepenggalan arsip jawaban mantan mufti Mesir dan Darul ifta mengenai hukum puasa perempuan yang tidak berjilbab?
Pakaian yang menutup aurat adalah wajib hukumnya baik kaum laki-laki ataupun perempuan sesuai dengan syariat yang telah diturunkan Allah Subhanahu Wata’ala kepada Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam, yaitu tidak menampakan lekuk tubuh sehingga dapat mengundang syahwat.
Di dalam Islam Allah telah menegaskan bahwa suatu kewajiban tidak akan terpisah dari kewajiban lainnya, seperti orang yang berpuasa tidak akan pernah dibenarkan sama sekali untuk meninggalkan shalat, dan mereka yang shalat dan berpuasa tidak dibenarkan sama sekali untuk tidak memakai pakaian yang sesuai dengan syariat.
Muslimah yang baik adalah mereka yang mendirikan shalat wajib dan berpuasa di bulan suci Ramadhan serta menjaga auratnya. Sedangkan mereka yang tetap mendirikan shalat dan berpuasa tetapi tidak mengenakan jilbab, hanya Allah sendiri yang tahu dan bagaimana mengganjar hamba tersebut.
Akan tetapi janganlah berkecil hati karena kita selalu diperintahkan untuk selalu berhusnudzhon kepada Allah bahwa perbuatan baik kita akan dapat menghapus dosa-dosa kita, dengan syarat membuka lembaran baru dan bertobat nasuha atas segala yang telah dilakukan sebelumnya.
Oleh karena itu bagi kaum Muslimah yang belum menyempurnakan kewajibannya, hendaklah momen bulan Ramadhan menjadi titik tolak untuk selalu menyempurnakan kewajiban-kewajiban yang sebelumnya ditinggalkan. (Almasryalyoum/Ram)

Sumber : Eramuslim

Apa Hukumnya Berhijab Hanya Di Bulan Ramadhan Saja ???



 Pertanyaan hukum memakai jilbab di bulan Ramadhan saja? Banyak menjadi selanjutnya yang diajukan kepada lembaga fatwa Mesir “Darrul Ifta”.
Jawaban: Seorang wanita Muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala harus mematuhi perintah berhijab sesuai dengan Syar’ibaik di bulan Ramadhan ataupun bulan-bulan lainnya.
Bulan Ramadhan adalah bulan pendidikan dan pertobatan bagi setiap Muslim dan Muslimat, dimana hasil pendidikan di madrasah bernama Ramadhan selama 1 bulan penuh akan dapat kita liat hasilnya pada 11 bulan berikutnya.
Oleh karena itu hendaknya seorang Muslimah yang taat dan komitmen untuk terus berbuat kebajikan dalam bulan Ramadhan, maka wajib pula melaksanakan kebaikan dan kebajikan tersebut diluar bulan Ramadhan.
Dan dengan berusaha untuk selalu komitmen dalam ketaqwaan, semoga Allah menjadikan akhir hidup kita dengan husnul Khotimah. (Almasryalyoum/Ram) - Eramuslim 

Apa Hukum Mempercantik Diri di Bulan Ramadhan ?



 Hukum menggunakan kosmetik kecantikan untuk mengundang ketertarikan kaum pria pada bulan Ramadhan masih menjadi perdebatan nyata dikalangan ulama hingga saat ini, dari yang menyatakan bahwa hal tersebut akan membatalkan puasa sampai ada sebagian lainnya berpendapat hanya akan mengurangi pahala puasa.
Akan tetapi apakah hukum sebenarnya menggunakan menggunakan kosmetik kecantikan pada bulan Ramadhan untuk menarik perhatian?
Dr. Shawki Abdel-Latif, Wakil pertama Menteri Wakaf Mesir, menyatakan bahwa penggunaan kosmetik kecantikan oleh kalangan perempuan di bulan puasa tidak membatalkan puasa mereka, akan tetapi akan mengurangi pahala puasa.
Dr. Shawki melanjutkan, “Puasa dalam arti sebenarnya adalah menahan nafsu perut dan syahwat selain menahan rasa amarah. Tidak akan membatalkan puasa mereka yang tidak memasukan sesuatu ke dalam mulut ataupun lubang kemaluan (Qubul dan Dubur).”
“Bulan Ramadhan adalah bulan yang agung, hendaklah setiap Muslimah menjauhkan diri dari hal-hal kecil yang dapat menimbulkan syahwat di kala puasa, dan berfokus hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah semata,” ujar Dr. Shawki. (Dostor/Ram)
Sumber : Eramuslim

Berdoa Tidak Dikabul, Tidak Takwa?



ALLAH sangat menginginkan hamba-Nya meminta kepada-Nya dengan kesungguhan dan ketulusan hatinya. Menengadahkan kedua telapak tangannya seraya memohon dengan penuh pengharapan. Tentu, hal seperti ini sering kita lakukan. Tetapi, terkadang sering pula doa yang kita panjatkan itu tidak dikabulkan. Apakah itu pertanda bahwa kita tidak bertakwa dan tidak shaleh?
Allah SWT menghendaki agar manusia mengucap, “Ya Allah… Ya Rabbi… Ya Tuhanku,” supaya manusia memperoleh pahala. Ucapan itu hendaknya lahir dari hati yang ikhlas dan dengan sukarela.
Mungkin seseorang memohon sesuatu yang menurutnya baik, tetapi menurut Allah akan mendatangkan keburukan bagi dirinya. Manusia memohon kekayaan. Kalau ia diberi, dapat merusak dirinya, dan menjauhkannya dari Allah. Kekayaan yang diberi malah dipakai untuk melanggar ketentuan-ketentuan-Nya.
Allah berkeinginan menjaga dan melindungi hamba-hamba-Nya, memberi karunia pahala akhirat dan kebahagiaan surga.
Suatu ketika, seseorang menyesal karena gagal bepergian. Ternyata gagalnya membawa hikmah. Sebab, jika ia tetap pergi juga, dapat membawa malapetaka, kendaraan yang ditumpangi mendapat kecelakaan.

Allah SWT berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik kepadamu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui,” (QS. Al-Baqarah: 216).
Pada umumnya manusia melihat dunia dari lahiriahnya saja, tidak sampai pada hakikatnya. Manusia lupa akan kewajiban-kewajiban dalam menuntut haknya (memohon dalam berdoa).
Bagaimana kewajiban harus dipenuhi oleh manusia dalam berdoa. Sebagaimana yang dijelaskan Allah ketika para nabi memohon doa kepada-Nya dan doa-doa itu dikabulkan Allah. Allah SWT berfirman, “Bahwasanya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada kami,” (QS. Al-Anbiya: 90).
Doa para nabi dikabulkan Allah, karena nabi selalu menyandang tiga sifat sebagai syarat dikabulkan doanya, yakni:
1. Selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan baik.
2. Berdoa dengan (perasaan) harap dan cemas. Berharap agar doanya dapat terkabul dan cemas kalau doanya tidak dikabulkan.
3. Selalu khusyuk, tunduk dan patuh kepada Allah. []


Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani

Bagaimana Hukum Puasa bagi Orang tua yang Sakit-sakitan?



TANYA: Bagaimana hukum puasa bagi orang tua yang sakit-sakitan?
Jawab: bagi orang yang tidak mampu berpuasa, maka Islam tidak memaksakannya untuk berpuasa. Allah SWT berfirman:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al Baqarah: 286)

Jika orang tua yang sakit ada kemungkinan sembuh dari penyakitnya, maka dia wajib meng-qodho ketika sembuh. Tetapi kalau penyakitnya sulit disembuhkan, maka dikenakan fidyah memberi makan kepada fakir miskin sebanyak puasa yang ditinggalkannya, sesuai ayat:
“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.” (QS Al-Baqarah : 184). []

Kisah Gay Yang Tobat



sharia.co.id – Dari balik jendela lantai dua gedung kayu, kami, segerombol penghuni sekre Aksara Salman ITB berebut mengintip ke bawah. Wow, ustad “g” itu menuju ke sini! Ke tempat dimana kami berada! Betapa kami dibanjiri kepenasaranan yang geli!
Selintas, hitamnya peci yang ia pakai, berbarengan dengan rambut gondrong terkucir rasa-rasanya tak terlalu bikin merinding. Namun, embel-embel “g” yang telah diwara-wirikan sebelumnya itulah yang membuat diri ini lumayan bergidik sekaligus antusias.
Bincang Kamis Aksara, kali ini (15/3) menghadirkan seorang gay yang uniknya kini dikenal sebagai seorang ustad. Zemarei Bakhin. Dengan nama itu ia dikenal luas. Sudah satu buku yang ia terlurkan. Buku tersebut didasari murni dari pengalaman pribadinya, Tuhan Tak Pernah Iseng.
“Mulai kelas 5 SD, saya baru menyadari kalau ada yang lain dari saya sebagai seorang lelaki. Waktu kecil, sewaktu beli kertas HVS, saya dikatakan centil karena suara saya. Padahal suara saya ya biasa saja, tidak dimanipulasi” ujar Rei, panggilan akrabnya, memulai sharing BiKa sore itu.
Walau tidak bersuara nge-bass a la pria macho, bagi saya, Rei tak kemayu-kemayu amat. Kala bertutur, ia tidak menggunakan kata “aku” sebagai kata ganti orang pertama. Tangannya pun tak melambai-lambai. Namun, ia tetap mengaku sebagai seorang yang kemayu jika dibandingkan dengan pria normal.
Lain di kini, lain di lampau. Semasa SD periode akhir, dirinya tak pernah berontak biar dikatai sangat mirip perempuan dari berbagai sisi. Namun, semenjak SMP, Rei mulai risih menghadapi dua himpitan yang menerjang dirinya. Satu: olok-olokan teman-teman sebayanya, dua: gejolak batin dalam dirinya.
“Teman-teman dan keluarga tak mendukung. Saya tidak merasa diperhatikan.”
Lantaran merasa tidak dimengerti, letupan emosi akhirnya mengalahkan kesadaran Rei remaja. Rei paham betul, homoseksual merupakan perbuatan yang dilarang oleh agamanya, Islam. Namun apa daya, bujuk rayu pria gagah tersebut tak mampu ia elakkan.
“Tiba-tiba muncul seorang pria yang mencurahkan perhatian lebih pada saya,” kenang Rei.
Walau tidak kemayu seperti Rei, pria tersebut berani mengaku kalau ia ada hati dengannya sejak lama. Mereka pun berpacaran.
“Masih remaja, masih sebatas first kiss, pegangan tangan…namun jika dipikir-pikir sekarang…saya merasa bingung, bagaimana cara menghapus dosa tersebut?” keluh Rei.
Rei kemudian bilang, mungkin Tuhan masih sayang padanya. Tuhan memisahkan Rei dan pasangannya lewat malapetaka tragis. Ketika keduanya sedang asyik berjalan-jalan mengendarai sepeda motor, kecelakaan lalu lintas terjadi. Rei selamat. Namun, tidak demikian dengan sang kekasih. Nyawanya terenggut dalam peristiwa naas tersebut.
“Di film-film India, ketika tokohnya kehilangan kekasihnya, biasanya kan suka marah-marah ke dewa. Nah, kalau saya dulu datengin Masjid lalu marah-marah ke Allah,” aku Rei.
Walaupun masih memiliki ketertarikan pada sesama jenis, sejak kecelakaan tersebut Rei mengklaim tidak pernah punya hubungan istimewa dengan lelaki. Surat-surat bernada cinta dari sejumlah pria tak pernah ia gubris. Namun, itu bukan karena Rei insyaf. Ia masih marah dengan Tuhan. Hanya saja, entah mengapa sisi yang menganggap perbuatan homoseksual merupakan sebuah kehinaan, selalu mendominasinya.
“Sewaktu saya kerja di pelayaran dan perhotelan selepas SMA, godaan untuk terjerumus dalam dunia gay makin banyak. Saya pernah diajak ikut pesta gay di kapal pesiar, saya pernah diajak main sama oom-oom hotel… entah kenapa diri ini tidak meladeni godaan tersebut…”
Puncak kegundahan Rei tiba pada usia di sekitar dua puluh satu. Bak disambar gledek Rei tiba-tiba sholat tahajud. Dalam doa sehabis shalatnya, Rei tidak ingin kesembuhan. Ia minta diberi petunjuk, bagaimana ia harus bertindak.

Sedari itu, ia berupaya memanajemen hasrat seksualnya kepada sesama jenis. Pada perempuan, ia berusaha untuk menumbuhkan rasa suka. Usaha itu berbuah manis ketika dirinya naksir pertama kali pada seorang perempuan.
“Selama dua puluh lima tahun, baru pertama kali saya naksir perempuan. Pulang ke rumah kok ingat terus,” kenangnya.
Akhirnya, ia memantapkan diri untuk melamar sang perempuan. Pernikahan pun jadi dilangsungkan. Walaupun begitu, hasratnya pada pria tak bisa hilang. Setahun pernikahan berjalan, subuh-subuh adalah tibanya bagi Rei untuk melakukan pengakuan pada sang istri. Bahwa dirinya adalah seorang gay.

“Istri kaget luar biasa. Tiga hari ia merenung. Akhirnya ia menerima saya dan bilang ‘Saya terima Akang apa adanya, kalau memang Akang memang seperti itu, yuk saya bantu untuk tidak seperti itu. Toh saya nikah sama Akang bukan mencari kepuasan duniawai saja. Saya ingin ada yang bareng-bareng menemani saya ke surga.’” cerita Rei mantap.
Sang istri walau tak dilayani secara normal oleh sang suami, begitu Rei mengaku, namun tak pernah mengeluhlah ia. Dihina-dina oleh orang pun, istri anteng-anteng saja. Kasih sayang sang istri yang mematri dalam jiwanya pun perlahan merubah apa yang sering ada pikiran Rei.
“Dahulu, waktu masih muda, ketika sendiri di kamar saya selalu berpikir, mengapa saya harus seperti ini? Sekarang saya berpikir, bagaimana cara nyari duit buat anak-anak saya ya… bagaimana caranya memuaskan istri nanti malam ya…” tutur Rei.
Bagaimana kelanjutan pergumulan batin Rei setelahnya? Jadi sembuhkah ia? Tidak. Pada hadirin BiKa, Rei mengaku bahwa dirinya masih gay. Persis seperti yang dikutip dalam MajalahPercikan Iman edisi Maret 2012, ia berujar.
“Ketika ditanya apakah saya suka sama laki-laki yang ganteng atau apakah saya mau bercinta dengan laki-laki, saya akan jawab ya. Tapi, saya nggak berani dan saya tidak boleh melakukan itu. Itu saja. Hidup ini kan belajar. Makanya, saya belajar untuk taat walaupun berat.
“Malah, sampai saat ini saya makin tahu dan sadar bahwa tidak ada cinta sejati dan sehidup semati dalam hubungan asmara sesama jenis. Sifat kaum gay itu mudah bosan. Kalau ada gay yang bilang mencintai sampai mati, itu sebenarnya bohong. Semua itu cuman dorongan sesaat,” tuturnya.
Rei mewanti-wanti, bahwa ibadah shalat, mengaji Alquran, tak kuasa menghapus homoseksualitasnya. Menurutnya, yang terpenting adalah persoalan bagaimana kecenderungan itu bisa dikontrol agar tidak diwujudkan dalam bentuk perilaku yang menyimpang.
Satu hal lagi yang disayangkan Rei adalah para ahli agama yang secara serampangan mengata-ngatai gay yang berkonsultasi agama. Oleh ustad lain, biasanya gay langsung dituduh dosa, masuk neraka, laknat, dan lain-lain.
“Sedangkan saya, karena mengalami apa yang dirasakan mereka, bisa lebih mudah berkomunikasi dengan mereka. Saya tidak menawarkan obat penyembuh. Saya bilang, kalau kamu mau sembuh, ya harus mau mengontrol hasrat,” pungkas Rei.
Menanggapi pernyataan Rei, seorang hadirin kemudian berujar, “Desire cannot be heal, but it can be controlled.”
“Nggak ngerti, saya mah urang Sunda. Hahaha” celetuk Rei. Buru-buru hadirin menimpali, “Hasrat memang tidak bisa disembuhkan, tetapi hasrat bisa dikontrol, Kang…”
Rei pun mengamini, kemudian minta doa agar dirinya senantiasa diberi kekuatan untuk bertahan dalam kondisi ini. Aamiin. Semoga, Kang. *Trista Irawati/SalmanITB.

Inilah Senjata Baru Para Pejuang Palestina



sharia.co.id – Ramallah – Sebagaimana dilansir dari media middleeasteye.net,Ular menjadi senjata baru para pemuda Palestina. Penggunaan ular sebagai senjata ini diawali oleh hobi yang sangat populer bagi para pemuda Palestina yaitu menangkap ular. Intimidasi Yahudi Israel membuat bentrokan sering pecah di kota Silwad, bagian Timur Ramallah, Tepi Barat, Palestina. Hal ini pun memicu para pemuda Palestina untuk memanfaatkan hobi mereka sebagai senjata. Ular-ular tangkapan para pemuda Palestina digunakan sebagai taktik melawan penjajah Israel serta ranjau hidup.
Ular-ular tersebut diletakan di tempat-tempat tentara Israel dan para sniper sering bersembunyi. Serangan dan intimidasi yang terjadi berulang-ulang, utamanya di hari Jum’at, membuat para aktivis dan pemuda Palestina berkomitmen menyerang balik tentara Israel.
“Ini semua dimulai tanpa perencanaan, di mana sejumlah pemuda menangkap ular dan bersenang-senang dengan binatang reptil tersebut, dan setelah bingung memikirkan di mana harusnya menempatkannya. Mereka memutuskan untuk menempatkan hewan tersebut di blok beton di mana tentara Israel serta penembak jitu bersandar, atau di tanah dekat daerah yang sama”terang seorang aktivis Palestina kota Silwad, yang tidak ingin disebutkan namanya.
Menurut aktivis tersebut para tentara Israel menjadi ketakutan dan melarikan diri setelah melihat ular meskipun mereka bersenjata lengkap. Hal tersebut membuat para pemuda Palestina bergembira, selain itu taktik jitu tersebut membakar semangat para pemuda Palestina di Tepi Barat untuk meningkatkan usaha mereka dalam rangka mengusir penjajah dan teroris Israel.(Ilham).

‘Masa Tuhan Bisa Mati?’ dan Anthony pun Masuk Islam



ANTHONY Vatswaf Galvin Green lahir Dar es Salam, Tanzania. Ibunya seorang Katolik yang taat dan ayahnya seorang agnostik, dan sejak kecil Anthony dididik sebagai seorang Katolik yang taat.  Ayahnya seorang administrator kolonilal kerajaan Inggris. Kini, kerajaan yang terbentang begitu luasnya lebih dari sepertiga permukaan bumi itu telah hancur. Satu-satunya yang tersisa adalah beberapa pulau di Falklands. Begitu banyak hal yang berubah, termasuk Antony, bahkan namanya kini berubah menjadi Abdur Raheem Green—setelah ia masuk Islam tentunya.
Oleh ibunya, Anthony kecil adiknya, Duncan disekolahkan di asrama biara. Setiap hari ia hidup bersama para biarawan di Ampleforth College, di Yorkshire, Inggris Utara. Sang ibu menganggap dengan bersekolah di asrama akan membuat Anthony menjadi penganut Katolik yang taat.
“Seharusnya ibu juga menikah dengan seorang Katholik, tapi karena ibu menikah dengan ayah yang agnostik, ia merasa menjadi seorang penganut Katolik yang buruk. Maka, ia ingin menjadikanku seorang Katolik yang taat,” terang Anthony.
Saat Anthony berumur sembilan tahun, sang ibu mengajarinya sebuah doa yang biasa diucapkan oleh umat Katholik. Doa itu dimulai dengan kalimat “Salam maria, ibu Tuhan”. Namun, kalimat itu membuat Anthony heran.  Bahkan dalam usianya yang baru sembilan tahun, kalimat itu seperti pukulan pertama, mendengar ibu berkata salam maria ibu Allah
“Aku kemudian bertanya pada diri sendiri bagaimana Tuhan bisa memiliki ibu?” katanya. Ia berpikir Tuhan seharusnya tanpa awal dan tanpa akhir. Bagaimana bisa Tuhan memiliki seorang ibu? Anthony kecil kemudian mengambil kesimpulan “jika Maria adalah ibu Tuhan, maka pasti Maria menjadi Tuhan lebih baik daripada Yesus.”
Belum lagi soal pelajaran di sekolahnya yang semakin membuatnya galau. Di sekolah, dalam satu kali setahun selalu ada pengakuan dosa kepada pastor. “Kamu harus mengakui semua dosa, jika tidak maka pengakuan dosa-dosamu tidak akan diampuni,” demikian kata sang pastur yang terus diingat oleh Anthony.
Anthony merasakan keimanannya semakin bermasalah. Pikirannya mulai liar, ia bahkan memiliki ide “Tuhan menjadi manusia”.

Pikirannya mulai terbuka. Ia sering bertanya mengapa harus sekolah di asrama, jauh dari siapapun dan dimanapun. Saat berusia sebelas tahun, sang ayah dipindah tugaskan ke Mesir. Ayahnya menjadi General Manager Barclays Bank di Kairo. Hampir selama sepuluh tahun, ia selalu menghabiskan waktu liburan di Mesir. Sekolah di London, dan liburan di Mesir.
Ia mulai jatuh cinta pada Mesir. Saat kembali ke sekolah seusai liburan, ia bertanya untuk apa kembali ke asrama Yorkshire Moor, ia merasa tak menyukai tempat itu. “Saya mulai bertanya pada diri sendiri mengapa saya ada, apa tujuan hidup saya, hidup ini untuk apa?”
Ia lantas mulai mencari jawaban, memulai pecarian. Pencarian itu barangkali bisa ditemukan melalui agama lain yang mungkin bisa memberikan  pemahaman tentang tujuan hidup.
Sepuluh tahun waktu yang di ia habiskan di Mesir. Ada satu masa saat ia berumur 19 tahun berbincang tentang Islam dengan seseorang. Ia memang meragukan Katholik sebagai agamanya. Tapi saat itu siapapun yang mempertanyakan agamanya itu, ia akan tetap membela keimanannya. Ia merasakan ini sebagai sebuah paradoks yang aneh.


“Aku berbincang dnegan orang itu selama 40 menit. Pemuda itu memintaku menjawab beberapa pertanyaan darinya,” katanya.
Si pemuda menanyakan “Apakah kau mempercayai Yesus?”, Anthoni menjawab “Ya”. Pemuda itu kemudian bertanya lagi, “Apakah kamu percaya Yesus mati disalib?”, Anthoni kembali menjawab “Ya.”
Si pemuda kembali bertanya “Jadi kamu percaya Tuhan mati?”.

Seketika Anthony terperangah, menyadari sebuah ironi. Sambil mengakui kebodohan dirinya, ia menjawab, “Tentu saja saya tidak percaya Tuhan mati. Manusia tidak bisa membunuh Tuhan,” tandas Anthony.
Pertemuan dengan pemuda Mesir itu menjadi titik balik dalam kehidupan Anthony. Sebelumnya ia tak pernah bermimpi bahkan memikirkan tentang Islam. Anthony berpikir bahwa karena taka da agama, maka ia harus jadi orang kaya.  Ia berpikir bagaimana menghasilkan uang tapi hanya sedikit usaha. “Siapa yang ingin mengabiskan banyak waktu untuk bekerja?” pikirnya. Ia mengingat orang Inggris yang memiliki banyak uang tapi mereka bekerja terlalu keras, bahkan sampai terjadi revolusi industri. Orang Amerikapun harus berjuang keras untuk menjadi kaya. Orang Jepang pun dikenal sebagai penggila kerja.
“Kemudian saya berpikir tentang orang Arab. Mereka duduk di atas unta dan berteriak ‘Allahu Akbar’, tapi mereka kaya,” ujarnya.
Anthoni merasakan ketertarikan luar biasa untuk membeli Alquran. Ia mengambil terjemahannya. “Aku tak ingin mencari kebenaran. Aku hanya ingin tahu apa isi kitab suci ini,” katanya.

Anthony adalah pembaca yang cukup cepat. Ia membaca Alquran saat berada di kereta api. Seketika itu pula ia menyimpulkan dan berkata pada diri sendiri, “Jika saya pernah membaca buku yang berasal dari Tuhan, maka ini dia bukunya.”
Ia menyakini Alquran itu berasal dari Allah. Ketika menyadari itu ia mulai bergerak lebih jauh, tak hanya membaca Alquran saja, tapi untuk mengamalkannya juga. “Sama saja seperti kita melihat apel yang terlihat harum, kita tak akan pernah tahu rasanya kalau tidak mencicipinya,” katanya.
Tertarik dengan pengamalan Alqurlan ia pun mulai mencoba untuk shalat meski saat itu ia belum resmi mengucap syahadat. Tak tahu bagaimana cara shalat, ia mengingat-ingat bagaimana seseorang yang pernah ia temui di Mesir melakukan shalat. “Saya mengingat seorang lelaki shalat dengan cara yang lebih indah dibandingan saya ketika saya masih menjadi Katholik,” ingatnya.
Suatu hari Anthony pergi ke toko buku yang kebetulan berada di dalam masjid. Toko itu memiliki koleksi buku tentang Muhammad dan tata cara shalat. Seorang pria menanyakan apakah ia seorang Muslim. Anthony lantas menjawab, “Apakah saya Muslim, apa yang ia maksud dengan itu? Saya bilang ‘Ya saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusannya’.”
“Ah, bila demikian, Anda Muslim. Ini waktunya shalat, mari kita shalat,” ajak lelaki itu.
Anthony kebetulan datang ke toko buku itu saat hari Jumat. Ia yang tak paham gerakan shalat hanya berusaha shalat dengan gerakan yang ia tahu saja. Masih salah disana-sini. “Setelah itu orang-orang mengelilingi saya dan mengajarkan saya cara shalat yang benar. Itu rasanya fantastis!”
Namun butuh dua tahun sebelum akhirnya ia resmi bersyahadat dan menjadi Muslim. Anthony mengaku menyesal telah menyia-nyiakan waktu dua tahun sebelum menjalani Islam dengan baik. “Aku tahu kebenaran tapi tak segera menjalankannya. Itu adalah kondisi yang buruk. Jika kita tidak tahu, maka tidak dikenai dosa. Tapi masalahnya saya tahu apa yang benar,” katanya. Kini Anthony telah berganti nama menjadi Abdur Raheem Green. Seorang Muslim. [sa/islampos/onislam]

Irene Handono: Yesus Tidak Membuat Agama Baru



Seluruh Nabi agamanya adalah Islam. Mulai dari Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan terakhir Nabi Muhammad. Agama Kristen lahir karena pengaruh besar Paulus yang mengotak-atik ajaran Nabi Isa as (Yesus).
Setelah peristiwa penyaliban, berbeda-beda pendapat tentang kondisi Yesus (Isa as). Ada yang menganggapnya mati di tiang salib. Keyakinan ini yang diinginkan oleh rabi-rabi Yahudi dan umatnya yang menolak Yesus. Dan ada pula yang berpendapat bahwa Yesus (Isa as) belum meninggal, tapi Allah telah menyelamat-kannya seperti yang di katakan dalam Alquran, surah An-Nisa : 157.Seperti apa perkembangan umat sepeninggal Yesus (Isa as), lihat berikut ini:
Yahudi Terbelah
Umat Yahudi terbagi atas tiga golongan. Pertama, orang Yahudi yang meyakini kebenaran misi Yesus dan kemudian menjadi pengikut Yesus. Mereka ini disebut sebagai Nasrani dan di antara mereka ada murid-murid yang setia yang disebut dalam Alquran sebagai Hawariyyun (QS As-Shaff : 14). Dalam tulisan-tulisan ahli sejarah, golongan ini disebut sebagai Yudeo-Christianity/Yahudi-Kristen.
Kedua, orang Yahudi yang memusuhi Yesus dan pengikutnya. Mereka ini pengikut rabi-rabi Yahudi. Merekalah yang ketika Pilatus memberikan pilihan antara Yesus dan Barabas, maka mereka lebih memilih Barabas untuk dibebaskan ketimbang Yesus.
Matius 27:21-22
Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: “Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?” Kata mereka: “Barabas.” Kata Pilatus kepada mereka: “Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?” Mereka semua berseru: “Ia harus disalibkan!”
Ketiga, orang yang bukan bangsa Israel dan mereka juga tidak menganut agama Yahudi. Mereka ini disebut dengan Goy-yim/Gentile. Umumnya kaum ini berasal dari Romawi dan daerah lain. Mereka memuja berhala atau banyak tuhan sehingga disebut kaum pagan.
Jati Diri Paulus
Dalam perkembangannya muncul seorang bernama Paulus. Dialah yang mengubah keyakinan yang dibawa Yesus dengan wajah baru yang sama sekali berbeda dengan keyakinan aslinya. Ironis-nya keyakinan inilah yang diikuti hingga detik ini oleh umat Kristen sedunia.
Nama aslinya adalah Saul, lahir di Tarsus (Turki) kira-kira 2 tahun sebelum Masehi. Karena Yesus lahir kira-kira tahun 6 SM, maka Paulus kira-kira berusia 8 tahun lebih muda daripada Yesus. Ayah Paulus berasal dari Suku Benyamin salah satu suku dari 12 suku Bani Israel.
Saat itu di kota Tarsus terdapat sebuah perguruan Yunani, sejum-lah kuil dewa-dewi, gedung komedi, dan tempat-tempat hiburan lainnya yang sangat digemari oleh orang-orang Yunani. Sejak muda Paulus sangat tertarik pada kebuda-yaan Yunani terutama filsafatnya. Pada dirinya terkumpul dua pengaruh, hukum Taurat dan filsafat Yunani.
Sinkretisme
Secara formal Paulus juga berguru pada Gamalil, seorang ulama Yahudi yang amat terkenal di Yerusalem. Persinggungan pengaruh filsafat Yunani terhadap agama Yahudi di masa itu adalah hal yang umum.
Aliran filsafat Yunani yang amat berpe-ngaruh ketika itu adalah aliran Stoa yang pantheistik menganggap Tuhan dan makh-luk merupakan suatu kesatuan yang sama zatnya dan hanya berbeda dalam peng-lihatan bentuk. Pencampuran antara ajaran filsafat Stoa dengan ajaran agama Yahudi terdapat pada filosof Yahudi Philo.
Ia menganggap Logos dari Stoa sebagai semacam malaikat yang tertinggi alias Roh Kudus. Philo hidup semasa dengan kehi-dupan Yesus dan Paulus.
Paulus bukanlah orang Betlehem (kota kelahiran Yesus) atau orang sekte Naza-rene/Nazorite dan bukan pula orang Yeru-salem. Ia tidak pernah berhubungan dengan lingkungan Yesus. Dia bukanlah murid Yesus, juga bukan pula pengikutnya.
Malah bibel sendiri mencatat Paulus merupakan musuh pengikut-pengikut Yesus dan ia bertindak sangat kejam sekali kepada mereka. Paulus hingga matinya tidak pernah menikah karena kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan.
Menyusup
Paulus menyatakan diri sebagai Rasul Yesus. Dia menemui para murid Yesus, mengetahui kelebihan, kelemahan dan kekuatan pengaruhnya. Dia memulai rencananya dengan menyebarkan ajarannya kepada orang-orang non Yahudi.
Karena merasa mendapat kemajuan, dia mencurah-kan seluruh kemampuannya dan berhasil mendapatkan pengikut dalam jumlah besar. Ia memasukkan ide-ide filsafat Yunani ke dalam ajaran Yesus yang didapatkannya dari murid Yesus.
Ajaran Yesus (Isa as) adalah khusus hanya untuk bani Israel, hal ini disebutkan dalam Alquran,
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membe-narkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datang-nya) seorang Rasul yang akan datang sesu-dahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.” (Qs. As-Shaff :6)
Dan juga dalam Bibel disebutkan dengan jelas sekali bahwa misi Yesus hanya untuk bani Israel.
Matius 10:5-6
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.
Kebudayaan Yunani sangat berpengaruh luas di masyara-kat tanah Yudea kala itu, yang sekarang Palestina. Masuknya kebudayaan dibawa penjajah Romawi. Selain menjajah, merampok harta rakyat dan kekayaan alam, mereka juga menyebarkan ideologi mereka ke masyarakat Yahudi yakni Pantheisme.
Kalau kita pernah menonton film serial Hercules, di sanalah gambaran tentang ajaran Pantheisme. Ajaran yang menyembah pada banyak tuhan. Ada yang disebut dengan Zeus, tuhan tertinggi, bapak semua tuhan. Ada Hera, istri Zeus, Ares tuhan perang, Aprodite tuhan kecantikan, dan masih banyak yang lain.
Yang menarik di sini, Zeus mengawini perempuan bumi dan melahirkan seorang anak laki-laki yang super kuat yang diberi nama Hercules. Dan dia dianggap sebagai penyelamat umat manusia.
Mengapa disebut menarik, sosok pribadi Hercules ini sangat mirip dengan Yesus yang juga dianggap sebagai penyelamat umat manusia. Memang keda-tangan Yesus (Isa as) adalah untuk menye-lamatkan umat manusia tapi bukan sebagai tuhan yang hidup di tengah manusia seperti halnya Hercules.
Nabi Isa as hanyalah seorang manusia, utusan Allah, seorang nabi, seorang penunjuk jalan pada kebenaran yang diridhai Allah SWT.
Nah ajaran yang salah ini, bahwa Yesus adalah tuhan seperti halnya Hercules, justru disebarluaskan oleh Paulus. Ajaran Yesus adalah menyembah pada tuhan yang satu, tauhid. Sedangkan ajaran Paulus adalah bentuk turunan dari ajaran Pantheisme. Paulus mengajarkan trinitas, tiga tuhan yakni bahwa ada Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan tuhan Roh kudus.
Berikut adalah bagaimana sesungguhnya perbedaan ajaran Paulus dan Yesus.
10 pokok beda ajaran Yesus dan Paulus :
1. Ajaran Yesus: Yesus adalah utusan Tuhan (Yesus tidak pernah meminta disembah/dituhankan).
Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Matius 15:24)
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17:3), (Yohanes 11:42)
Aku (Yesus) berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya….Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia (Bapa) yang mengutus Aku. (Yohanes 13:16,20)
Kamu telah mendengar, bahwa Aku (Yesus) telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. (Yohanes 14:28)
Ajaran Paulus: Yesus adalah tuhan.
Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6)
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (Roma 10:9)
Paulus berusaha mendoktrin orang lain bahwa hanya dengan meyakini Yesus sebagai Tuhan dan percaya Yesus telah bangkit dari antara orang mati, maka ia akan diselamatkan. Dalam ajaran Paulus/Kristen, Yesus lebih dipromosikan sebagai Tuhan ketimbang dengan Tuhan Allah/Bapa. Bandingkan dengan pernyataan-pernyataan Yesus yang lebih menonjolkan Allah/Bapa sebagai Tuhan Yang Esa.
2. Ajaran Yesus : Tidak membatalkan hukum Taurat, justru meneruskan hukum Taurat.
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku (Yesus) datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Matius 5:18)
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekali-pun yang paling kecil, dan mengajar-kannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:19), (Matius 5:20)
Hukum Taurat merupakan bagian dari ajaran Yesus yang wajib dilaksanakan oleh umatnya.
Ajaran Paulus: Kristen mengutuk hukum Taurat.
Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami-pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada seorangpun yang dibenarkan” oleh karena melakukan hukum Taurat. (Galatia 2:16), (Galatia 3:24-25), (Galatia 5:4), (Roma 3:27-28) dan (Efesus 2:15).
3. Ajaran Yesus: Laki-laki harus Khitan.
Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. (Lukas 2:21)
Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. (Kejadian 17:10-11)
Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. (Kejadian 17:12), (Kejadian 17:13), (Kejadian 17:14), (Kejadian 21:4)
Ajaran Paulus : Kristen tidak mewajibkan Khitan.
Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. (Galatia 5:6)
Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah. (1 Korintus 7:19)
4. Ajaran Yesus: Tidak ada dosa waris.
Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (Markus 10:14)
Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. (Yehezkiel 18:20)
Ajaran Paulus: Setiap orang mewarisi dosa Adam
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Adam), dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12)
NB: Oleh karena dosa warisan dari Adam tersebut, menurut Paulus, disalibnya Yesus konon untuk menebus dosa-dosa manusia.
5. Ajaran Yesus: Berpuasa, berwudlu, mengajarkan sujud serta berdoa ketika sedang sujud.
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, (Matius 6:17)
Musa dan Harun serta anak-anaknya membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya. Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan dan apabila mereka datang mendekat kepada mezbah itu, maka mereka membasuh kaki dan tangan–seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa. (Keluaran 40:31-32)
Maka Ia (Yesus) maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39), (Bilangan 20:6), (Kejadian 17:2-3)
Ajaran Paulus: bernyanyi di gereja.
Dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (Efesus 5:19)
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (Kolose 3:16)
6. Ajaran Yesus : Melarang hidup mewah di dunia.
“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membong-kar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:19-20).
Ajaran Paulus : Tidak ada larangan hidup mewah dalam ajaran Kristen
“Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.” (Efesus 4:28)
7. Ajaran Yesus : Meninggal dunia dibungkus kain kafan.
Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengafaninya dengan kain lenan yang putih bersih, (Matius 27:59)
Mereka mengambil mayat Yesus, mengafaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. (Yohanes 19:40)
Ajaran Paulus : meninggal dunia diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati.
Misalnya, meninggalnya Paus Yoha-nes Paulus II, penyanyi Broery Marantika, dan mantan Menko Ekuin Radius Prawiro. Ketiganya diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati sebelum dikubur.
8. Ajaran Yesus : Tidak membatalkan hukum rajam.
Musa dalam hukum Taurat memerin-tahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu (Yesus) tentang hal itu?” (Yohanes 8:5)
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya (Yesus), Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak ber-dosa, hendaklah ia yang pertama melem-parkan batu kepada perempuan itu.” (Yohanes 8:7).
Ajaran Paulus : Tidak ada hukum rajam dalam ajaran Kristen. Ajaran Kristen menolak hukum rajam, karena ia adalah bagian dari hukum Taurat. Lihat kembali pernyataan Paulus dalam Galatia 2:16 (butir 2 di atas).
9. Ajaran Yesus : Menerapkah hukum Qisash
Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. (Matius 5:38)
mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki (Keluaran 21:24)
patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya. (Imamat 24:20)
Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, sebab berlaku: nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki.” (Ulangan 19:21)
Ajaran Paulus : Membatalkan hukum Qisash, menjerumuskan dalam perbudakan.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. (Matius 5:39-42)
10. Yesus tidak membuat agama baru.
Lihat kembali pernyataan Yesus dalam Matius 5:17-20 (Butir 2 di atas).
Namun, Kristen adalah agama baru yang lahir setelah usaha penyaliban Yesus. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. (Kisah Para Rasul 11:26).
Nah, maka makin jelaslah. Umat Kristen saat ini adalah bukan penganut Yesus, tapi Paulus.(Irena Handono/VOA/iz)

Sumber : sharia.co. id