Saturday, January 4, 2014

The Hobbit - John Ronald Reuel Tolkien



The Hobbit - John Ronald Reuel Tolkien
John Ronald Reuel Tolkien (lahir di Afrika Selatan, 3 Januari 1892 – meninggal di Oxford, Inggris, 2 September 1973 pada umur 81 tahun) adalah penulis novel asal Britania Raya yang menulis The Hobbit (1937) dan lanjutannya The Lord of the Rings (1954—1955). Ia bekerja sebagai profesor dalam Bahasa Inggris di Universitas Leeds pada 1920-1925, sebagai profesor Bahasa Anglo-Saxon di Universitas Oxford pada 1925-1945, dan bahasa Inggris dan sastra, juga di Oxford, pada 1945-1959. Ia adalah seorang Katolik Roma yang sangat saleh. Tolkien adalah sahabat karib C.S. Lewis, dan anggota Inklings, sebuah kelompok diskusi sastra, bersama-sama dengan Lewis dan Owen Barfield.

Selain The Hobbit dan The Lord of the Rings, fiksi karangan Tolkien juga mencakup The Silmarillion dan sejumlah buku lainnya yang diterbitkan setelah kematiannya tentang apa yang disebutnya sebagai legendarium, sebuah mitologi fiksi tentang Bumi pada masa purbakala, yang dinamai Arda, dan Bumi-tengah, negeri yang dihuni oleh manusia khususnya. Kebanyakan dari karya-karya yang diterbitkan secara anumerta ini dikumpulkan dari catatan-catatan Tolkien oleh anaknya, Christopher Reuel Tolkien. Popularitas dan pengaruh karya-karya Tolkien yang bertahan lama telah menjadikannya sebagai "bapak" dari genre fantasi tinggi modern. Fiksi terbitan Tolkien lainnya mencakup adaptasi dari cerita-cerita yang aslinya dikisahkan kepada anak-anaknya dan tidak secara langsung terkait dengan legendarium-nya.

Sejauh yang diketahui, kebanyakan dari nenek moyang Tolkien dari ayahnya adalah para tukang. Keluarga Tolkien berasal dari Saksen (Jerman), tetapi telah menetap di Inggris sejak abad ke-18, dan "dengan cepat dan sangat mendalam menjadi Inggris" (Letters, 165). Nama keluarga Tolkien adalah bentuk Inggris dari Tollkiehn (bahasa Jerman: tollkühn, "berani-nekad". Nama tokoh Profesor Rashbold dalam bukunya The Notion Club Papers adalah hasil permainan kata dengan nama Tolkien. Ayah Tolkien adalah Arthur Reuel Tolkien (1857–1896), seorang manajer bank Inggris, dan ibunya Mabel Suffield (1870–1904). Tolkien mempunyai seorang adik laki-laki, Hilary Arthur Reuel, yang dilahirkan pada 17 Februari 1894.

Pada usia tiga tahun, Tolkien pergi ke Inggris bersama ibu dan kakaknya dalam sebuah kunjungan keluarga yang direncanakan akan lama. Namun ayahnya meninggal di Afrika Selatan karena perdarahan otak yang parah sebelum ia bisa bergabung dengan mereka. Karena itu, keluarga ini tidak mempunyai pendapatan, sehingga ibunda Tolkien membawanya untuk tinggal bersama orangtuanya di Birmingham, Inggris. Tak lama kemudian pada 1896, mereka pindah ke Sarehole, yang waktu itu merupakan desa Worcestershire, dan belakangan digabungkan dengan Birmingham.

Tolkien senang menjelajah di Sarehole Mill dan Moseley Bog serta Clent Hills dan Lickey Hills, yang belakangan mengilhami suasana buku-bukunya, selain kota-kota dan desa-desa Worcestershire seperti Bromsgrove, Alcester dan Alvechurch serta tempat-tempat seperti tanah pertanian bibinya di Bag End, nama yang kelak digunakannya dalam fiksinya. Waktu remaja, Tolkien mulai menciptakan bahasa-bahasa tersendiri, dan tertarik dengan dongeng dan cerita-cerita tentang pahlawan.

Mabel mendidik kedua anaknya, dan Ronald, demikian keluarganya memanggil dia, adalah seorang murid yang tekun. Ibunya banyak mengajarinya botani, dan ia membangkitkan di dalam diri anaknya rasa senang melihat dan merasakan tumbuh-tumbuhan. Tolkien muda senang menggambar pemandangan dan pohon-pohonan. Namun pelajaran kesayangannya adalah semua yang berkaitan dengan bahasa-bahasa. Ibunya mengajarinya dasar-dasar bahasa Latin dalam usia yang sangat muda. Ia dapat membaca pada usia empat tahun, dan segera sesudah itu menulis dengan lancar. Ia masuk ke King Edward's School, Birmingham dan, sementara menjadi murid di sana, ikut menolong "menggarisi rute" untuk parade penobatan Raja George V, yang diletakkan tepat di luar gerbang Istana Buckingham. Belakangan ia masuk ke St Phillip's School dan Exeter College, Oxford.

Ibundanya menjadi pemeluk Katolik Roma pada 1900, meskipun keluarganya yang berlatar belakang Baptis memprotesnya dengan keras. Tahun 1904 ia meninggal karena diabetes, ketika Tolkien baru berusia 12 tahun, di Fern Cottage, Rednal, yang saat itu mereka sewa. Selama sisa hidupnya, Tolkien merasa bahwa ibunya telah menjadi seorang syahid bagi imannya. Hal ini memberikan dampak yang sangat mendalam bagi iman Katoliknya sendiri. Iman Tolkien yang saleh berperan penting dalam pertobatan C. S. Lewis menjadi seorang Anglikan.



Dalam kehidupannya
selanjutnya sebagai seorang anak yatim, ia dibesarkan oleh Romo Francis Xavier Morgan dari Birmingham Oratory, di daerah Edgbaston, Birmingham. Ia tinggal di sana di bawah bayang-bayang Perrott's Folly dan menara dari perusahaan air minum Edgbaston yang dibangun dengan arsitektur Victoria, yang kelak memengaruhi Tolkien dengan gambaran mengenai menara-menara gelap dalam karya-karyanya. Pengaruh kuat lainnya adalah lukisan-lukisan abad Romantik pertengahan dari Edward Burne-Jones dan kelompok pelukis pra-Rafaelis. Museum dan Galeri Seni Birmingham mempunyai banyak koleksi yang terkenal di seluruh dunia dari karya-karya ini dan sejak 1908 telah memamerkannya untuk umum dengan gratis.

Kemudian, Tolkien menjadi mahasiswa Bahasa dan Kesusastraan Inggris di Universitas Oxford, dan menjadi spesialis Bahasa Inggris Kuno. Pada Perang Dunia I, Tolkien masuk tentara, tapi keluar karena sakit dan mulai menulis bukunya The Silmarillion. Sejak tahun 1925, beliau menjadi mahaguru Bahasa Inggris Kuno di Universitas Oxford sampai tahun 1959. Pada tahun 1972, Profesor Tolkien dianugrahi gelar "Commander of the Order of the British Empire" oleh Ratu Elisabeth.

Pada masa pensiunnya, dari 1959 hingga kematiannya pada 1973, Tolkien semakin menjadi perhatian publik dan termasyhur di lingkungan dunia sastra. Penjualan buku-bukunya begitu menguntungkan sehingga Tolkien menyesal bahwa ia tidak pensiun lebih awal. Pada mulanya ia menulis jawaban-jawaban yang antusias terhadap pertanyaan-pertanyaan pembaca, namun belakangan ia semakin curiga akan munculnya kelompok penggembar Tolkian, khususnya di antara gerakan hippy di Amerika Serikat. Bahkan pada 1944, ia membuat komentar yang agak sarkastik tentang sepucuk surat dari seorang penggembarnya, seorang pembaca dari Amerika yang berusia 12 tahun.

Perhatian penggembar begitu kuat sehingga Tolkien harus meminta agar nomor teleponnya tidak dicantumkan di dalam buku telepon, dan akhirnya ia dan Edith pindah ke Bournemouth di pantai selatan. Tolkien dianugerahi CBE oleh Ratu Elizabeth II di Istana Buckingham pada 28 Maret 1972.

Edith Tolkien meninggal dunia pada 29 November 1971, pada usia 82 tahun, dan Tolkien meminta agar nama Lúthien diukirkan pada batu nisan di Pemakaman Wolvercote, Oxford. Ketika Tolkien meninggal dunia 21 bulan berikutnya pada 2 September 1973, pada uisa 81, ia dikuburkan di liang yang sama, dengan nama Beren ditambahkan kepada namanya, sehingga ukirannya kini berbunyi: Edith Mary Tolkien, Lúthien, 1889–1971 John Ronald Reuel Tolkien, Beren, 1892–1973

Tolkien Road di Eastbourne dan asteroid 2675 Tolkien diberi nama secara anumerta untuk menghormati Tolkien. Tolkien Way di Stoke-On-Trent diberi nama sesuai dengan nama anak lelaki J.R.R. Pastor John Francis Tolkien, yang pernah menjadi imam yang bertugas di Gereja Katolik Roma yang tidak jauh dari situ yaitu Our Lady of the Angels dan St. Peter in Chains. - 234 Tokoh Ilmuwan Penemu

No comments:

Post a Comment