Resep Networking yang Sukses
"Bukan apa yang Anda tahu, tetapi siapa yang Anda kenal." Demikian menurut pepatah lama, dan memang benar, bahwa dalam berbisnis, hubungan pribadi biasanya lebih penting daripada pengetahuan khusus. Sebenarnya mengenal orang yang tepat merupakan kunci meraih keberhasilan – dalam pemahaman secara tradisional yang lebih penting adalah ‘mengenali orang yang tepat’.
Hal ini yang menjadi tantangan bagi para pelaku networking. Tentunya bagaimana menjalin hubungan, ya, tetapi juga tentang menguji diri terhadap orang lain setiap saat, melontarkan gagasan-gagasan, bersikap tetap jujur, dalam pengertian yang sangat luas.
Apa itu networking dan kenapa kita melakukannya? Dalam konteks bisnis, yang dimaksudkan adalah melakukan interaksi sosial guna meraih keunggulan bersaing. Hal ini bukan merupakan sesuatu yang baru. Pada masyarakat Asia, tradisi yang berlaku bila Anda melakukan bisnis dengan seseorang, Anda membangun hubungan sosial terlebih dahulu, sering diiringi dengan saling bertukar hadiah.
Para Anglo-Saxon, hampir semuanya, berpikir mereka bisa melakukan bisnis transaksi tanpa basa-basi. Dan merekalah yang kemudian menyadari pentingnya networking pada akhir setengah abad yang lalu. Globalisasi telah melunturkan perbedaan-perbedaan budaya tradisional tersebut dan sekarang kita semua menjalin hubungan dengan semua yang ada. Tetapi hal yang luar biasa berkaitan dengan kehidupan masyarakat kini adalah kemampuan yang sangat besar bagi kita untuk berhubungan, baik melalui Twitter, Facebook, video conference atau apapun, tetap saja kita bisa merasa kesepian. Saat Anda mencapai satu level, Anda dapat memilih dengan siapa Anda ingin berbicara, siapa yang tidak termasuk, dan beroperasi dengan cara virtual dengan sangat luas. Networking Anda menjadi sangat selektif sehingga tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Jawabannya menurut saya adalah, Anda harus melakukan upaya ekstra untuk tetap saling berhubungan. Keluarlah dan lihat dunia dengan segala cara. Gunakan setiap media elektronik yang tersedia. Jalinlah semua hubungan sebisa Anda. Tapi jangan lupa untuk berbicara dengan orang-orang yang Anda kenal. Semua orang dari mana saja. Mereka memiliki ide-ide yang bagus dan dapat membantu Anda menjalin koneksi yang baik. Lebih daripada itu, mereka memberikan evaluasi kenyataan yang terbaik. Jika Anda ingin melihat apa akan terjadi tanpa melakukan evaluasi kenyataan, lihat saja bisnis perbankan, yang dulunya selalu berlandaskan pada hubungan pribadi, secara fundamental. Siapapun dan di manapun Anda beroperasi, Anda tidak dapat meminjam sejumlah uang tertentu tanpa pada suatu saat bertatap muka dan berjabatan tangan. Dulu – dan sekarang pun - interaksi fisik lebih meyakinkan kedua belah pihak.
Kini transaksi keuangan dalam jumlah besar dapat berlangsung tanpa harus adanya interaksi manusia. Dalam berbagai aspek hal ini jauh lebih baik – keseharian perbankan yang lebih mudah, lebih cepat dan lebih efisien. Tetapi jelas jauh dari sempurna. Menurut saya, transaksi perbankan harian yang tidak dilakukan secara personal lagi bukanlah salah satu alasan utama mengapa para pelaku perbankan mencari cara lain untuk lebih berhasil dalam mendapatkan keuntungan, tanpa adanya hubungan dengan melihat permasalahan harian dari orang-orang biasa. Terlalu banyak yang mulai memikirkan tentang ‘customer base’ tanpa gambaran mental dari pelanggan sebagai manusia – yang mereka bahkan tidak pernah temui. Mereka berfikir dalam bentuk abstrak, tentang nilai dari para pemegang saham, return on investment, produktivitas, efisiensi dan benchmarking. Kemudian, ketika mengalami permasalahan, mereka menjadi semakin terobsesi dengan keuntungan perusahaan. Mereka melupakan unsur manusianya. Mereka melakukan networking yang tepat akan selalu menghadirkan Anda di tengah orang-orang. Hal ini menjamin Anda dapat menyelesaikan masalah, mencari tahu apa yang diinginkan oleh para nasabah Anda, apa yang dapat dilakukan oleh staf Anda, apa yang dinikmati orang, apa yang membuat mereka menjadi yang terbaik.
Jadi apakah ada resep untuk networking yang sukses? Berikut tiga langkah penting untuk mewujudkannya:
1. Buka semua sarana networking sebisa Anda
Hal ini berarti turut serta pada setiap jenis social media, sehingga Anda dapat memaksimalkan koneksi Anda. Hal ini berarti melakukan perjalanan untuk mencari pangsa pasar baru, bertemu dengan calon-calon pelanggan baru dan bertukar pikiran dengan para pakar setempat. Ini berarti balik ke kantor Anda dan bercakap-cakap dengan staf, teman-teman dan juga keluarga Anda. Dan berarti membuka diri untuk bertemu secara santai saat hadir dalam konferensi, acara-acara sosial atau tempat-tempat umum. Tetapi ini hanya tahap eksplorasi, penjalinan hubungan.
2. Membangun hubungan. Bagaimana Anda memaksimalkan kesempatan untuk networking?
Seorang networker yang sukses harus dapat bersantai dan membujuk orang lain untuk melakukan hal yang sama. Anda tidak dapat melakukan hal tersebut jika terlalu bertekad untuk menjual sesuatu, atau memenangkan sebuah argumentasi. Baik untuk menjadi seorang yang terbuka, tetapi menjadi seorang yang licik atau dengan kesan memaksa akan membuat orang menjadi defensif. Hormatilah orang, dengarkan dan berikan mereka kesempatan untuk mengekspresikan diri. Pada akhirnya nanti, Anda tidak dapat berpura-pura – Anda harus sejujurnya berpandangan terbuka, secara tulus siap untuk mendengar dan belajar. Bersabar dan kesempatan pasti akan menghampiri Anda.
3. Menindaklanjuti
Memberikan seseorang kartu nama Anda tidak akan membujuk mereka untuk menindaklanjutinya. Jika Anda telah melihat adanya peluang bisnis, ini adalah saatnya Anda melakukan inisiatif. Ingat apa yang mereka minati, dan kirimkan mereka email. Tawarkan mereka sesuatu. Undang mereka untuk suatu acara. Jika ragu, carilah tahu tentang mereka. Networking mungkin jauh lebih rumit dari bagaimana dulunya, tetapi intinya tergantung pada interaksi pribadi dan semua yang mengalir dari sini – sopan santun, rasa hormat dan yang paling penting, Anda inginkan, kepercayaan. Jika Anda mencoba untuk tidak melakukan pendekatan secara pribadi, Anda hanya mencari permasalahan.
(*/vemale.com/AS)
No comments:
Post a Comment