Jojon Meninggal, Ini Kesan Pelawak Doyok
TEMPO.CO, Jakarta - Kabar meninggalnya pelawak senior Djuhri Masdjan alias Jojon dibenarkan oleh pelawak Doyok. Pelawak yang berkarier bersama sejak 1980-an tersebut mengatakan, sejak pukul 2 dinihari tadi, Jojon sudah koma di Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta Timur. (Baca: Pelawak Jojon Tutup Usia)
Menurut Doyok, Jojon sudah sejak lama menderita penyakit sesak napas. "Bahkan sudah dua bulan lalu izin dari syuting Mak Ijah Pengen ke Mekkah," kata pemilik nama Sudarmadji ini saat dihubungi, Kamis, 6 Maret 2014.
Di mata Doyok, Jojon merupakan pelawak legendaris. Ia mampu ngemong para pelawak junior. Jojon selalu bisa menempatkan diri untuk mengalah dan memberi pancingan. (Baca juga: Jojon Pernah Manggung di Klub Malam)
Doyok mengaku sudah lama mengenal Jojon. "Waktu itu, dia di grup lawak Jayakarta, saya di grup Doyok, sekitar tahun 1980," kata Doyok. Dari pertemuan pertama itu, Doyok mengaku mulai akrab dengan Jojon saat masih sama-sama di Paguyuban Pelawak Indonesia pimpinan Edy Soed. Meski beda angkatan, Doyok melihat Jojon bisa menyatu dengan orang-orang dari berbagai generasi.
Sosok Jojon, menurut Doyok, hingga saat ini belum ada gantinya. Dia menyetarakan Jojon dengan beberapa pelawak legendaris, seperti almarhum Benyamin Sueb dan S. Bagio. Salah satu pesan yang sering disampaikan Jojon kepada Doyok antara lain mengenai nasihat profesi, pergaulan, dan cara menghemat uang.
Salah satu momen yang menurut Doyok tak bisa dilupakan adalah saat dia belum menjadi pelawak. Dalam sebuah pertandingan bola, Doyok menjadi salah satu pembawa kostum Jojon. "Saya ke mana-mana suruh bawain kostumnya. Nah, dari situ saya akrab dan dikenalkan kepada Edy Soed untuk seleksi lawak di TVRI."
No comments:
Post a Comment