Nengsih Laila Sari, Sukses dengan Bisnis Cendawan
Ternyata tempat tumbuh atau penyimpanan cendawan ini memang harus selalu basah dan lembab. Karena, jamur akan mudah tumbuh dan berkembang di tempat yang dingin. Nengsih Laila Sari selalu memastikan, kalau tempat penyimpanan jamurnya selalu berada di 24 derajat celcius. Hanya dengan itu, tanpa pupuk atau disiram, jamur dapat tumbuh dengan sempurna.
Sejak pertengahan Maret lalu, Ila ini memulai bisnis jamur atau cendawan. Sebanyak 870 polibek jamur yang ia pesan lewat Yayasan Al Islam di Padangtarok, Payakumbuh. Modal per satu polibek, Rp 3.500. Setiap hari ia bisa panen dari 7 sampai 12 kilogram jamur. Per kilonya dijual Rp 16 ribu. Hingga kini, total modal lebih kurang Rp 3 juta itu, telah kembali. Sekarang, ia tinggal panen untuk memetik laba bisnis cendawan.
Ila mengakui, satu polibek jamur dapat tumbuh sebanyak empat kali dengan jarak tumbuh per lima belas hari. Kemudian, selama itu ia dapat memetik jamur setiap hari karena ada 870 polibek jamur yang selalu berganti tumbuh bisa ia panen kapan saja.
”Usaha ini cukup menjanjikan. Selain tidak ribet, modalnya pun tidak terlalu besar. Tidak ada pupuk khusus untuk merawatnya, hanya dengan mengatur suhu 25 sampai 27 derajat celcius, jamur sudah dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kalau panennya kebanjiran, saya biasanya mengantar ke Yayasan Al Islam, tempat mengambil bibit jamur ini,” ungkap perempuan asal Muarobodi, Kabupaten Sijunjung ini.
Diperkirakan Ila, jamur yang ia rawat masih akan bisa dipanen hingga bulan Juli atau Agustus mendatang. Padahal, bisnis yang ia mulai sejak Maret lalu, modal awalnya telah kembali. Kini, istri Salman itu tinggal menunggu memetik laba dari bisnis yang ia geluti. Selain bisa dijadikan sampadeh atau sup, jamur juga mengandung gizi yang cukup tinggi. (*/Padang Ekspres)
No comments:
Post a Comment