Lelaki Terpelajar dan Seorang Wanita
Nafsu ammarah adalah salah satu faktor yang menggoda batin manusia untuk mendorongnya melakukan dosa, Al-Quran Al-Karim berbunyi: {Inna nafsal ammaaratun bissuui illa ma rahima rabbi} “Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku.” Manusia-manusia yang diberi rahmat oleh Tuhan serta menjadikan Tuhan sebagai pelindungnya, maka Tuhan akan menjaga mereka dari cengkraman nafsu ammarah dan akan mengantarkan mereka ke tempat yang terpuji.
Nafsu ammarah adalah salah satu faktor yang menggoda batin manusia untuk mendorongnya melakukan dosa, Al-Quran Al-Karim berbunyi: {Inna nafsal ammaaratun bissuui illa ma rahima rabbi} “Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku.” Manusia-manusia yang diberi rahmat oleh Tuhan serta menjadikan Tuhan sebagai pelindungnya, maka Tuhan akan menjaga mereka dari cengkraman nafsu ammarah dan akan mengantarkan mereka ke tempat yang terpuji.
Lelaki Terpelajar dan Seorang Wanita
Suatu malam di sebuah rumah keluarga besar raja Abbas terjadi perselisihan di antara para wanita. Oleh karena itu salah satu dari putri-putri raja Abbas disingkirkan dan dikeluarkan dari tempat kediaman para selir dan karena madrasah ilmiah persis bertempat di belakang kediaman tersebut akhirnya pada tengah malam itu nona putri memasuki salah satu dari kamar pelajar yang terang benderang. Dahulu, pemilik kamar itu adalah seorang pelajar muda fakir yang di juluki dengan nama “Mir Muhammad Baqir” pada malam itu, dia sedang menyediakan sedikit makanan dan melebarkan kasur tipis di sudut kamarnya serta sibuk membaca pelajaran di hadapan lilin. Tiba-tiba nona putri itu memasuki kamar dan menutup pintunya, dia lalu mengisyaratkan jarinya kepada Muhammad Baqir agar beliau diam dan jangan bersuara! Pelajar malang itu tenggelam dalam keheranan karena melihat bahwa seorang putri raja telah memasuki kamarnya.
Setelah masuk ke kamar, nona putri itu berkata: Pak Mirza! Apakah kamu punya makan malam? Pelajar itu lalu membawa makanan yang tadinya telah disiapkan, setelah itu nona putri berkata: Tempat tidurmu di mana? Muhammad Baqir menunjukkan ke arah sudut kamar dan nona putri itu pun menuju ke kasur tersebut dan tertidur lalu menegaskan kepada pelajar itu agar tidak membuka pintu kamar dan jangan memberitahukan tentang keberadaan saya di sini! Muhammad Baqir mematuhinya dan masih juga diliputi rasa heran dia melanjutkan bacaannya.
Dari ujung sana sang raja mendapat berita bahwa nona putri telah keluar dari kediaman para selir, dia lalu memerintahkan agar pengawal dan penjaga serta seluruh pengawas untuk mencari nona putri itu di pelosok kota dan mereka harus menemukannya jangan sampai pada malam itu nona putri memasuki tempat yang tidak layak dan peristiwa menimpanya tanpa di sangka-sangka. Akan tetapi para petugas tidak menemukannya meskipun telah mencarinya di seluruh kota.
Pagi telah tiba, nona putri telah bangun dari tidurnya dan beranjak keluar dari kamar. Pada saat itu petugas kerajaan melihat dan mendekati putri bersama Mir Muhammad Baqir dalam keadaan setengah takut – petugas membawa mereka di hadapan raja Abbas dan melaporkan bahwa nona putri dari semalam sampai pagi hari berada di kamar pelajar ini. Raja menjadi naik pitam dan bertanya kepada pelajar itu bahwa mengapa kamu menahan nona putri sampai pagi di kamarmu dan tidak mengabarkannya kepada kami? Dia berkata: Tuanku! Nona putri mengancam dan akan menyerahkan saya kepada para pengeksekusi istana jika saya memberikan informasi. Raja Abbas memerintahkan agar menyelidikinya dan melihat apakah pelajar ini telah melakukan kesalahan atau tidak, hati pelajar itu pun menjadi tenang karena setelah diselidiki diketahui bahwa dia sama sekali tidak melakukan kesalahan.
Akan tetapi dengan heran raja bertanya kepada Muhammad Baqir bahwa: Bagaimana kamu dapat bertahan dalam berhadapan dengan nafsu amarahmu!? Muhammad Baqir lalu menunjukkan kepada raja sepuluh jari tangannya dan terkejut melihat seluruh jari-jarinya yang terbakar dan seluruh daging-dagingnya telah hancur.
Raja menanyakan penyebabnya, pelajar berkata: Sewaktu nona putri tertidur, nafsu ammarah menggoda saya tetapi setiap kali nafsu ammarah datang menggoda, saya meletakkan salah satu jari-jari saya di atas api lilin yang menyala agar saya mencicipi dan merasakan azab jahannam dan pada saat itulah nafsu ammarah tidak lagi menggoda saya. Dengan cara demikianlah akhirnya dari malam sampai pagi saya bertarung dengan nafsu ammarah dan rahmat Ilahi menyertai saya meskipun jari-jari saya terbakar dan terluka. Tetapi setan tidak mampu menyingkirkan saya dari jalan yang benar dan membakar iman dan kepribadian saya. Wahai raja! Dalam pertarungan ini saya merasa kesulitan dan merasa tidak aman, tetapi berkat pertolongan Allah SWT saya mampu mengalahkan nafsu ammarah itu.
Raja Abbas luar biasa terkesan akan ketakwaan dan keimanannya dan memerintahkan agar menjadikan nona putri sebagai istri dari Mir Muhammad Baqir dan memberikan laqab “Mir Damad” dan juga memberikan kedudukan terhormat.
Demikianlah pelajar itu, berkat dari ketakwaan dan keimanannya di sisi Tuhan dan di mata masyarakat dalam bertarung melawan nafsu ammarahnya akhirnya dia mencapai derajat yang sangat bernilai dimana pada hari ini seluruh pencinta ilmu dan penuntut kebahagiaan alam, belajar dari kebesaran dan kebaikan beliau dan senantiasa mengingat serta mengagungkan namanya.
*********
Al-Quran Al-Karim mengatakan dalam hubungannya dengan para jin dan keimanan mereka: Sekelompok dari jin mengatakan: Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Quran) yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Tuhan kami.
Dengan memperhatikan topik ayat di atas, kita akan membaca dua cerita di bawah ini:
Dua Kisah Dari Jin
A). Sa’ad Askaf mengatakan: Suatu hari saya mempunyai keperluan penting dengan Imam Baqir. Saya memasuki halaman rumah Imam dan hendak memasuki sebuah kamar, Imam berkata: Jangan tergesa-gesa! Saya lalu berhenti di halaman rumah Imam di bawah terik matahari… sampai setelah beberapa lama kemudian dengan sangat heran saya melihat beberapa orang keluar dari kamar itu dan menghampiri saya. Mereka telah sangat kurus di karenakan banyak beribadah. Demi Tuhan! Wajah indah dan maknawi mereka yang membuat saya terpesona sehingga saya lupa diri. Ketika saya menemui Imam, beliau berkata: Kelihatannya kamu tidak senang? Saya berkata: Benar! Demi Tuhan saya melupakan keadaan diri saya sendiri. Beberapa orang telah pergi meninggalkan saya dimana semuanya memiliki wajah yang sama dan saya tidak pernah melihat sebelumnya orang-orang yang begitu rupawan seperti mereka. Beliau berkata: Wahai Sa’ad! Apakah kamu melihat mereka? Saya katakan: Iya. Imam berkata: Mereka adalah saudaramu dari golongan jin. Saya mengatakan, apakah mereka datang kepadamu? Berkata: Benar, mereka datang kepada kami untuk menanyakan masalah agama dan halal serta haram.
B). Abu Hamzah Tsumali mengatakan: Suatu hari saya meminta izin untuk bertemu dengan Imam Baqir, seseorang berkata: Sekelompok orang sedang bersamanya. Oleh karena itu saya sedikit bersabar sampai mereka keluar. Setelah beberapa saat kemudian, orang-orang itu keluar dimana saya tidak mengenalinya dan kelihatannya asing dan tidak dikenal. Setelah itu dia memberikan izin kepada saya untuk menemui Imam dan saya memasuki kamar beliau dan dengan perasaan tidak tenang saya berkata kepada beliau : Tebuslah saya, sekarang adalah zaman pemerintahan Bani Umayyah dan darah terpercik dari pedang-pedang mereka. (Yakni orang-orang yang tidak dikenal dan memasuki rumahmu adalah sangat berbahaya.) Imam berkata: Wahai Abu Hamzah! Mereka adalah para pecintaku dari golongan jin dan mereka datang untuk menanyakan suatu masalah agama. Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Imam adalah hujjah Tuhan atas jin dan manusia.
(Diterjemahkan oleh Ummu Jausyan)
No comments:
Post a Comment