Wednesday, March 19, 2014

Bisnis Tambang Lesu, Produksi Alat Berat Turun



Bisnis Tambang Lesu, Produksi Alat Berat Turun



Ciputraentrepreneurship News, Jakarta: Lesunya permintaan bisnis di sektor tambang dan harga komoditas yang terus merangkak naik membuat produksi alat berat nasional jadi terkena imbasnya. Permintaan produksi alat berat ikut seret sehingga diprediksi sampai akhir tahun produksinya hanya mencapai 8000 unit.

Padahal tadinya industri alat berat nasional mematok di tahun ini bisa memproduksi sekitar 10.000 unit. Praktis terjadi penurunan hingga 25% dari target yang sudah ditetapkan. Ketua Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) Pratjojo Dewo mengatakan, harga komoditas global yang sering mengalami penurunan melemahkan permintaan alat berat.

"Penurunan harga komoditas membuat daya beli konsumen di dalam negeri semakin menurun sehingga kami harus merevisi target produksi tahun ini," ujarnya, di Jakarta, Jumat (19/10).

Pihaknya berharap perekonomian global bisa membaik sehingga sebelum tutup tahun, produksi alat berat bisa digenjot untuk mencapai target tahunan. "Pelaku usaha berharap kondisi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa terus meningkat sehingga daya beli konsumen juga semakin besar. Hal ini berpengaruh terhadap investasi di sektor alat berat," paparnya.

Selain harga komoditas, penurunan permintaan alat berat di sektor pertambangan juga akibat dari pemberlakuan bea keluar ekspor barang mineral non olahan sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara. Aturan tersebut melarang ekspor barang mineral non olahan pada 2014 sehingga mempengaruhi industri alat berat nasional. asm

No comments:

Post a Comment