Sunday, March 23, 2014

Pemerintah dan Entrepreneur: Haruskah Bekerjasama atau Berjalan Sendiri-sendiri?



Pemerintah dan Entrepreneur: Haruskah Bekerjasama atau Berjalan Sendiri-sendiri?



Perbincangan mengenai topik menarik ini telah banyak diangkat dalam berbagai tulisan, seminar, lokakarya, dan sebagainya. Akan tetapi toh kita tidak pernah bosan menyimaknya karena ini merupakan salah satu isu yang relevan sepanjang masa. Keduanya makin sering menjadi bahan diskusi dalam beberapa tahun terakhir ini.

Para pembuat kebijakan (kalangan birokrat) mengatakan entrepreneurship adalah cara meningkatkan keadaan ekonomi bangsa. Mereka cenderung menganggap entrepreneurship seperti infrastruktur yang perlu dibangun secepat mungkin dan menghasilkan dampak nyata bagi pembangunan ekonomi.

Namun, apa sebenarnya entrepreneurship? Apakah ia hanya berupa penciptaan lapangan kerja untuk diri sendiri atau pendirian usaha baru yang semuanya nyata dan bisa diukur, dianalisis dan mungkin disimulasikan dengan menggunakan instrumen kebijakan ekonomi? Ataukah cara berpikir atau bertindak?

Sayangnya, para ekonom pada umumnya belum menemukan jawaban mengenai bagaimana menggabungkan penilaian entrepreneurial ini ke dalam model-model mereka. Ekonomi berkembang melalui akumulasi modal dan inovasi teknologi, tetapi ini juga sering dianggap sebagai tren otomatis yang tidak bisa dijelaskan atau variabel-variabel yang dikendalikan oleh para perencana dalam pemerintahan saat mereka ‘memperbaiki’ ekonomi. Namun entrepreneurship bukan hanya berada dalam kendali pemerintah. Alih-alih demikian, entrepreneurship merupakan aspek kunci perilaku manusia dan bagian utama dari ekonomi pasar terbuka yang dinamis dan sukses.

Bagaimana kita harus memandang entrepreneurship? Sebagaimana dikemukakan oleh Donald Rumsfeld mantan Menham AS, “Sebenarnya ada hal-hal yang bisa kita ketahui dan kita tahu kita mengetahuinya – hal-hal yang sudah diketahui. Ada juga hal-hal yang kita tahu kita tidak mengetahuinya – hal-hal yang kita tahu belum kita ketahui. Dan ada hal-hal yang belum diketahui yang kita juga tidak ketahui.” Peran entrepreneur yang utama dalam masyarakat ialah menghadapi jenis yang ketiga.

Seorang entrepreneur memiliki visi peluang bisnis tetapi tidak dapat mencakup semua detil peluang yang terpikirkan dalam formula dan rumus, prediksi arus kas, grafik dan angka yang dapat dipercaya. Dan teknik lainnya untuk menghadapi hal-hal yang belum diketahui yang kita juga tidak ketahui. Untuk menggali peluang yang terpikirkan ini, entrepreneur harus memiliki sumber daya produktif dan mempertaruhkannya untuk mendapatkan keuntungan atau jika sial, ketidakberuntungan.

Fungsi penting entrepreneur dalam sudut pandang ini ialah kepemilikan. Entrepreneur dapat makin makmur jika mereka menggunakan sumber daya yang dimiliki dengan cara yang bernilai paling tinggi. Properti pribadi dan sistem untung-rugi memberikan insentif bagi entrepreneur untuk bereksperimen dan belajar dari kesalahan mereka sembari mencari penggunaan terbaik dari sumber daya dan untuk mengembangkan modal di bawah kendali saat menghadapi masa depan yang tidak pasti. Laba dan rugi merupakan 2 alat utama yang dapat digunakan entrepreneur untuk menentukan cara terbaik dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk melakukannya entrepreneur perlu mampu menimbang biaya dan keuntungannya yang dapat mencerminkan kondisi ekonomi yang sebenarnya yang mementingkan pasar bebas bagi masukan dan keluaran. Tanpa kepemilikan sumber daya pribadi dan  sistem harga pasar, entrepreneur tidak memiliki cara lain untuk menghitung taktik terbaik untuk produksi dan inovasi.

Para pelaku birokrasi di sisi lain tidak memiliki karakteristik penting yang diperlukan dalam memupuk entrepreneurshipsejati. Mereka tidak secara langsung menangguk untung dan menanggung rugi yang mereka buat dan tidak ada mekanisme yang sudah dibangun untuk memberikan imbalan bagi yang sukses dan menghukum yang gagal yang berkaitan erat dengan proses seleksi kompetitif di pasar antara para entrepreneur. Mereka (entrepreneur) mencoba untuk menggantikan gerakan entrepreneurship dengan kendali birokrasi, tetapi dalam kenyataan yang kurang pasti, kendali seperti itu tidak akan pernah efektif. Hanyalah entrepreneur, yang menangguk untung dan menanggung kerugian dari usaha mereka sendiri dalam menghadapi masa depan yang tidak pasti, yang bisa menumbuhkan ekonomi.(Peter Klein/*AP)

No comments:

Post a Comment