5 Disfungsi yang mengancam kejantanan pria
Jika Anda ingin tetap punya performa prima di tempat tidur, pengalaman saja tidak cukup. Anda tahu, kemampuan untuk "berdiri" dan mempertahankannya juga penting. Tapi kadang, ada masalah dengan kemampuan "berdiri" itu. Atau, kalaupun mampu, ternyata tak cukup untuk memuaskan pasangan Anda.
Selain merusak ego, masalah seksual dapat menjadi sinyal kondisi kesehatan yang lebih serius. Dalam kebanyakan kasus, hal tersebut dapat diobati.
Jangan takut untuk berbicara dengan dokter Anda sejak dini untuk menentukan penyebab dan mencari solusi. Sebelumnya, cocokkan dulu masalah seksual yang Anda alami dengan penjelasan Dr. Culley Carson III, seorang urolog di University of North Carolina School of Medicine.
Inilah lima masalah seksual yang paling umum ditemukan pada pria dan saran Dr. Culley untuk mengatasinya.
1.Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi atau impoten adalah ketidakmampuan penis untuk ereksi. Bagi kebanyakan pria, masalah ini sangat mengganggu kualitas hidup. Untuk dapat ereksi, penis memerlukan aliran darah yang baik. Aliran darah ini diatur oleh jantung, mengalir lewat pembuluh darah. Disfungsi ereksi mungkin merupakan sinyal awal ada yang tidak beres pada jantung atau pembuluh darah Anda. Menurut Dr. Carson, penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien serangan jantung dan stroke mengalami disfungsi ereksi tiga-lima tahun sebelum serangan terjadi.
Pengobatan untuk disfungsi ereksi pasti melibatkan perubahan gaya hidup yang menyebabkan kerusakan jantung dan pembuluh darah yakni obesitas, merokok, kolesterol, dan faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya.
Selain memodifikasi gaya hidup, ada beberapa obat yang tersedia untuk mengobati disfungsi ereksi, misalnya Levitra dan Cialis. Tentu, pemakaiannya harus sepengetahuan dokter atau akan berpotensi merusak jaringan penis secara permanen seperti akan dijelaskan di bawah.
2.Sindrom defisiensi testosteron
Sindrom defisiensi (kekurangan) testosteron atau hipogonadisme tidak hanya memengaruhi kemampuan ereksi tapi juga kesehatan tulang, level energi, kekuatan otot dan suasana hati.
Jika Anda sulit ereksi atau bisa ereksi tapi sulit mempertahankannya, dokter akan memeriksa darah Anda di pagi hari untuk menentukan apakah memang gangguan hormon khas pria alias testosteron yang jadi penyebabnya.
Terapi hormon testosteron dapat membantu meringankan gejala. Terapi dilakukan sampai kadar testosteron Anda mencapai kadar normal. Tidak semua pria dengan kadar testosteron rendah mengalami gangguan ereksi sehingga tidak perlu ada tindakan medis terhadapnya.
3.Penyakit Peyronie
Penyakit Peyronie adalah kondisi medis yang disebabkan jaringan parut yang tidak normal di dalam jaringan penis. Jaringan parut timbul mungkin karena penis pernah cedera misal terbentur sangat keras. Akibatnya, penis menjadi bengkok atau melengkung terutama saat ereksi dan terasa sangat sakit. Lengkungan penis bisa mengarah ke atas, bawah, samping, kadang ada yang berbentuk jam pasir. Karena sangat sakit, penderita penyakit ini sering urung melakukan hubungan seksual.
Pada beberapa kasus, rasa nyeri akan hilang dalam waktu satu atau dua tahun walau bentuk penis tetap melengkung tidak normal.
Di masa lalu, operasi adalah salah satu dari beberapa pilihan pengobatan yang tersedia, dengan risiko yang signifikan. Metode baru yang saat ini sedang diujicoba adalah menyuntikkan obat ke jaringan parut untuk meluruskan penis.
4.Ereksi terlalu lama (Priapisme)
Pria yang mengalami ereksi lebih dari empat jam harus segera ke unit gawat darurat rumah sakit. Tindakan medis harus dilakukan paling lambat delapan jam sejak mulai ereksi untuk mencegah kerusakan permanen.
Penyebab terbanyak priapisme adalah penggunaan obat untuk disfungsi ereksi, terutama yang berbentuk injeksi, tanpa pengawasan dokter. Priapisme juga bisa disebabkan oleh penggunaan zat yang bersifat psikiatri seperti kokain, atau karena kelainan sel sabit (sel darah merah berbentuk bulan sabit).
Pertolongan untuk ereksi berkepanjangan adalah dengan mengurangi darah di penis menggunakan jarum atau membatasi aliran darah ke penis atau operasi.
5.Disfungsi Ejakulasi
Tipe paling umum disfungsi ejakulasi adalah ejakulasi dini (ED). Pria disebut ejakulasi dini adalah jika ia hanya bisa mempertahankan penetrasi selama dua menit sebelum sperma keluar. Sekitar sepertiga pria pernah mengalami ejakulasi dini. ED lebih banyak dialami pria di bawah 40 tahun.
Saat ini ada beberapa perawatan untuk ejakulasi dini. Obat antidepresan adalah salah satu pilihan. Anestesi topikal yang diaplikasikan ke penis juga dapat menunda ejakulasi dengan cara mengurangi sensasi rangsangan.
No comments:
Post a Comment