Pelajaran Bisnis dari Proyek Real Estate Slipi
Jika Anda telah tinggal di Jakarta dalam waktu lama, Anda tentu pernah melintasi daerah Slipi Jaya dan Perempatan Tomang. Di sinilah lokasi lahan proyek real estate Slipi yang saya bersama Pembangunan Jaya dirikan di awal tahun 1960-an.
Ada demikian banyak pelajaran bisnis yang bisa diambil dari perjalanan kami merampungkan proyek tersebut dari awal hingga berdiri. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut. Semoga bermanfaat.
Tak ragu bereksperimen dengan konsep produk baru
Saat tahun 1960-an tingkat inflasi mencapai ratusan persen. Akibatnya pelaksanaan proyek Senen pun terhambat. Dampaknya serius. Proyek mangkrak selama kurang lebih setahun dan ini membuat uang kami tak bisa diputar dan bisa merugi besar. Belum lagi harus membayar bunga atas pinjaman itu.
Saya pun usulkan untuk mencoba gagasan proyek real estate. Konsep produk properti jenis real estate di Indonesia saat itu masih sangat asing. Tak ada sebelumnya pengembang yang menawarkannya. Proyek Slipi yang kami akan bangun memang menjadi real estate pertama yang dibangun oleh swasta di tanah air.
Tantangan itu sendiri adalah belum adanya best practice yang bisa dipelajari. Maka kami yakin untuk menjadi pelopor.
Mencari pembeli dengan jeli
Menemukan pembeli untuk produk yang sudah lazim ditemui di pasar bukan hal yang sukar. Akan tetapi akan lain kasusnya saat kita harus membuat dan menjual produk yang belum dikenal sebelumnya dan memiliki segmen konsumen yang belum jelas serta terbatas.
Untuk itulah, saya dan tim di Pembangunan Jaya bersama mencari para pembeli yang tertarik dengan produk real estate semacam ini. Akhirnya kami putuskan untuk membidik para pejabat perbankan. Alasan utamanya ialah karena telah ada kedekatan sebelumnya dalam berbagai kegiatan pendanaan proyek sebelumnya. Dan yang pasti mereka juga memiliki daya beli yang dibutuhkan. Dana cadangan mereka tidak sedikit.
Kami tawarkan pembayaran melalui cicilan pada mereka, dan mereka tertarik. Ini membuat proses pembayaran lebih terasa ringan bagi pembeli.
Tak puas? Temukan solusi sendiri
Selama proses pengembangan proyek real estate Slipi ini kami mengamati pula bahwa para kontraktor yang kami ajak kerjasama kurang menaati rencana proyek yang telah ditetapkan sejak semula. Mereka cenderung mengadakan penambahan di sana sini untuk memperbesar keuntungan. Dalihnya memang untuk memperbaiki kualitas proyek tetapi ini membuat proyek melebar dari rencana awal. Padahal tingkat inflasi mencekik saat itu, yang artinya penghematan wajib dilakukan tanpa kecuali.
Akhirnya kami di Pembangunan Jaya merasakan makin perlunya memiliki solusi untuk masalah satu ini. Disepakati untuk kemudian mendirikan kontraktor yang dimiliki Pembangunan Jaya sendiri sehingga pengendalian akan lebih mudah. Setelah itu, lahirlah divisi Pembangunan Teknik yang kemudian menjadi cikal bakal masuknya Pembangunan Jaya dalam bisnis pemborongan.
No comments:
Post a Comment