Siapa sih yang tidak ingin
memiliki rambut sehat dan indah? Punya rambut indah sama berharganya
dengan mengenakan mahkota di kepala. Bedanya, mahkota yang satu ini
sangat rentan.
Rambut rontok dan kebotakan memang momok yang
menakutkan bagi setiap orang. Tak heran, berbagai masalah tersebut meski
itu berarti harus mengeluarkan banyak biaya.
Sejatinya,
kerontokan rambut wajar, karena rambut juga mempunyai siklus hidup.
"Siklus hidup ini yang mempengaruhi pelepasan rambut secara normal,"
ujar Santi Sadikin, dokter konsultan estetika Klinik Kecantikan Esther
House of Beauty.
Dalam kondisi normal, seharusnya, jumlah rambut
yang rontok setiap hari tak lebih dari 45-100 helai. Bandingkan dengan
jumlah rambut di kepala kita yang mencapai 100.000 helai.
Menurut Santi, siklus hidup rambut terbagi ke dalam tiga fase. Pertama, fase antigen atau fase pertumbuhan. Pada siklus ini, sehelai rambut bisa bertahan di kulit kepala hingga tiga tahun. Kedua, fase catagen atau istirahat. Di fase yang berlangsung sekitar tiga pekan ini, rambut berhenti tumbuh.
Ketiga, fase telogen atau
fase pelepasan. Di fase ini, setiap rambut akan mengalami pelepasan
dari kulit kepala. Proses ini terjadi dalam tiga bulan. Dalam keadaan
normal, 90 persen dari keseluruhan rambut di kepala kita dalam fase
pertumbuhan. Baru 10 persen sisanya mengalami fase istirahat pada waktu
tertentu alias tidak bersamaan.
Faktor penyebab
Nah, masalahnya, rambut dan kulit kepala amat jarang berada dalam kondisi normal. Alhasil, masalah rambut rontok pun muncul. Santi menilai, rambut rontok di bawah 40 helai per hari masih normal. Tapi, kalau jumlah rambut rontok di atas 40 helai, si empunya rambut harus mengatasinya.
Eddy Karta, dokter spesialis kulit dan kelamin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta memiliki acuan berbeda. Menurutnya, rambut rontok 100-150 helai per hari masih wajar. Tapi, jangan sampai kerontokan rambut yang terjadi sampai berujung pada kebotakan.
Nah, masalahnya, rambut dan kulit kepala amat jarang berada dalam kondisi normal. Alhasil, masalah rambut rontok pun muncul. Santi menilai, rambut rontok di bawah 40 helai per hari masih normal. Tapi, kalau jumlah rambut rontok di atas 40 helai, si empunya rambut harus mengatasinya.
Eddy Karta, dokter spesialis kulit dan kelamin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta memiliki acuan berbeda. Menurutnya, rambut rontok 100-150 helai per hari masih wajar. Tapi, jangan sampai kerontokan rambut yang terjadi sampai berujung pada kebotakan.
Di luar siklus normal, banyak faktor yang menyebabkan
rambut rontok. Khusus di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah iklim
yang panas dan lembab. "Iklim tropis membuat kepala lebih mudah
berminyak, kotor, dan berketombe" kata Santi.
Masalah kulit
kepala juga bisa terjadi karena kekurangan gizi seperti protein,
vitamin B, mineral seng, termasuk infeksi kulit kepala. Kalau salah satu
dari hal itu terjadi, akar rambut pun menjadi mudah lepas.
Dia
juga mengingatkan, kebiasaan mengikat atau menyasak bisa membuat akar
rambut tertarik dan mudah lepas. Penggunaan bahan kimia, seperti sampo,
pelembab rambut, pewarna rambut, serta obat pengeriting atau pelurus
rambut juga mempengaruhi kesehatan akar rambut.
Obat-obatan pun
bisa menjadi penyebab kerontokan. Contohnya ini terjadi pada pasien
penerima kemoterapi atau radioterapi. Bahkan, untuk sebagian orang, pil
kontrasepsi, obat asam urat, obat radang sendi, obat depresi, dan obat
darah tinggi bisa menjadi pemicu kerontokan rambut.
Penyebab lain adalah kelebihan hormon androgen (androgenic alopecia).
Hormon ini biasanya menyerang kaum pria berusia di atas 30 tahun.
"Biasanya, kebotakan terjadi di depan atau belakang kepala," jelas
Santi.
Faktor terakhir adalah psikologis. Stres ternyata juga bisa memicu kerontokan pada rambut. (Sanny Cicilla Simbolon)
Sumber : Kompas
No comments:
Post a Comment