Meleburkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship dalam Bisnis
Integritas, Profesionalisme & Entrepreneurship (I.P.E) saya sarankan untuk diadopsi menjadi Budaya atau Falsafah Perusahaan/Lembaga kita semua. Pilihan terhadap nilai-nilai I.P.E merupakan hasil refleksi saya yang mendalam tentang apa yang membuat sebuah perusahaan/lembaga bisa tumbuh dengan pesat, sanggup menjadi pelopor sekaligus menjadi pemenang di tengah persaingan. Integritas sengaja saya taruh sebagai yang pertama karena saya berpendapat kedua nilai utama yang lain yaitu Profesionalisme dan Entrepreneurship harus ditopang oleh Integritas. Pendapat saya ini diperkuat oleh Warren Buffet, seorang Top Entrepreneur di dunia yang pernah berkata: “Somebody once said that in looking for people to hire, you look for three qualities: integrity, intelligence, and energy. And if you don’t have the first, the other two will kill you”. Kita bersama patut terus menerus menjiwai nilai-nilai I.P.E dan menghidupkannya dalam praktek kerja sehari-hari karena diatas nilai-nilai I.P.E inilah akan kita bangun Perusahaan/Lembaga kita untuk masa depan bersama.
Saya pribadi melihat I.P.E seakan sebuah kombinasi yang sinergis dari “Ruh”, Tubuh dan Jiwa. Bagi saya Integritas adalah “Ruh” atau sesuatu yang kekal yang ada dalam diri kita, sesuatu yang berkaitan dengan relasi kita kepada TUHAN YME. Oleh karena itu saya menyandingkan pengertian Integritas dengan SQ (Spiritual Quotient) atau “the adaptive use of spiritual foundation to facilitate everyday problem solving and goal attainment” yaitu bagaimana nilai-nilai spiritual kita bersinar di dalam hidup kerja sehari-hari dan menuntun kita pada prestasi berkelanjutan. Sebagai contoh adalah kejujuran, telah terbukti bahwa tanpa kejujuran tidak ada perusahaan yang dapat bertahan. Bahkan perusahaan sukses sekalipun bisa rontok tiba-tiba ketika nilai-nilai kejujuran tidak dapat dipegang teguh lagi. Contoh lain adalah komitmen untuk melakukan apa yang sudah kita katakan atau walk the talk dalam bahasa Inggris. Saya pernah menyampaikan bahwa untuk Perusahaan/Lembaga kita, janji adalah hutang dan hutang harus dibayar. Itulah salah satu praktek Integritas yang selama ini kita lakukan dan harus selalu kita pelihara.
Sedangkan untuk “Tubuh” adalah Profesionalisme. Tubuh kita dimana di dalamnya terdapat otak kita sangat penting untuk mewadahi segala upaya kita meraih keunggulan. Tanpa tubuh yang sehat maka kita tidak mungkin berprestasi, tanpa Profesionalisme maka perusahaan tidak mungkin menjadi pemimpin pasar. Saya juga menyandingkan Profesionalisme seakan IQ (Intelligent Quotient) manusia atau kemampuan memecahkan masalah. Sebuah perusahaan hanya dapat memiliki operasi yang sehat bila para pengelolanya memiliki kecakapan memecahkan masalah yang terjadi setiap hari. Jadi Profesionalisme adalah hal yang harus kita miliki untuk bisa meraih keberhasilan dari hari ke hari. Sebagai contoh Profesionalisme adalah pelayanan unggul baik kepada pelanggan internal maupun pelanggan eksternal perusahaan. Pelayanan unggul adalah pelayanan yang membuat pelanggan selalu kembali kepada kita dan bahkan menceritakan kepada pihak lain keunggulan kita.
Entrepreneurship bagi saya adalah “jiwa”. Sesuatu yang ada dalam diri yang memberikan dorongan semangat dan membuat kita selalu bergerak ke depan ingin memiliki masa depan yang lebih baik. Inilah inti sari Entrepreneurship yaitu melakukan inovasi terus menerus. Saya juga menyandingkan Entrepreneurship dengan EQ (Emotional Quotient). EQ adalah gabungan dari Personal Competence dan Social Competence. Personal Competence adalah kemampuan manusia untuk mengelola diri dan menginovasi diri sehingga selalu mampu menciptakan peluang baru. Sedangkan Social Competence adalah kemampuan manusia untuk mengelola relasi secara unggul sehingga terjadi hubungan yang harmonis baik dengan atasan, sesama rekan kerja, bawahan, mitra, pelanggan, pemasok, lingkungan dan juga pemerintah. Dibawah ini adalah ringkasan dari konsep I.P.E yang berkaitan dengan “ruh”, “tubuh” dan “jiwa” serta SQ, IQ dan EQ.
Intregrity dan Professionalism sudah banyak memperoleh perhatian dan bahasan. Dua hal ini juga sudah kerap kita lakukan dan bahkan menjadi kebiasaan kerja di tempat kita. Kini saatnya bagi kita semua untuk mengobarkan semangat Corporate Entrepreneurship, yaitu “jiwa” dan semangat berinovasi yang diterapkan di tempat kerja. Melalui semangat entrepreneurship ini kita akan menciptakan kurva “S” yang baru sehingga usaha bisnis kita atau produk kita tidak terjebak pada pola umum Product Life Cycle yaitu naik ke atas melalui stage Introduction, Growth kemudian menjadi rata di stage Maturity kemudian melengkung kebawah terperosok pada stage Decline yang ujungnya adalah binasa atau tersingkir dari pasar.
Saya juga mengusulkan agar dilakukan Tes Psikologi untuk karyawan baru dan juga fit and proper test untuk kenaikan calon pimpinan berdasarkan konsep I.P.E. Tes tersebut dibagi menjadi:
1. INTEGRITAS -- SQ (Spiritual Quotient)
2. PROFESIONALISME -- IQ (Intelligent Quotient)
3. ENTREPRENEURSHIP -- EQ (Emotional Quotient)
Untuk masa datang, penyelenggaraan piskotes untuk calon karyawan dan manajer juga akan menerapkan sistem IPE. Entrepreneurship terutama akan diutamakan dalam uji kelayakan promosi seorang manajer meskipun memiliki makna yang tak kalah penting bagi seorang karyawan.
Integritas, Profesionalisme & Entrepreneurship (I.P.E) saya sarankan untuk diadopsi menjadi Budaya atau Falsafah Perusahaan/Lembaga kita semua. Pilihan terhadap nilai-nilai I.P.E merupakan hasil refleksi saya yang mendalam tentang apa yang membuat sebuah perusahaan/lembaga bisa tumbuh dengan pesat, sanggup menjadi pelopor sekaligus menjadi pemenang di tengah persaingan. Integritas sengaja saya taruh sebagai yang pertama karena saya berpendapat kedua nilai utama yang lain yaitu Profesionalisme dan Entrepreneurship harus ditopang oleh Integritas. Pendapat saya ini diperkuat oleh Warren Buffet, seorang Top Entrepreneur di dunia yang pernah berkata: “Somebody once said that in looking for people to hire, you look for three qualities: integrity, intelligence, and energy. And if you don’t have the first, the other two will kill you”. Kita bersama patut terus menerus menjiwai nilai-nilai I.P.E dan menghidupkannya dalam praktek kerja sehari-hari karena diatas nilai-nilai I.P.E inilah akan kita bangun Perusahaan/Lembaga kita untuk masa depan bersama.
Sedangkan untuk “Tubuh” adalah Profesionalisme. Tubuh kita dimana di dalamnya terdapat otak kita sangat penting untuk mewadahi segala upaya kita meraih keunggulan. Tanpa tubuh yang sehat maka kita tidak mungkin berprestasi, tanpa Profesionalisme maka perusahaan tidak mungkin menjadi pemimpin pasar. Saya juga menyandingkan Profesionalisme seakan IQ (Intelligent Quotient) manusia atau kemampuan memecahkan masalah. Sebuah perusahaan hanya dapat memiliki operasi yang sehat bila para pengelolanya memiliki kecakapan memecahkan masalah yang terjadi setiap hari. Jadi Profesionalisme adalah hal yang harus kita miliki untuk bisa meraih keberhasilan dari hari ke hari. Sebagai contoh Profesionalisme adalah pelayanan unggul baik kepada pelanggan internal maupun pelanggan eksternal perusahaan. Pelayanan unggul adalah pelayanan yang membuat pelanggan selalu kembali kepada kita dan bahkan menceritakan kepada pihak lain keunggulan kita.
Entrepreneurship bagi saya adalah “jiwa”. Sesuatu yang ada dalam diri yang memberikan dorongan semangat dan membuat kita selalu bergerak ke depan ingin memiliki masa depan yang lebih baik. Inilah inti sari Entrepreneurship yaitu melakukan inovasi terus menerus. Saya juga menyandingkan Entrepreneurship dengan EQ (Emotional Quotient). EQ adalah gabungan dari Personal Competence dan Social Competence. Personal Competence adalah kemampuan manusia untuk mengelola diri dan menginovasi diri sehingga selalu mampu menciptakan peluang baru. Sedangkan Social Competence adalah kemampuan manusia untuk mengelola relasi secara unggul sehingga terjadi hubungan yang harmonis baik dengan atasan, sesama rekan kerja, bawahan, mitra, pelanggan, pemasok, lingkungan dan juga pemerintah. Dibawah ini adalah ringkasan dari konsep I.P.E yang berkaitan dengan “ruh”, “tubuh” dan “jiwa” serta SQ, IQ dan EQ.
Saya juga mengusulkan agar dilakukan Tes Psikologi untuk karyawan baru dan juga fit and proper test untuk kenaikan calon pimpinan berdasarkan konsep I.P.E. Tes tersebut dibagi menjadi:
1. INTEGRITAS -- SQ (Spiritual Quotient)
2. PROFESIONALISME -- IQ (Intelligent Quotient)
3. ENTREPRENEURSHIP -- EQ (Emotional Quotient)
Untuk masa datang, penyelenggaraan piskotes untuk calon karyawan dan manajer juga akan menerapkan sistem IPE. Entrepreneurship terutama akan diutamakan dalam uji kelayakan promosi seorang manajer meskipun memiliki makna yang tak kalah penting bagi seorang karyawan.
No comments:
Post a Comment