Thursday, January 9, 2014

Hermann Staudinger - Penemu Ketena



Hermann Staudinger - Penemu Ketena

Hermann Staudinger (lahir di Worms, 23 Maret 1881 – meninggal di Freiburg im Breisgau, 8 September 1965 pada umur 84 tahun) adalah seorang kimiawan Jerman yang menunjukkan adanya makromolekul yang disebutnya sebagai polimer. Suatu polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat yang berupa molekul identik yang disebut monomer. Ia merupakan pemenang Nobel Kimia tahun 1953. Ia juga dikenal akan penemuan ketena dan reaksi Staudinger. Ketena adalah kelompok senyawa organik yang mengikuti rumus R2C=C=O. Hermann Staudinger adalah pelopor dalam penelitian ketena. Ketena yang paling sederhana adalah ketika kedua gugus R merupakan atom hidrogen, dan nama ketena juga dapat merujuk kepada senyawa ini.


Hermann Staudinger lahir di Worms, dekat Sungai Rhein. Karena menyukai tumbuhan ia belajar botani dengan Georg Klebs di Universitas Halle setelah lulus dari sekolah tinggi pada tahun 1899. Ayahnya mengusulkan untuk ikut pelajaran kimia untuk memahami botani. Menuruti nasihat ayahnya, Hermann belajar kimia di Universitas Halle, Darmstadt, dan München. Kimia menjadi minta utamanya, dan pada tahun 1903 pada usia 22 tahun, ia meraih gelar PhD di bawah bimbingan Daniel Vorländer di Universitas Halle. Ia melanjutkan penelitiannya dalam kimia organik di laboratorium Johannes Thiele di Universitas Strasbourg.

Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada beberapa perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga sangat bergantung pada kimia anorganik. Mengenai unsur karbon, kimia anorganik biasanya berkaitan dengan senyawa karbon yang sederhana yang tidak mengandung ikatan antar karbon misalnya oksida, garam, asam, karbid, dan mineral. Namun hal ini tidak berarti bahwa tidak ada senyawa karbon tunggal dalam senyawa organik misalnya metan dan turunannya.

Selama penelitiannya pada senyawa asam karbol, ia menemukan ketena yang amat reaktif. Pada tahun 1907, segera setelah menyelesaikan karya pascadoktoralnya pada ketena, Staudinger, pada usia 26 tahun, diangkat sebagai profesor di Universitas Karlsruhe, menggantikan Roland Scholl. Di Karlsruhe, ia bertemu sejumlah kimiawan terkemuka seperti Carl Engler dan Fritz Haber, bapak kimia tekanan tinggi. Saat itu, penelitian Staudinger berfokus pada kimia ketena, reaksi oksalil khorida, senyawa diazo alifatik, dan preparat butadiena dan isoprena. Pada tahun 1912, Richard Martin Willstatter, tokoh kimia organik, diangkat sebagai direktur Kaiser-Wilhelm-Gesellschaft untuk Kimia di Berlin-Dahlem. Eigenössische Technische Hochschule di Zürich menawari kursinya yang kosong kepada Staudinger, yang baru menerbitkan buku pertamanya Die Ketene.

Di Zurich, Staudinger melanjutkan penelitiannya pada sintesis organik. Dengan Leopold Ruzicka (yang kelak memenangkan Hadiah Nobel Kimia pada tahun 1939), Staudinger mengenali struktur piretrin alami dan mengembangkan jalur sintesis pada insektisida alami yang penting tersebut. Selama Perang Dunia I, Staudinger juga mengadakan penelitian dalam senyawa ersatz, pengganti produk alami yang selama perang sedikit membantu. Di samping pengembangan lada sintesis, Staudinger dan Tadeusz Reichstein juga membuat analisis aroma kopi alami yang sulit. Akhirnya, mereka muncul dengan aroma ersatz yang dapat dipercaya (furfuril merkaptan dengan jejak metil merkaptan), yang diubah dalam proses industri.

Kimia polimer - Selama masa ini, Staudinger adalah seorang praktikus kimia organik yang utama, yang sudah menjadi ilmuwan yang luar biasa dihormati, dipimpin oleh para kimiawan seperti Johann Friedrich Wilhelm Adolf von Baeyer, Hermann Emil Fischer, dan Richard Martin Willstätter. Dari tahun 1914, kimia organik telah menemukan lebih dari 100.000 senyawa sintesis yang digunakan dalam berbagai bidang, teramsuk pewarna dan farmasi. Meski belum berusia 40 tahun, Staudinger dianggap sebagai kimiawan organik terkenal.
Selama 1920-an, Staudinger memutuskan untuk meninggalkan persinggahan kimia organik yang prestisius ke ilmu polimer. Semangat rintisan Staudinger mengantarkannya melepaskan diri dari pemikiran kimiawan organik tradisional dan mengembangkan gagasan baru dan revolusioner.

Pada tahun 1926, ia ditunjuk ke sebuah kedudukan di Universitas Albert Ludwigs Freiburg, di mana ia mencurahkan semua usahanya untuk mendirikan dan mengembangkan batas-batas ilmu polimer. Topik penelitiannya termasuk karet alami, selulosa, dan polimer sintesis seperti polioksimetilena, polistirena, dan polietilena oksida, yang dianggap Staudinger sebagai sistem contoh bagi biopolimer yang lebih kompleks. Seperti membuat polimer sintesis, Staudinger mencoba menentukan berat molekul polimer dengan menggunakan analisis kelompok akhir, mengukur viskositas larutan polimer, dan menggunakan analisis mikroskop elektron.

Hermann Staudinger selalu memelihara hubungan dekat dengan industri untuk mendapatkan dana bagi penelitiannya dan bertindak sebagai penasihat teknis bagi perusahaan yang tertarik dalam plastik dan karet. Selama bertahun-tahun, "Förderverein" (perkumpulan pendukung) Lembaga Kimia Makromolekul menghubungkan manajer riset sejumlah perusahaan yang mendukung riset polimer di Freiburg im Breisgau. Seminar kelompok dalam Staudinger, yang bermula pada tahun 1950, menarik kimiawan akademik dan industri, dan segera menjadi pertemuan polimer terbesar Jerman dengan lebih dari 700 peserta selama 1990-an.

Karya - Penelitian Staudinger diterbitkan lebih dari 800 terbitan yang berjumlah lebih dari 10.000 halaman cetak. Ia meringkas penelitiannya dalam otobiografinya, Arbeitserinnerungen (Dari Kimia Organik ke Makromolekul) yang diterbitkan pada tahun 1970. Karya kumpulannya, berjudul Das Wissenschaftliche Werk von Hermann Staudinger (Sumbangan Ilmiah Hermann Staudinger), disunting oleh Magda Staudinger dan diterbitkan antara tahun 1969 dan 1976.

Selama bertahun-tahun, buku teks Staudinger, berjudul Die hochmolekularen organischen Verbindungen Kautschuk und Cellulose (Senyawa Organik Berbobot Molekul Tinggi Karet dan Selulosa), yang diterbitkan pada tahun 1932 oleh Springer di Berlin, menjadi "kitab suci" bagi banyak ilmuwan akademik dan industri. Pada tahun 1947, Staudinger meluncurkan jurnal baru Makromolekulare Chemie dengan Wepf & Company, penerbit di Basel. Selama dari 50 tahun, jurnal ini telah menyediakan forum unggul bagi pertukaran ilmiah dan memajukan ilmu polimer.

No comments:

Post a Comment