Monday, January 25, 2016
Kisah Kelam Megan, Dijual Pacar dan Melayani 110 Pria Dalam 22 Jam
Kisah Kelam Megan, Dijual Pacar dan Melayani 110 Pria Dalam 22 Jam
Ketika jatuh cinta, diharapkan agar kita bisa jatuh cinta pada orang yang tepat, seseorang yang telah kita kenal dengan baik dan seseorang yang memang merupakan pribadi yang baik serta dipastikan akan melindungi kita. Sangat sayang rasanya jika kita mudah sekali jatuh cinta dan gelap hati serta gelap mata hanya karena cinta. Sementara orang yang sedang kita cintai adalah seseorang yang justru menjerumuskan kita kepada kehidupan yang kelam serta menakutkan.
Dikutip dari laman metro.co.uk, seorang wanita Inggris bernama Megan Stephens (bukan nama sebenarnya) baru saja menceritakan pengalaman buruknya semasa ia remaja. Ia menceritakan bagaimana saat ia remaja, hidupnya sungguh malang dan begitu kelam. Bagaimana tidak, di usianya yang saat itu masih 14 tahun, ia terjebak dalam kasus prostitusi dan terpaksa menjadi wanita penghibur.
Kisah ini berawal ketika ia pergi ke Yunani untuk berlibur bersama sang ibu. Saat berlibur inilah, ia tinggal di sebuah resort dan akhirnya bertemu dengan seorang pria bernama Jak. Megan yang saat itu masih sangat belia jatuh cinta kepada Jak. Awalnya, wanita yang kini telah berusia 25 ini mengira bahwa Jak juga mencintainya dengan tulus.
Melihat buah hatinya telah menemukan tambatan hati, sang ibu pun membiarkan Megan tinggal di Athena bersama Jak. Sang ibu akhirnya pulang dulu ke Inggris tanpa Megan. Tapi, setelah beberapa waktu, Jak justru menjual Megan ke seorang mucikari bernama Leon. Megan dipaksa bekerja sebagai wanita penghibur di rumah bordil dan di jalan-jalan. Suatu keadaan yang tak pernah terpikirkan oleh Megan sebelumnya.
A mighty pain to love it is, and 'tis a pain that pain to miss; but of all pains, the greatest pain it is to love, but love in vain. - Abraham Cowley
Meski dalam hati ia menolak, ia tetap harus melayani para pria hidung belang di sana. Bahkan, ia masih ingat bagaimana ia harus melayani 110 pria dalam waktu 22 jam. Dalam bukunya yang berjudul "Bought & Sold" Megan bercerita bahwa sejak kecil ia hanya hidup dengan sang ibu. Orang tuanya berpisah. Karena kondisi inilah, ia mengaku bahwa ia menjadi seseorang yang rapuh. Saat ia bertemu dengan Jak, ia merasa telah menemukan kehidupan baru yang lebih baik.
Sayang, Jak yang telah dicintainya dengan tulus memanfaatkannya dan membuat hidupnya jauh lebih hancur. Jak membujuk Megan untuk mengambil pekerjaan di sebuah bar agar ia bisa membantu biaya pengobatan ibu Jak yang sedang sakit kanker. Jak meyakinkan Megan bahwa hanya ia satu-satunya pahlawan bagi ia dan ibunya. Luluh dengan kebohongan yang dilakukan Jak, Megan pun menuruti kemauan Jak. Tapi, bukannya bekerja di bar, Megan justru dijual sebagai wanita penghibur ke seorang mucikari.
Megan mengatakan,
"Ketika aku mengingat masa-masa itu, rasanya aku sangat marah dan benci dengan diriku sendiri. Aku kira, hidupku akan lebih bahagia bersamanya. Yang ada, aku jauh lebih hancur. Saat itu aku hampir saja putus asa. Berulang kali aku mencoba bunuh diri. Aku pikir, aku telah bertemu dengan orang yang benar-benar mencintaiku. Ternyata bukan, ia sama sekali tak mencintaiku. Kadang aku berpikir, mengambil keputusan tak semudah itu. Kita harus melakukan beberapa pertimbangan lebih dulu. Jika aku bisa, aku sangat ingin tak ingat lagi masa-masa itu. Cinta buta telah membuatku terluka dan kecewa berat."
Beruntung Ladies, pada tahun 2009 Megan berhasil lolos dari dunia kelamnya. Saat itu, ia ditemukan dalam kondisi kritis setelah mencoba bunuh diri. Ia ditolong oleh masyarakat setempat untuk dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Dan saat ini, wanita 25 tahun ini telah kembali serta menetap di Inggris. Ia kini tinggal bersama pasangan barunya dan berada di tengah-tengah keluarga yang selalu melindunginya. Semoga, apa yang menimpa Megan tak pernah menimpa wanita-wanita lain ya. Semoga, kita bisa dipertemukan dengan orang-orang yang tulus dalam mencintai kita.
Labels:
Berita
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment