Ferdinand de Lesseps - Terusan Suez
Ferdinand Marie, vicomte de Lesseps, tokoh pembuat Terusan Suez, lahir tanggal 19 November 1805 di Versailles, Perancis, dari keluarga yang terkenal pengabdiannya pada negara. Tidak heran kalau de Lessepspun disekolahkan dengan biaya negara. Selepas pendidikan di usia 18 tahun, ia belajar bahasa selama 2 tahun, dalam rangka mempersiapkan karier diplomatiknya.
Di saat Prancis sedang melakukan ekspansi ke daerah-daerah Afrika Utara, awalnya de Lesseps ditempatkan di Lisabon, kemudian Tunisia lalu Aljazair. Dari Aljazair ia ditempatkan sebagai konsul di Mesir antara 1833-1837. Di sana ia banyak belajar pengetahuan bahasa maupun dialeknya. Kemudian ditunjuk menjadi DuBes di Madrid. Setelah itu karier politiknya berantakan akibat banyaknya intrik.
Kemudian ia memilih menjadi petani. Untuk mengarahkan Laut Tengah ke arah Laut Merah, memang sudah lama menjadi bahan pemikiran sejak zaman pemerintahan Ramses II. Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte juga sudah punya rencana untuk membangun kanal bagi kapal-kapal yang akan keluar ke laut lepas, tapi tak seorangpun yang bisa mewujudkannya. Baru tahun 1854 Said Pasha, raja muda Mesir memperimbangkan kemungkinan untuk membangun kanal.
Pasha sudah mengenal de Lesseps dengan baik ketika ia bertugas di Mesir dulu dan merasa temannya mampu membangun kanal itu. Ferdinand de Lesseps memang berhasil melakukan itu. Terusan Suez resmi dibuka 17 November 1869 dengan pesta besar. Ferdinand de Lesseps dipuja bagai pahlawan oleh seluruh negara Eropa. Perancis bahkan sampai memberikan kehormatan tertinggi dengan mengangkatnya sebagai anggota Académie française.
Sebelum adanya kanal ini, beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan membawa barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah. Terusan ini terdiri dari dua bagian, utara dan selatan Danau Great Bitter, menghubungkan Laut Tengah ke Teluk Suez. Dalam era Perang Dunia I Terusan Suez yang saat itu berada di bawah kekuasan Inggris, diserang oleh pasukan Jerman dan Turki Ottoman. Posisi Suez yang sangat strategis, yaitu menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah, menjadikan terusan ini objek rebutan antara pasukan Sekutu dan Axis.
Saat Mesir dipimpin Presiden Gamal Abdul Nasir terusan Suez pada tanggal 26 Juli 1956 dinasionalisasi pihak Mesir. Hal ini memicu terjadinya krisis Suez karena Prancis tidak terima Suez dikuasai mesir. Pada tanggal 29 Oktober 1956 terjadi serangan gabungan dari Israel, pasukan Inggris dan Prancis di Mesir. Melalui intervensi dari PBB, Amerika Serikat dan Uni Soviet konfrontasi tersebut dapat berakhir relatif cepat dan kampanye perang pada 22 Desember 1956 kembali dievakuasi.
Dalam Perang Enam Hari mendorong Israel pada tanggal 9 Juni
1967 kembali menguasai Suez. Terusan Suez tetap tertutup untuk pengiriman dari mesir dan menempatkan di perbatasan antara Mesir dan Israel. Israel mendirikan sebuah garis pertahanan yang garis Bar-Lev dan mengusai Semenanjung Sinai. Dalam Perang Yom Kippur, pada tanggal 6 Oktober 1973 Suez berhasil dikuasai oleh pasukan Mesir. Tetapi pada akhirnya Israel juga berhasil memukul mundur Mesir dalam serangan balasan pada 16 Oktober 1973, Israel menyeberangi Suez dengan membuat sebuah jembatan di atas kanal.
Pada akhir perang Yom Kippur meski Mesir kalah secara militer tapi menang secara diplomatik sehingga seluruh saluran suez dan semenanjung Sinai kembali di bawah kendali Mesir. Setelah sempat ditutup sementara akhirnya terusan Suez kemudian dibuka untuk umum lagi pada tahun 1975.
Setelah 12 tahun peresmian Terusan Suez, pada usia 73 tahun de Lesseps kembali menarik perhatian dunia dengan usahanya membangun Terusan Panama. Namun, setelah 10 tahun proyek ini tidak bisa lagi diteruskan. 10.000 orang Perancis merasa ditipunya, 22.000 pekerja tewas akibat demam kuning, dan salah satu bagian kanal runtuh akibat longsoran tanah liat di musim penghujan. Akibatnya tahun 1888 proyek pembuatan Terusan Panama pimpinan de Lesseps itu dinyatakan gagal. de Lesseps diseret ke pengadilan karena dituduh menyelewengkan dana dari masyarakat, dan dihukum penjara 5 tahun.
de Lesseps melewati sisa hidupnya selama 6 tahun di atas kursi malas, kesehatan tubuhnya merosot drastis dan mentalnya terganggu. Bacaan kesukaannya hanya surat kabar terbitan sebelum tahun 1888, sampai ia meninggal 7 Desember 1894. Hari-hari terakhirnya hanya dipenuhi dengan kenangan hari bersejarah, prosesi kapal-kapal yang berlayar pada hari pembukaan Terusan Suez.
No comments:
Post a Comment