Monday, January 13, 2014

Penemu Bintik Merah Raksasa Yupiter



Penemu Bintik Merah Raksasa Yupiter




Giovanni Domenico Cassini (8 Juni 1625–14 September 1712) adalah seorang astronom Italia, astrolog dan insinyur. Cassini, juga diketahui dengan nama Giandomenico Cassini, lahir di Perinaldo, didekat Sanremo, yang pada waktu itu terletak di Republik Genoa. Cassini adalah seorang astronom di Observatorium Panzano, dari tahun 1648 sampai tahun 1669. Ia adalah seorang profesor astronomi di Universitas Bologna dan menjadi direktur Observatorium Paris tahun 1671. Ia sepenuhnya mengadopsi negara barunya, untuk sebagian bahwa ia menjadi dapat dipertukarkan diketahui dengan nama Jean-Dominique Cassini —walaupun ini juga merupakan nama dari anak dari cucunya.

Bersama dengan Robert Hooke, Cassini dihargai untuk penemuan Bintik Merah Raksasa di planet Yupiter tahun 1665. Cassini adalah yang pertama mengamati 4 dari satelit alami Saturnus yang ia sebut Sidera Lodoicea, ia juga menemukan Divisi Cassini tahun 1675. Sekitar tahun 1690, Cassini adalah yang pertama yang mengamati rotasi perbedaan di atmosfer Yupiter.

Bintik Merah Raksasa (Inggris: Great Red Spot) adalah badai antisiklon permanen pada planet Yupiter yang berada di 22° selatan khatulistiwa yang telah ada selama sedikitnya 176 tahun dan kemungkinan telah ada selama 340 tahun atau lebih. Badai tersebut sangat besar sehingga dapat dilihat melalui teleskop di Bumi. Kemungkinan badai ini diamati pertama kali oleh Giovanni Domenico Cassini, yang menggambarkannya sekitar tahun 1665.

Citra dramatis Bintik Merah Raksasa Yupiter pertama kali diambil oleh wahana antariksa Voyager 1 pada 25 Februari 1979, ketika wahana tersebut berada sekitar 9,2 juta km dari Yupiter. Awan berukuran 160 km dapat dilihat di gambar tersebut. Pola berbentuk gelombang berwarna di sebelah kiri (barat) dari Bintik Merah adalah wilayah dengan gerakan gelombang yang rumit. Untuk memberikan kesan skala Yupiter, badai putih berbentuk oval di bawah Bintik Merah adalah kurang lebih memiliki garis tengah yang sama dengan Bumi.

Pada tahun 1672, ia mengirim koleganya Jean Richer ke Cayenne, Guyana Perancis, ketika ia tinggal di Paris. Mereka melakukan observasi planet Mars dan menemukan parallaxnya untuk menentukan jarak, dan untul pertama kalinya mengukur dimensi sebenarnya tata surya. Cassini adalah yang pertama yang berhasil melakukan pengukuran longitude dengan metode yang diusulkan oleh Galileo Galilei, menggunakan gerhana satelit Yupiter sebagai jam.

Pada tahun 1644 Marquis Cornelio Malvasia, yang adalah senator Bologna dengan ketertarikany yang besar pada bidang astrologi mengundang Cassini ke Bologna dan menawarkannya pada posisi di Observatorium Panzano dimana sedang dibangun pada saat itu. Kebanyakan waktu mereka dihabiskan dalam mengkalkulasi ephemeris yang lebih akurat, terbaru dan lebih baik untuk astrologi dan digunakan oleh metode astronomikal pada hari ini.

Yupiter atau Jupiter adalah planet terdekat kelima dari matahari setelah Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Jarak rata-rata antara Yupiter dan Matahari adalah 778,3 juta km. Jupiter adalah planet terbesar dan terberat dengan diameter 149.980 km
dan memiliki massa 318 kali massa bumi. Periode rotasi planet ini adalah 9 jam 55 menit, sedangkan periode revolusi adalah 11,86 tahun.

Di permukaan planet ini terdapat bintik merah raksasa yang disebut Badai Besar Abadi. Atmosfer Yupiter mengandung hidrogen (H), helium (He), metana (CH4) dan amonia (NH3). Lapisan atas atmosfer Yupiter terdiri dari 88 - 92% hidrogen dan 8 - 12% helium. Suhu di permukaan planet ini berkisar dari -140oC sampai dengan 21oC. Seperti planet lain, Yupiter tersusun atas unsur besi dan unsur berat lainnya. Jupiter memiliki 68 satelit, di antaranya Io, Europa, Ganymede, Callisto (Galilean moons).

Cassini–Huygens adalah sebuah pesawat angkasa yang dibuat bersama oleh NASA/ESA/ASI, yang mempelajari Saturnus dan bulan-bulannnya. Pesawat angkasa ini memiliki 2 bagian utama: Pengorbit Cassini milik NASA, yang dinamai dengan nama astronom Italia-Perancis Giovanni Domenico Cassini, dan Satelit Huygens milik ASI, dinamai atas nama seorang astronom, ahli matematika dan ahli fisika Belanda Christiaan Huygens. Pesawat ini diluncurkan pada tanggal 15 Oktober 1997 dan memasuki orbit Saturnus pada tanggal 1 Juli 2004.

Pada tanggal 25 Desember 2004, satelit Huygens berpisah dari pengorbit dan mendarat di bulan Saturnus, Titan pada tanggal 14 Januari 2005, dimana mengirim informasi tentang Titan kepada ilmuwan untuk dipelajari. Pesawat ini adalah pesawat pertama yang memasuki orbit Saturnus dan pesawat angkasa keempat yang mengunjungi Saturnus

No comments:

Post a Comment