Tokoh Penulis Buddhisme Jepang
Daisetz Teitaro Suzuki (鈴木 大拙 Suzuki Daisetz, lahir 18 Oktober 1870 – meninggal 12 Juli 1966 pada umur 95 tahun) (Nama Buddhist “Daisetz” yang berarti "Kesederhanaan Agung" / "Great Simplicity", diberikan padanya oleh guru Zennya, Soyen Shaku) adalah seorang penulis buku terkenal di Jepang dan risalah-risalah mengenai Buddhisme, Zen dan Shin, yang mempunyai pengaruh akan penyebaran Zen dan Shin (dan juga filosofi Timur pada umumnya) kepada dunia Barat. Suzuki juga merupakan seorang penerjemah literatur Cina, Jepang dan Sansekerta. Suzuki menghabiskan waktu merentangkan pengajaran dan ceramah panjang di universitas di negara barat, dan mengabdi selama beberapa tahun sebagai seorang guru besar di sebuah universitas Buddhist Jepang, Otani.
Suzuki belajar di Universitas Tokyo dan secara bersamaan mulai berlatih Zen di Engaku-ji di daerah Kamakura bersama dengan Soyen Shaku. Dibawah pengawasan Soyen Shaku, pelajaran yang didapat Suzuki pada dasarnya mengenai hal bathin dan nonverbal, termasuk didalamnya duduk meditasi dalam waktu yang lama (zazen). Tugas-tugas mencakup, seperti yang digambarkan oleh Suzuki sebagai pergumulan mental, fisik, moral dan kecerdasan selama empat tahun.
Selama periode pelatihan di Engaku-ji, Suzuki menjalani kehidupan layaknya seorang biksu. Ia menggambarkan kehidupannya ini dan pengalamannya di Kamakura dalam bukunya Pelatihan Biksu Buddhist Zen – The Training of the Zen Buddhist Monk. Pada tahun 1890, Suzuki diundang oleh Soyen Shaku untuk berkunjung ke America. Suzuki berperan sebagai penerjemah bahasa Inggris dari buku yang ia tulis sendiri (1906). Walaupun sampai dengan saat itu Suzuki telah menterjemahkan beberapa naskah berbahasa Asia kuno kedalam bahasa Inggris (contoh : Kebangkitan Kepercayaan Mahayana – Awakening of Faith in the Mahayana), peran-nya dalam menerjemahkan dan aspek sebagai penulis-bayangan terhadap buku ini merupakan permulaan karier Suzuki sebagai penulis dalam bahasa Inggris.
Pada usia muda, Suzuki telah menetapkan diri untuk mendapatkan pengetahuan dalam bahasa Cina, Sansekerta, Pali dan beberapa bahasa Eropa. Soyen Shaku merupakan salah satu pembicara undangan pada Parlemen Dunia akan Keagamaan (World Parliament of Religions) yang diadakan di Chicago pada tahun 1893. Ketika seorang Ilmiawan Jerman yang bertempat tinggal di LaSalle – Illinois, Dr. Paul Carus, mendekati Soyen Shaku untuk meminta bantuan guna menterjemahkan dan mempersiapkan literature spiritual dunia Timur yang akan dipublikasikan di dunia Barat, yang kemudian alih-alih merekomendasikan pengikutnya Suzuki untuk tugas tersebut. Suzuki menetap di rumah Dr. Carus, Hegeler Carus Mansion, dan bekerja dengannya, yang pada awalnya menterjemahkan naskah klasik Tao Te Ching dari Cina kuno. Di Illinois, Suzuki memulai pekerjaan awalnya dalam Garis Besar Buddhisme Mahayana – Outline of Mahayana Buddhism.
Dr. Paul Carus sendiri telah menulis sebuah buku yang memberikan pengertian, dan pandangan akan, Buddhisme, berjudul The Gospel of Buddha. Soyen Shaku menuliskan pengenalan akan buku tersebut, dan Suzuki menerjemahkannya ke dalam bahasa Jepang. Pada saat itu, sekitaran abad tersebut, beberapa orang Barat dan orang Asia (Carus, Soen, dan Suzuki juga termasuk) terlibat pada pemulihan Buddhist secara mendunia yang telah mulai secara perlahan sekitar tahun 1880-an.
Selain tinggal di Amerika, Suzuki juga melakukan perjalanan ke beberapa daerah di Eropa sebelum menerima tugas sebagai guru besar di Jepang. Suzuki menikahi Beatrice Erskine Lane, seorang teosofi, yang memiliki banyak kontak dengan kepercayaan Bahá'í baik di Amerika dan di Jepang, dan seorang lulusan Radcliffe, pada tahun 1911. Kemudian Suzuki sendiri bergabung dengan Perkumpulan Ilmu Tasauf Adyar dan merupakan seorang teosofi yang aktif. Mereka mengabdikan diri mereka untuk penyebaran suatu pengertian akan Buddhisme Mahayana, mereka tinggal di sebuah pondok di wilayah Engaku-ji hingga tahun 1919, kemudian pindah ke Kyoto, dimana Suzuki memulai tugasnya sebagai guru besar di Universitas Otani pada tahun 1921. Ketika ia berada di Kyoto, ia mengunjungi Dr. Hoseki Shinichi Hisamatsu, ilmiawan Buddhist Zen yang terkenal, dan membicarakan perihal Buddhisme Zen bersama-sama di Kuil Shunkoin di lingkungan kuil Myoshinji.
Pada tahun dimana ia bergabung dengan Universitas Otani, ia dan istrinya, Beatrice, mendirikan Perkumpulan Buddhist Negara Timur (the Eastern Buddhist Society); Perkumpulan terpusatkan pada Buddhisme Mahayana dan menawarkan ceramah dan seminar, dan menerbitkan catatan ilmiah, The Eastern Buddhist. Suzuki mempertahankan hubungan dengan Negara Barat dan, sebagai contoh, menyampaikan tulisan ke
Kongres Dunia akan Kepercayaan pada tahun 1936, di Universitas London (Pada tahun tersebut, ia ikut serta dalam program pertukaran guru besar).
Disamping mengajarkan budaya Buddhisme Zen dan Sejarah Zen (atau Chan), Suzuki adalah seorang ilmiawan ahli dalam hal filosofi yang berhubungan, atau dalam bahasa Jepang, Kegon – yang ia anggap sebagai penguraian cermat akan pengalaman Zen.
Masih menjabat sebagai seorang guru besar dalam bidang filosofi Buddhist dalam pertengahan abad ke duapuluh, Suzuki menuliskan beberapa pengenalan yang mendapatkan pujian dan penilaian keseluruhan akan Buddhisme, dan terutama pada sekolah Chan (walaupun ia seringkali menghubungkan sekte ini dengan istilah “Zen”, yang mana merupakan pelafalan dalam bahasa Jepang untuk nama tersebut). Pada tahun 1951, ia mengelilingi universitas-universitas di Amerika, dan mengajar di Universitas Columbia dari tahun 1952 sampai 1957.
Suzuki tertarik khususnya pada abad pembentukan tradisi dari Buddhist ini, di China. Banyak tulisan berbahasa Inggris yang dibuat oleh Suzuki dicemaskan penterjemahan dan bahasannya sedikit menyerupai naskah Chan seperti Biyan Lu (Blue Cliff Record) dan Wumenguan (Gateless Passage), yang mencatat gaya pengajaran dan kata-kata yang digunakan para guru China klasik. Ia juga tertarik pada bagaimana tradisi ini, yang suatu waktu dimasukkan ke Jepang, telah memengaruhi karakter rakyat Jepang dan juga sejarahnya, dan menuliskannya dalam bahasa Inggris dalam Zen and Japanese Culture (Zen dan Kebudyaan Jepang). Reputasi Suzuki terjamin di Inggris belum di Amerika.
Sebagai tambahan dari hasil karyanya yang terkenal, Suzuki menuliskan sebuah terjemahan dari Lankavatara Sutra dan penjelasan dalam terminologi Sansekerta. Pada usia-nya yang lanjut, ia menjadi seorang guru besar undangan pada Universitas Columbia. Ia memantau upaya yang dilakukan oleh Saburō Hasegawa, Judith Tyberg, Alan Watts dan mereka yang bekerja di California Academy of Asian Studies (yang dikenal sekarang ini dengan sebutan California Institute of Integral Studies), di San Francisco pada tahun 1950-an.
Suzuki seringkali dihubungkan dengan Sekolah Filsafat Kyoto, tetapi ia tidak dianggap sebagai anggota resmi. Suzuki tertarik dengan tradisi lain selain Zen. Bukunya Zen and Japanese Buddhism menggali sejarah dan ruang lingkup daya tarik dari sekte Buddhist Jepang yang utama.
Pada usianya yang lanjut, ia kembali menyelidiki kepercayaan Jodo Shinsu yang dianut ibu-nya, dan menjadi penceramah tamu pada Buddhisme Jodo Shinsu di Buddhist Churches of America. D.T. Suzuki juga menghasilkan suatu terjemahan yang belum selesai mengenai Kyogyoshinsho. Sebuah magnum opus dari Shinran, pendiri sekolah Jodo Shinsu. Adapun, Suzuki tidak berupaya untuk memperkenalkan doktrin Shin di Negara Barat, karena ia mempercayai bahwa Zen lebih sesuai dengan preferensi Negara Barat untuk kepercayaan Adat Timur, walaupun ia mengutip bahwa Buddhisme Jodo Shinshu merupakan hal “perkembangan luar biasa dari Buddhisme Mahayana yang pernah di raih di Asia Timur”. Kepercayaan Kristiani juga dipelajari oleh Suzuki, dan beberapa kepercayaan Barat lainnya, seperti, Meister Eckhart, yang ia bandingkan dengan pengikut Jodo Shinshu yang disebut Myokonin. Suzuki merupakan pencetus yang membawa penelitian akan Myokonin ke publik di luar Jepang.
Buku yang ditulis oleh D.T. Suzuki tersebar secara luas dan banyak dikomentari. Sebuah contoh yang terlihat adalah An Introduction to Zen Buddhism dengan kata pengantar ditulis oleh Carl Jung, seorang psikologis analitik, sebanyak tiga puluh halaman. Karya lainnya termasuk Essays in Zen Buddhism (3 jilid), Studies in Zen Buddhism, dan Manual of Zen Buddhism. Sebagai tambahan, William Barret telah mengkompilasi banyak artikel dan risalah tentang Zen yang dibuat oleh Suzuki menjadi sebuah buku berjudul Studies in Zen.
No comments:
Post a Comment