Tuesday, January 7, 2014

Al Capone - Gangster Amerika Serikat



Al Capone - Gangster Amerika Serikat

Alphonse Gabriel Capone (lahir di New York City, 17 Januari 1899 – meninggal di Miami Beach, 25 Januari 1947 pada umur 48 tahun), secara populer dikenal sebagai Al Capone atau Scarface, adalah seorang Gangster Amerika Serikat yang memimpin sindikat kriminal memiliki dedikasi terhadap penyelundupan dan menjual secara gelap minuman keras dan aktivitas ilegal lainnya selama Era Pelarangan tahun 1920-an dan 1930-an.

Al Capone merupakan anak keempat dari pasangan Gabriele dan Teresina Capone, imigran asal Italia Selatan yang bermigrasi ke Amerika Serikat tahun 1893. Di Amerika, keluarga Capone pertama tinggal di 95 Navy Street. Saat Al berusia 11 tahun, keluarga Capone pindah ke 21 Garfield Place di Park Slope, Brooklyn. Al Capone putus dari sekolah umum di Brooklyn, ia kemudian bekerja serabutan di sana termasuk di sebuah toko permen dan bowling. Selama masa itu Al Capone dipengaruhi oleh Giovanni Torrio alias John "Papa Johnny" Torrio atau disebut juga "The Fox" yang kelak menjadi mentornya.


Setelah pekejaannya sebagai pencuri kelas teri, Al Capone bergabung dengan komplotan yang terkenal buruknya yaitu Five Points Gang. Kemudian dia dipekerjakan sebagai tukang pukul di Coney Island Dance Hall and Saloon oleh Frankie Yale Si Tukang Palak. Di sinilah Al Capone menerima bekas luka yang membuat ia mendapat panggilan "Scarface".

Pada tanggal 30 Desember 1918, Al Capone menikah dengan Mae Josephine Coughlin, seorang perempuan Irlandia dan dikaruniai seorang putera yang diberi nama Albert Francis "Sonny" Capone. Kemudian, sekitar tahun 1921, Al Capone dan keluarga kecilnya memutuskan pindah ke Chicago dan menempati rumah di 7244 South Prairi Ave, selatan kota Chicago. Capone datang atas undangan Torrio yang sedang mencari peluang usaha berdagang barang-barang gelap. Masa itu Torrio memperoleh kekayaan dari hasil kejahatan James "Big Jim" Colosimo yang terbunuh (dugaan dibunuh oleh Frankie Yale, walaupun tuduhan itu tidak terbukti karena kekurangan bukti) setelah menolak memasuki bidang bisnis baru dan Al Capone pada masa itu juga telah didakwa melakukan pembunuhan.

Setelah pemilihan wali kota 1923, wali kota Chicago terpilih, William Emmet Dever melakukan reformasi, pemerintah kota Chicago mulai melakukan tekanan terhadap gangster dan penjahat di kota Chicago. Hal ini membuat para gangster dan penjahat gerah. Untuk menaruh markas besarnya di luar kota yurisdiksi, organisasi Capone (Chicago Outfit) masuk dengan cara kekerasan ke Cicero, Illinois. Mereka bertarung dengan penjahat Cicero, Myles O'Donnell dan William "Klondike" O'Donnell untuk memperebutkan kekuasaan di pusat kota Cicero. Kemenangan ada di tangan Capone, dan itu merupakan kemenangan Capone yang paling luar biasa; pengambilalihan pemerintah kota Cicero pada tahun 1924. Perang tersebut mengakibatkan lebih dari 200 orang tewas.

Capone (lewat
pengikutnya Murray The Hump), mendalangi pembunuhan yang paling terkenal dalam dunia gang abad ke-20, Pembantaian hari Valentine. Di Chicago, pada tanggal 14 Februari 1929, terjadi peristiwa penembakan tujuh anggota gangster mafia Bugs Moran secara kejam. Meskipun rincian dari pembunuhan disebutkan hanya tujuh korban yang ditemukan di sebuah garasi 2212 North Clark Street tapi diperkirakan sesungguhnya korban tewas lebih dari itu. Kejadian itu langsung dihubungkan dengan Capone dan para pengikutnya terutama Murray the Hump dan Jack "Machine Gun" McGurn tapi tidak seorang pun pernah didakwa atas peristiwa tersebut.

Akhir dari sepak terjang Al Capone sendiri bukan karena pembunuhan, penganiayaan, perampokan, pencurian ataupun penyuapan, namun karena kasus penyelundupan. Al Capone ditangkap saat menyelundupkan minuman keras oleh agen FBI yang bernama Eliot Ness, yang sudah mengincar Al Capone sejak lama. Kasus itulah yang akhirnya menjadi pintu bagi para penegak hukum di AS untuk mengadilinya secara berlapis di meja hijau. Al Capone akhirnya meninggal karena sakit setelah melewati hari-harinya selama 11 tahun di penjara dan rumah sakit

No comments:

Post a Comment