Saturday, January 11, 2014

Fisikawan Belanda Christiaan Huygens



Fisikawan Belanda Christiaan Huygens



Christiaan Huygens lahir di Den Haag, Belanda, 14 April 1629 – meninggal di Belanda, 8 Juli 1695 pada umur 66 tahun merupakan ahli matematika dan ahli fisika Belanda, Lahir di Den Haag sebagai anak dari Constantijn Huygens. Ahli sejarah umumnya mengaitkan Huygens dengan revolusi ilmiah. Christiaan umumnya menerima penghargaan minor atas perannya dalam perkembangan kalkulus modern. Ia juga mendapatkan peringatan atas argumennya bahwa cahaya terdiri dari gelombang. Tahun 1655, ia menemukan bulan Saturnus, Titan. Selain itu Christiaan Huygens adalah penemu pertama jam pendulum atau jam bandul.

Revolusi ilmiah adalah masa saat gagasan baru dalam bidang fisika, astronomi, biologi, anatomi manusia, kimia, dan ilmu pengetahuan lain, berkembang dengan pesat dan menjadi dasar ilmu pengetahuan modern. Menurut catatan-catatan, revolusi ini dimulai di Eropa dari masa Renaisans hingga akhir abad ke-18, periode yang dikenal sebagai Abad Pencerahan. Filsuf dan sejarawan Alexandre Koyré menciptakan istilah revolusi ilmiah pada tahun 1939 untuk menjelaskan masa ini.

Prinsip Huygens menerangkan bahwa setiap muka gelombang dapat dianggap memproduksi wavelet atau gelombang-gelombang baru dengan panjang gelombang yang sama dengan panjang gelombang sebelumnya. Wavelet bisa diumpamakan gelombang yang ditimbulkan oleh batu yang dijatuhkan ke dalam air.

Prinsip Huygens bisa dipakai untuk menerangkan terjadinya difraksi cahaya pada celah kecil seperti yang terlihat pada gambar berikut ini. Pada saat melewati celah kecil, muka gelombang akan menimbulkan wavelet baru yang jumlahnya tak terhingga sehingga gelombang tidak mengalir lurus saja, tetapi menyebar.

Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan massa. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam warna. Sifat Gelombang Cahaya adalah : Pemantulan cahaya, Merambat lurus, Menembus benda bening dan Pembiasan. Pendapat ini sangat ditentang oleh Aristoteles (384-322 SM) karena pada kenyataannya kita tidak dapat melihat di ruang gelap. Akan tetapi Aristoteles tidak dapat menjelaskan mengapa mata kita dapat melihat benda, karena itulah teori kumis-kumis peraba ini dapat bertahan sampai abad ke sepuluh.

Pada pertengahan abad ke sepuluh seorang ilmuwan mesir di Iskandaria yang bernama Al Hasan (965-1038) mengemukakan pendapat bahwa mata kita dapat melihat benda-benda di sekeliling kita karena adanya cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda benda yang bersangkutan masuk ke dalam mata kita. Teori ini akhirnya dapat diterima oleh orang banyak sampai sekarang ini. Teori yang mendukung pendapat Al Hasan diantaranya adalah Teori Gelombang Menurut Christian Huygens

Christian Huygens menyatakan bahwa cahaya pada dasarnya sama dengan bunyi dan berupa gelombang. Perbedaan cahaya dan bunyi hanya terletak pada panjang gelombang dan frekwensinya. Pada teori Huygens ini peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, ataupun difraksi cahaya dapat dijelaskan secara tepat, namun dalam teori Huygens ada kesulitan dalam penjelasan tentang sifat cahaya yang merambat lurus.

Titan adalah satelit alami terbesar milik Saturnus. Ditemukan pada 25 Maret 1655 oleh ahli astronomi Belanda Christiaan Huygens, dan merupakan satelit pertama di
Tata Surya yang ditemukan setelah satelit Galileo milik Jupiter. Titan adalah salah satu dari sedikit satelit (bersama dengan satelit Saturnus Enceladus) di tata surya kita yang ditemukan mempunyai atmosfer yang signifikan dan memiliki zat kimia organik.

Huygens dengan mudah menamakan penemuannya Saturni Luna ("bulan Saturnus"). Belakangan, Jean-Dominique Cassini menamakan empat satelit yang ditemukannya (Tethys, Dione, Rhea dan Iapetus) Sidera Lodoicea ("bintang-bintang Louis") untuk menghormati Raja Louis XIV. Ahli astronomi menjadi terbiasa menyebut mereka Saturnus 1 hingga Saturnus 5. Julukan lain yang dipakai adalah "Satelit Saturnus Huygen" (atau "Huyghenian"), atau "satelit keenam Saturnus" (dalam urutan jaraknya dari Saturnus, saat Mimas dan Enceladus juga ditemukan tahun 1789).

Nama "Titan" dan nama-nama dari ketujuh satelit milik Saturnus kemudian diketahui berasal dari John Herschel (anak dari William Herschel, penemu Mimas dan Enceladus) dalam terbitan 1847nya Results of Astronomical Observations made at the Cape of Good Hope, di mana ia mengusulkan nama-nama Titans, saudara kandung dari Cronos (Saturnus Yunani), untuk digunakan.

Titan lebih besar daripada planet Merkurius (meski kurang berat) dan satelit alam terbesar kedua di tata surya setelah Ganymede. Awalnya diperkirakan sedikit lebih besar daripada Ganymede, tapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa atmosfer tebalnya memantulkan banyak cahaya menyebabkan perkiraan-melampaui dari diameternya. Seperti sejumlah satelit lainnya, Titan juga lebih besar dan berat daripada Pluto.

Titan mempunyai jarak nyata antara +7.9 dan +8.7 dan menjangkau jarak angular kira-kira 20 garis tengah Saturnus dari planet tersebut. Dapat diamati menggunakan teleskop kecil (diameter lebih dari 5cm) atau teropong kuat. Christian Huygens meninggal pada tanggal 8 Juli 1695.

No comments:

Post a Comment