Hantu wanita itu terus mengejarku
Jam sudah menunjukan pukul 09.45, artikel dan inspirasi belum dapat aku muat, disaat kebingungan yang melanda aku tak dapat berfikir, namun aku sedikit tersenyum kecil mengingat kisah tadi siang yang baru saja kualami,
yaitu bertemu teman dekat ku yang telah lama menghilang sejak kululusannya, namun aku sadar kalau itu tak kan menjadi cerita ku malam ini, setelah aku mencoba mengingat-ingat kisah-kisah ku saat putih abu-abu akupun sontak kaget dan terbayang akan seorang wanita yang pernah dekat dengan ku.
Saat hubungan ku dengan dinda makin hari makin dekat aku pun sedikit senang dan bengan-angan kalau dialah wanita terakhir yang akan menghampiri ku, namun semua sirna pada minggu 28 desember 2008 dimana pada saat itu aku tak dapat mewujudkan permintaan terkhirnya untuk
ditemani menjenguk neneknya, namun kondisi pada hari itu aku sedang berada di kebun membantu paman ku membersikan ruput-rumput yang mengangu tanaman kebun paman ku sehingga aku tak bisa menemaninya.
"kring..kring..kring.." henpon ku berbunyi yang berarti ada pesan masuk, dan saat ku buka dan kubaca isipesan tersebut ternyata itu pesan dari ibunya dinda yang Katanya dinda telah tiada dan dia sekarang ada di RS. umu muara enim,
tanpa sadarkan diri aku langsung menuju rumah sakit dan saat tiba dirumah sakit aku langsugn tertuju kekamar mayat(01.30pm), dan saat tiba disana kata petugas yang menjaga kamar mayat
"mbaknya udah dibawak pulang ke rumah duka di desa uj*n m*s"
Tanpa banyak bicara aku mencoba untuk bisa sampai ke desan dinda dengan cepat sebelum dia dikebumikan, setelah menempuh perjalan yang cukup lama akhirnya aku tiba didesanya tepat pada pukul 02.00pm dan akupun melihat dia telah dibungkus dengan kain kafan yang
bearti siap di kebumikan pada saat itu juga, rasa sedih akan kehilang mulai kurasakan aku tak kuat untuk melihat semua ini, karena aku keinginan untuk bersamanya akupun ikut mengantarkan dinda ketempat peristirahatan terkhirnya.
Setelah dimakan kan dan akupun diceritakan kalau dinda mati karena sakit jantung yang dideritannya sejak beberapa tahun terkhir ini, kenapa aku baru tahu kalau dinda mengidap penyakit,
seandainya waktu bisa diulang aku pun sangunp mengeluarkan dan sebesar apapun agar sidinda bisa selaman dan bersamaku selamanya, anum apa daya waktu tak dapat diputar dan aku hanya bisa pasrah serta sabar untuk menghadapi semua ini.
7 hari telah berlalu sejak kejadian itu tetapi aku belum bisa melupakan semua kenangan yang telah kami lewati baik suka dan duka, dan rasa penyesalan yang tibul karena dinda tak pernah jujur akan kondisinya kepada ku, hingga di hari ke 40nya dimana dinda datang kemimpiku dengan balutan kain kafan dan mukanya yang pucat serta senyum indah diwajanya yang masih melekat diingataku akan sosoknya yang dulu.
"relakan kepergian ku dan carilah pengganti yang lebih dari aku" dia berkata sebari meneteskan air mata
"tapi aku ingin bersama mu selamanya" perkataan ku yang begitu tulus aku ucapkan meskipun dari dalam mimpi, entah berapa lama kami terdiam dan saling pandang, yang membuat aneh dimimpi ku ini dimana tempat dan kejadian saat pertama kali aku mnyatakan perasaan ku kepadanya,
"hari ini adalah hari terakhir ku sebelum aku benar-benar pergi kealam yang dimana aku akan menanti hari akhir dan disana kita akan bertemu" ucapnya sekali lagi agar aku dapat merelakan kepergiannya
"aku tak akan pernah melupakan saat-saat kita bersama, tapi mungkin kah ada orang yang seperti dirimu" bantah ku saat mencoba untuk tidak melupakannya
"tolong untuk yang terakhir kalinya dan segaligus permohonan maav ku karena tak bisa menemani mu selamanya" rayunya agar aku dapar merelakannya
"aku kan merelakan kepergian mu namun aku tak akan pernah melupakan mu" jawaban terakhirku
dan disaaat itulah dia tersenyum layaknya saat dia masih hidup, sehingga dengan perlahan-lahan kabut asap yang mulai menutupi dirinya yang sontak membuatku terbangun dari mimpiku.
keseok harinya aku pun mengunjungi makamnya dan mendoakan dinda semoga dapat diterima dialam yang telah ditentukan oleh sang pencipta
Jam sudah menunjukan pukul 09.45, artikel dan inspirasi belum dapat aku muat, disaat kebingungan yang melanda aku tak dapat berfikir, namun aku sedikit tersenyum kecil mengingat kisah tadi siang yang baru saja kualami,
yaitu bertemu teman dekat ku yang telah lama menghilang sejak kululusannya, namun aku sadar kalau itu tak kan menjadi cerita ku malam ini, setelah aku mencoba mengingat-ingat kisah-kisah ku saat putih abu-abu akupun sontak kaget dan terbayang akan seorang wanita yang pernah dekat dengan ku.
Saat hubungan ku dengan dinda makin hari makin dekat aku pun sedikit senang dan bengan-angan kalau dialah wanita terakhir yang akan menghampiri ku, namun semua sirna pada minggu 28 desember 2008 dimana pada saat itu aku tak dapat mewujudkan permintaan terkhirnya untuk
ditemani menjenguk neneknya, namun kondisi pada hari itu aku sedang berada di kebun membantu paman ku membersikan ruput-rumput yang mengangu tanaman kebun paman ku sehingga aku tak bisa menemaninya.
"kring..kring..kring.." henpon ku berbunyi yang berarti ada pesan masuk, dan saat ku buka dan kubaca isipesan tersebut ternyata itu pesan dari ibunya dinda yang Katanya dinda telah tiada dan dia sekarang ada di RS. umu muara enim,
tanpa sadarkan diri aku langsung menuju rumah sakit dan saat tiba dirumah sakit aku langsugn tertuju kekamar mayat(01.30pm), dan saat tiba disana kata petugas yang menjaga kamar mayat
"mbaknya udah dibawak pulang ke rumah duka di desa uj*n m*s"
Tanpa banyak bicara aku mencoba untuk bisa sampai ke desan dinda dengan cepat sebelum dia dikebumikan, setelah menempuh perjalan yang cukup lama akhirnya aku tiba didesanya tepat pada pukul 02.00pm dan akupun melihat dia telah dibungkus dengan kain kafan yang
bearti siap di kebumikan pada saat itu juga, rasa sedih akan kehilang mulai kurasakan aku tak kuat untuk melihat semua ini, karena aku keinginan untuk bersamanya akupun ikut mengantarkan dinda ketempat peristirahatan terkhirnya.
Setelah dimakan kan dan akupun diceritakan kalau dinda mati karena sakit jantung yang dideritannya sejak beberapa tahun terkhir ini, kenapa aku baru tahu kalau dinda mengidap penyakit,
seandainya waktu bisa diulang aku pun sangunp mengeluarkan dan sebesar apapun agar sidinda bisa selaman dan bersamaku selamanya, anum apa daya waktu tak dapat diputar dan aku hanya bisa pasrah serta sabar untuk menghadapi semua ini.
7 hari telah berlalu sejak kejadian itu tetapi aku belum bisa melupakan semua kenangan yang telah kami lewati baik suka dan duka, dan rasa penyesalan yang tibul karena dinda tak pernah jujur akan kondisinya kepada ku, hingga di hari ke 40nya dimana dinda datang kemimpiku dengan balutan kain kafan dan mukanya yang pucat serta senyum indah diwajanya yang masih melekat diingataku akan sosoknya yang dulu.
"relakan kepergian ku dan carilah pengganti yang lebih dari aku" dia berkata sebari meneteskan air mata
"tapi aku ingin bersama mu selamanya" perkataan ku yang begitu tulus aku ucapkan meskipun dari dalam mimpi, entah berapa lama kami terdiam dan saling pandang, yang membuat aneh dimimpi ku ini dimana tempat dan kejadian saat pertama kali aku mnyatakan perasaan ku kepadanya,
"hari ini adalah hari terakhir ku sebelum aku benar-benar pergi kealam yang dimana aku akan menanti hari akhir dan disana kita akan bertemu" ucapnya sekali lagi agar aku dapat merelakan kepergiannya
"aku tak akan pernah melupakan saat-saat kita bersama, tapi mungkin kah ada orang yang seperti dirimu" bantah ku saat mencoba untuk tidak melupakannya
"tolong untuk yang terakhir kalinya dan segaligus permohonan maav ku karena tak bisa menemani mu selamanya" rayunya agar aku dapar merelakannya
"aku kan merelakan kepergian mu namun aku tak akan pernah melupakan mu" jawaban terakhirku
dan disaaat itulah dia tersenyum layaknya saat dia masih hidup, sehingga dengan perlahan-lahan kabut asap yang mulai menutupi dirinya yang sontak membuatku terbangun dari mimpiku.
keseok harinya aku pun mengunjungi makamnya dan mendoakan dinda semoga dapat diterima dialam yang telah ditentukan oleh sang pencipta
No comments:
Post a Comment