Saturday, December 7, 2013

Lailatul Qadar dan Keutamaannya



Lailatul Qadar dan Keutamaannya



Diriwayatkan dari Anas ra. ia berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “ketika terjadi malam Lailatul Qadar, maka turunlah malaikat Jibril dengan rombongan malaikat. Mereka membacakan shalawat dan salam kepada setiap hamba yang berdiri atau duduk berdzikir kepada Allah swt”.
Abu Hurairah berkata, “malaikat-malaikat turun ke bumi pada malam Lailatul Qadar lebih banyak daripada bilangan batu kerikil. Dibukalah pintu-pintu langit untuk turunnya malaikat itu, sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah shohibul hikayat. Cahaya memancar ke seantero penjuru dengan menyibak dan mengusir segala gulita ruang bumi, kondisinya menjadi demikian sacral dan agung, alam malakut menjadi terbuka menganga.

Sementara manusia dalam hal ini memiliki tingkatan ketakwaan yang berbeda-beda. Diantara mereka ada yang dibukakan alam malakut di langit dan bumi dan terbukalah beberapa hijab yang menutup langit, lalu dia dapat menyaksikan malaikat-malaikat dalam bentuk aslinya, yaitu ada yang berdiri, duduk, ruku’, sujud, ada yang dzikir, bersyukur, membaca tasbih dan membaca tahlil.

Diantara manusia yang lain ada yang terbuka hijabnya dengan tampak baginya surga dengan apa yang ada didalamnya, kota-kotanya, gedung-gedungnya, bidadari-bidadarinya, sungai, pohon-pohonan dan buah-buahannya. Mereka menyaksikan Arasy Tuhan Yang Maha Pengasih, yaitu merupakan atap surga. Dia dapat menyaksikan kedudukan-kedudukan para nabi, wali, syuhada’ dan shiddiqqiin. Mereka menjadi kebingungan menyaksikan alam malakut tersebut.

Di antara mereka, manusia yang lainnya lagi, ada pula yang ditampakkan neraka Jahannam, tingkatan-tingkatannya, kedudukan-kedudukan orang kafir dalam neraka dan lain sebagainya.

Juga, diantara manusia yang lainnya lagi, ada yang dibukakan hijab-hijab dari keagungan Allah lalu ia tidak menyaksikan sesuatu, kecuali pada-Nya”.

Dari Umar ra, sesungguhnya Nabi saw bersabda, “barangsiapa yang menghidupkan malam tanggal dua puluh tujuh dari bulan Ramadhan sampai tiba datangnya waktu Shubuh, maka itu lebih aku suka daripada berdiri beribadah dalam malam-malam bulan Ramadhan keseluruhannya”.

Fatimah berkata, “Wahai Ayahanda, apa yang dapat dilakukan orang-orang lemah, laki-laki, perempuan, yang tidak dapat berdiri?”.

Nabi saw bersabda, “tidaklah mereka meletakkan bantal-bantalnya lalu dipakai bersandar, lalu mereka duduk sesaat dari saat-saat malam itu dan berdoa kepada Allah Azza wa Jalla, kecuali hal itu lebih aku suka daripada berdirinya umatku seluruhnya daripada bulan Ramadhan”.

Aisyah ra berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dan shalat dua rakaat serta memohon ampun, maka Allah akan mengampuninya dan dia telah mendapatkan limpahan rahmat Allah serta malaikat Jibril akan mengusapkan sayapnya terhadap diri orang yang bermunajat tersebut. Dan barangsiapa yang disuap (dielus) oleh Jibril dengan sayapnya, tentu dia masuk surga”.

Sumber : Petikan dari Kitab Mukasyafatul Qulub

No comments:

Post a Comment