Tidak Dikenali
Di masa kuno, gadis-gadis yang berkelakuan baik, khususnya dari keluarga-keluarga yang kaya, jarang keluar dari rumah mereka. Aktivitas sosial mereka terbatas di dalam rumah mereka sendiri. Mereka bahkan tidak diijinkan mengenakan pakaian yang memperlihatkan lengan mereka. Seorang pencuri yang cerdik berusaha menggunakan standar sosial ini untuk membebaskan dirinya dari penangkapan pada masa dinasti Ming.
Secara kebetulan, seorang perampok menyelinap di ruang tidur sepasang pengantin baru dan bersembunyi di bawah tempat tidur mereka yang didekorasi dengan indah. Selama tiga hari, ia tidak dapat menemukan satu kesempatan pun untuk mencuri barang berharga, atau bahkan untuk melarikan diri.
Akhirnya karena nyaris mati kelaparan, ia dengan lemas merangkak keluar dari tempat persembunyiannya dan segera diketahui dan ditangkap oleh para pelayan laki-laki. Ayah keluarga itu memerintahkan mereka untuk mengirim penyelundup itu ke pihak berwenang setempat.
Setibanya di pengadilan, perampok itu berbohong dengan mengatakan bahwa ia adalah dokter keluarga gadis itu dan bahwa gadis itu mempunyai penyakit aneh serta memerlukannya untuk merawat si gadis setiap saat. Dengan sikap skeptis, hakim itu menanyainya tentang latar belakang keluarga pengantin perempuan itu.
Karena telah berada di rumah itu selama tiga hari, pencuri itu telah memiliki cukup informasi untuk dengan benar menjawab semua pertanyaan sang hakim. Karena tidak dapat membuktikan bahwa pria ini bukanlah dokter keluarga itu, pejabat itu memutuskan untuk membiarkan si pengantin perempuan menghadapinya di pengadilan. Keputusan itu mungkin kelihatan beralasan sekarang. Namun, pada waktu itu, masyarakat sangatlah konservatif. Hanya dengan muncul di pengadilan, untuk alasan apa pun, akan merusak reputasinya dan keluarganya. Mengetahui hal ini, perampok yang cerdik itu berpikiran bahwa keluarga kaya itu, untuk mempertahankan reputasi mereka, akan menarik tuntutan mereka dan membiarkannya pergi.
Malam itu, ayah sang korban dengan bersemangat mengunjungi seorang juru tulis yang sudah tua, yang telah bekerja di pengadilan selama lebih dari dua puluh tahun. Ia sangat berpengalaman dalam kasus-kasus yang rumit.
Sesudah mendengarkan dilema itu dengan teliti, juru tulis itu dengan tenang berucap, “Sungguh penipu yang tidak tahu malu! Ia tahu bahwa anda tidak akan mengijinkan putrid anda untuk berada di muka umum demi apa pun. Dengan meyakini hal itu, ia mengira kalau ia akan segera dibebaskan. Tetapi, saya mempunyai jebakan yang lebih cerdik, jika anda bersedia.”
Ia membisikkan jebakan itu ke telinga tamunya yang kaya itu. Mendengar hal itu, sang ayah tersenyum puas, berterima kasih kepada juru tulis itu dan pergi.
Pada hari pengadilan, ia menyewa seorang pelacur, mendandaninya sesuai standar keluarga kaya tersebut dan memberinya beberapa petunjuk. Pencuri itu sedang menunggu di ruang sidang.
Ketika ia melihat wanita yang berpakaian bagus itu masuk, ia dengan lantang menyatakan, “Itulah dia. Saya telah merawat penyakitmu selama bertahun-tahun. Mengapa keluargamu menuduh saya melanggar hukum?”
Namun, dengan tidak diketahui oleh pencuri itu, ayah pengantin wanita itu telah memberitahukan rencananya kepada sang hakim, yang mengamati reaksi pencuri itu dan memancarkan senyuman puas, sambil dalam hati memuji kecerdikan juru tulis itu.
Hakim itu mengungkapkan jebakan itu keras-keras dan terperinci. Mendengar hal ini, semua pengamat secara spontan berteriak dan tertawa terbahak-bahak. Pencuri itu hanya bisa melongo. Ia tahu, kalau ia tidak mempunyai pilihan lain kecuali mengakui kejahatannya.
Sungguh jebakan yang cerdik! Kebohongan pencuri itu diungkapkan oleh pernyataannya sendiri.
No comments:
Post a Comment