Wednesday, December 18, 2013

Makhluk halus yang minta tolong



Makhluk halus yang minta tolong


Apabila mendengar tentang dukun bayi atau bidan yang pernah dimintai tolong oleh mahluk gaib, antara percaya atau tidak percaya, benarkah itu benar-benar nyata atau tidak.

Tapi setelah di daerahku ada kejadian serupa yang baru saja terjadi beberapa waktu yang lalu, mau tidak mau aku harus mempercayai bahwa mahluk kasat mata itu memang benar adanya.


Seorang bidan desa di daerahku di kawasan Jawa Tengah, sebut saja namanya ibu Marti. Di sore menjelang malam yang cerah tiba-tiba di rumahnya datanglah dua orang laki-laki mengendarai sepeda motor, seperti biasa,

bidan Marti sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu, dan dengan tenang dia mempersilahkan dua orang tersebut untuk duduk di ruang tamu-nya.

"Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya bidan Marti dengan tenang.

"Iya bu, saudara perempuan saya mau melahirkan hari ini, bu bidan di minta datang kesana." Jawab salah satu dari laki2 itu setengah panik.

Bidan Marti masih menanggapi dengan tenang, karena ia terbiasa menangani orang hamil yang seperti-nya sudah hendak melahirkan tetapi ternyata masih lama dari yang di perkirakan.

"Baiklah pak, saya dikasih alamatnya saja, nanti saya segera menyusul njenengan berdua."

Setelah dua orang tersebut memberikan alamat yang di maksud, merekapun berlalu terlebih dahulu. Kemudian bidan Marti-pun segera mempersiapkan peralatan medis yang hendak ia bawa.

Ia kemudian berangkat menyusul dua orang tersebut. Sampailah ia pada jalan masuk sebuah kampung yang terang benderang, di kiri kanan jalan sudah ramai orang, meskipun agak sedikit curiga, tetapi bidan Marti tidak menghiraukannya.

Bagaimana mungkin hanya untuk menyambut orang melahirkan suasana kampung bisa seramai ini. Ia pun di sambut oleh seorang perempuan untuk segera mengurus bayi yang ternyata sudah lahir sebelum dirinya sampai disini.

"Silahkan bu bidan, ini bayi-nya sudah lahir, bu bidan tinggal mengurus-nya saja." Kata salah seorang di sana sambil menyodorkan bayi yang masih merah bersimbah darah.

Bidan Marti segera menerima bayi itu, dia mandikan pada air yang sudah tersedia, kemudian dia urus selayaknya bayi-bayi yang lain.

"Bagaimana dengan ibu-nya, apa saya perlu mengurusnya sekalian?" Tanya bidan Marti.

"Gak usah bu, ibu-nya sudah ada yang mengurus, bu bidan cuma mengurus bayi ini saja."

Karena cape dan tidak ingin bertanya lebih banyak, akhirnya bidan Marti pun segera berpamitan.

Ia kembali menyusuri jalan di mana ia berangkat tadi, setapak demi setapak. Namun tiba-tiba ia ia tersandung dan terjatuh.

Saat itu ada dua orang satpam pabrik di sekitar daerah itu yang segera menolong bidan Marti begitu melihat bidan Marti terjatuh.

"Ibu dari mana kok datang dari arah situ?" Tanya salah satu satpam itu dengan pandangan yang sedikit aneh.

"Barusan bantu orang melahirkan dari kampung itu mas." Jawab bu Marti sambil menunjuk ke belakang tanpa menoleh ke arah yang di tunjuk.

Kedua satpam itu-pun saling berpandangan dengan heran. Tapi mereka tetap membantu bu Marti untuk berdiri.

"Maaf bu, membantu di kampung mana ya bu?" Tanya satpam yang satu-nya lagi penasaran.

"Itu mas, di kampung belakang itu." Jawab bu Marti sambil kali ini menoleh ke arah yang di tunjuk.

Tiba-tiba tulang belulang di sekujur tubuh bidan Marti seolah terlepas dari raga-nya begitu melihat arah yang di tunjuk oleh jari-nya sendiri.

Tempat yang ia tunjuk adalah rerimbunan kuburan yang bahkan tak ada satu jalan masuk-pun sebagaimana yang ia lewati tadi. Seketika tubuh bu Marti jatuh terduduk lagi dengan wajah pucat pasi.

Kedua satpam itu-pun segera membantu bu Marti berdiri lagi dan memapah-nya ke pos satpam di pabrik tersebut.

Pantas saja kedua satpam tersebut merasa heran ketika bu Marti menunjuk ke belakang, karena yang ia tunjuk ternyata sebuah areal kuburan luas yang memang sudah terkenal angker.

No comments:

Post a Comment