Tuesday, November 12, 2013

Dalam Majelis



Dalam Majelis

Dalam menciptakan jalan untuk membangun masyarakat yang sehat dan selamat, orang-orang besar dan mulia akan senantiasa berusaha untuk melaksanakan dan tidak melakukan penolakan. Mereka berusaha agar supaya ketidaknyamanan serta segala keburukan terhapus dan hilang dalam pentas kemasyarakatan dan posisinya berada pada kebaikan dan hubungan-hubungan yang sehat. Oleh sebab itu dia tidak akan pernah lelah di jalan ini dan tidak memberikan jalan di hatinya untuk mencela kepada orang yang gemar mencela dan akan menyampaikan perkataannya dengan suara nyaring ke telinga orang-orang yang tertidur lalai. Tuhan memuji perbuatan orang seperti ini dan berfirman: (Yujaahiduuna fi sabilillahi wa la yukhaafuuna lawmata laaim ) “Mereka yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.”

Dalam Majelis


Setelah peristiwa Asyura, Zaid bin Arqam hadir pada majelis Ibnu Ziyad di mana dia melihat Ibnu Ziyad memukul bibir dan gigi kepala Imam Husain yang telah terpenggal, dengan sebuah tongkat kayu. Dengan melihat ketidaksenangan ini dia berteriak lantang :

“Lepaskanlah tongkat kayumu dari bibir dan gigi Husain! Demi Tuhan! Rasulullah SAW senantiasa mencium kedua bibir ini.” Pada saat itu Zaid bin Arqam menangis. Ibnu Ziyad menjadi geram dan berkata: Tuhan akan membuat kedua matamu berlinang air mata. Seandainya engkau bukan seorang kakek tua dan kurang berakal maka aku akan membunuhmu.

Zaid bin Arqam pada saat itu bangkit dari tempatnya dan menyeru kepada para hadirin seraya berkata: Wahai hadirin! Mulai hari ini dan hari selanjutnya kalian tidak lebih dari para budak, putra Fatimah telah syahid dan diri kalian telah menjadikan putra Marjanah sebagai pemimpin kalian. Demi Tuhan! Dia akan membunuh anak-anak lelaki yang baik dan kalian akan menjadi tawanan-twanannya. Hai… batapa buruknya keadaan manusia yang membeli dirinya dengan kehinaan dan celaan! Dan memberikan dirinya dalam kesialan dan kemalangan. Kemudian berseru kepada ibnu Ziyad dan berkata: Wahai putra Ziyad! Biarkanlah saya menyampaikan untukmu sebuah hadis dimana geram dan amarahmu semakin bertambah.

Di suatu hari dari hari-hari Rasulullah SAW, beliau sedang duduk di mana Imam Husan juga di dudukkan di atas lutut kanannya dan Imam Husain di atas lutut kirinya dimana pada waktu itu Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya sambil berdoa dan mengatakan : “Tuhanku! Ke dua anak ini dan ayahnya adalah orang-orang saleh dan mukmin, jadikanlah mereka amanah saya.” Sekarang wahai ibnu Ziyad! Ketahuilah bahwa bagaimana engkau memperlakukan amanah Rasulullah SAW?

********

Apabila perkara seorang manusia tidak dapat terwujud dan tercapai sesuai apa yang di inginkannya maka selayaknyalah dia dipuaskan dengan bahasa yang baik dan perkataan lemah lembut. Dikarenakan seorang pengkhidmat yang tahu akan tanggungjawabnya tidak selamanya dia mampu menjawab dan menyelesaikan perkara orang lain dengan positif, akan tetapi dia mampu meringankan kekecewaan orang tersebut dengan perbuatan yang menawan hati. Sedemikian yang di katakan oleh Rasulullah SAW : “Innakum lan tasa’un naasa biamwaalikum fasa’uuhum biakhlaaqikum; Anda sama sekali tidak akan mampu memuaskan manusia dengan harta dan menciptakan kelonggaran dalam kehidupan mereka tetapi dengan akhlak yang baik dan perbuatan yang terpuji anda dapat menggembirakannya.”

Al-Quran Al–Majid juga berkata dalam menyifatkan ciri-ciri kepribadian Rasulullah SAW sebagai berikut : “Innaka la’alaa khuluqin ‘adzim” Wahai Rasul Kami! Sesungguhnya engkau memiliki akhlak baik dan terpuji!

Perbuatan Menawan Hati


Oleh karena itu Imam Husain terkadang dengan tersenyum dan berakhlak baik beliau menyelesaikan suatu perkara manusia yang datang kepadanya dimana beliau tidak dapat menyelesaikannya. Riwayat di bawah ini adalah menunjukkan salah satu dari perihal di atas : Suatu hari Imam Husain sedang duduk dan datanglah seseorang yang mempunyai keperluan kepada beliau dan menyatakan: Wahai putra Rasulullah SAW! Bantulah saya! Si fulan menagih kepada saya dan dia ingin menjerumuskan saya ke dalam penjara. Imam Husain berkata: “Demi Tuhan! Sekarang saya sama sekali tidak mempunyai uang untuk melunasi utangmu.”  Lelaki itu berkata : “Minimal berbicaralah kepadanya mungkin pandangannya akan berubah.” Imam berkata : Saya tidak mengenali sedikit pun dengan si penagih itu, akan tetapi saya mendengar dari ayahku Amiral Mukminin Ali as yang berkata Rasulullah bersabda : “Barang siapa yang berusaha menyelesaikan masalah saudara seimannya maka dia beribadah kepada Tuhan selama sembilan ribu tahun di mana hari-harinya adalah berpuasa dan malam-malamnya adalah melaksanakan ibadah.” Oleh sebab itu apabila kita tidak mampu berkhidmat kepada orang yang membutuhkan, maka dengan perbuatan yang baik kita dapat menenangkan kegelisahan hati mereka dan menyebabkan kelonggaran berpikir baginya.

 (Diterjemahkan oleh Ummu Jausyan)

No comments:

Post a Comment