Tuesday, November 26, 2013

Yamato, Pertahanan Terakhir Jepang di Laut



Yamato, Pertahanan Terakhir Jepang di Laut


Kehebatan Yamato dilukiskan oleh AL Jepang sebagai kapal perang yang tidak mungkin ditenggelamkan.
yamato,kapal perang,jepangYamato dalam percobaan mesin di Selat Bungo, di luar Teluk Sukumo, Jepang, 20 Oktober 1941. (Yamato Museum/Wikimedia Commons)

Kapal perang Yamato dibangun ketika Jepang masuk terikat pernjanjian pembatasan senjata/alat perang, Washington Naval Treaty dan London Naval Treaty. Akibatnya, Jepang hanya boleh membangun kapal jenis kecil.


Tapi pada tahun 1936, perjanjian itu dicabut. Alhasil, Yamato yang semula dirancang untuk kapal kecil, diam-diam dimodifikasi. Yamato dibangun menjuadi kapal perang super berbobot total 72.800 ton. Pembangunannya dimulai 4 November 1937 di tempat rahasia, pangkalan Kure Naval Dockyard. Tiga tahun kemudian, 8 Agustus 1940, Yamato keluar dari sarang dan siap bertugas di medan laga.

Sebagai kapal perang super, badan kapal yang mengelilingi Yamato dilapisi baja setebal 410 milimeter. Sementara bagian deknya dilapisi baja setebal 200 milimeter. Senjata meriam yang dimilliki Yamato cukup banyak dan berkaliber besar. Pada tahun 1945, saat Yamato ditugaskan sebagai benteng pertahanan terakhir Jepang di laut, meriamnya ditambah. (Baca: Imamura, Penuntas Kuasa Belanda di Indonesia).

Yamato yang sempat menjadi kapal bendera Admiral Yamamoto, pernah terlibat pertempuan di Midway, Battle of Phillipine Sea, Batyle of Leyte Gulf, dan Samar. Kehebatan Yamato dilukiskan oleh AL Jepang sebagai kapal perang yang tidak mungkin ditenggelamkan.

Kehebatan itu makin dahsyat ketika Yamato dilengkapi radar pencari pesawat dan kapal musuh. Kehebatan kapal ini pun terbukti. Sejumlah bom dan torpedo yang berhasil menghantam badannya, hanya menimbulkan kerusakan ringan. Jika sudah begitu, Yamato cukup kembali ke pangkalan dan kerusakannya diperbaiki. Kemudian ditambah meriam terbaru, seperti biasanya. Barulah Yamato bisa bertempur lagi.

(Lihat: Genda si Orang Gila, Pearl Harbor Korbannya)

Pertempuran terakhir yang dialaminya adalah ketika berusaha mempertahankan Kepulauan Okinawa. Demi melakukannya, awak Yamato ditugaskan bertempur sampai mati, harakiri. Malang, AL AS berhasil mengendus keberadaaanya dan segera melakukan pencegatan.

Saat itu Yamato berada sekitar 200 kilometer dari Okinawa. Sebanyak 386 pesawat pembom dan peluncur torpedo dikerahkan untuk menghancurkan Yamato. Setelah dihantam delapan bom dan sepuluh torpedo, Yamato akhirnya tengelam. Sebanyak 2.475 awaknya tewas, sedangkan 269 lainnya berhasil menyelamatkan diri ke kapal destroyer Jepang.

(Agustinus Winardi. Sumber: angkasa. co. id)

No comments:

Post a Comment