Tuesday, November 12, 2013

KISAH HIKMAH : Pengganti Cinta



KISAH HIKMAH : Pengganti Cinta

Ketika ayat telah diturunkan dan diucapkan oleh Rasulullah SAW pada hari raya Ghadir, Rasulullah SAW menarik dan mengangkat tinggi tangan Imam Ali kw dan berkata di tengah-tengah ribuan muslimin yang hadir di padang lapang itu: “Man kuntu Mawla fahadza ‘Aliyun mawlaahu; barang siapa yang menjadikan saya sebagai mawlanya maka setelah saya Ali adalah mawlanya.”

Setelah peristiwa nyata itu, pengikut setia Imam Ali  menemukan jalan tersendiri dan menyatakan cintanya kepada Imam Ali, dan oleh karena itu di setiap waktu dan zaman dikarenakan mereka adalah pengikut dari Ahli Bait, mereka dijadikan sebagai orang-orang yang tidak pantas mendapat kasih sayang. Sebuah contoh ketidaksayangan itu dapat kita membacanya di bawah ini sebagai berikut:

Pengganti Cinta


Setelah diketahui keutamaan dan kesempurnaan dan mengecap citarasa sebuah syair Firdausi bagi para penyair dan sastrawan di zamannya, dia di perkenalkan kepada Sultan Mahmud dan di perkenankan untuk membaca syair-syair indahnya dalam pertemuan Sultan tersebut dan membuat para hadirin menjadi terkesima dengannya.

Sultan Mahmud berkata: Wahai Hakim! Tuhan memberimu imbalan yang baik bagimu. Kamu memperindah pertemuan kami ini dan yang menghiasinya adalah Firdaus. Sultan meminta menyusun dan menertibkan sejarah ‘Ajam dan menuangkannya dalam legenda kerajaan. Raja memerintahkan kepada menteri tua Maimandi bahwa setiap seribu bait yang disusun oleh Firdausi, maka berikanlah kepadanya seribu mitsqal emas. Ketika legenda kerajaan telah selesai, Sultan Mahmud sangat tertarik dan bermusyawarah dengan para menteri-menterinya tentang Firdausi bahwa apa yang pantas diberikan dan dihadiahkan untuknya?

Sebagian berkata 50 dirham, sebagian lagi berkata berlawanan dengan paham resmi dan mengatakan jumlah ini baginya sangatlah banyak dan bait-bait ini di ambil untuk membuktikan kepengikutannya.

Setelah Sultan Mahmud mendengar syair itu, dia menggantinya dengan satu mitsqal dalam satu bait, dia memberi satu dirham padahal dia seharusnya memberi Firdaus enam puluh ribu dirham untuk enam puluh ribu bait.

Firdaus bersedih dan sakit hati melihat perbuatan raja ini dan memahami bahwa dirinya dilecehkan oleh karena kesyiahannya dan menginjak-nginjak haknya. Oleh karena itu dia tambahkan beberapa bait sindiran diakhir dalam legenda raja.

Hakim Firdausi, lalu menulis dalam legenda kerajaan tentang sejarah ‘Ajam dari awal zaman Kiyumerts sampai zaman Yazd Gerd ibn Syahriyar.

Pada akhirnya beliau meninggal dunia di tanah kelahirannya sendiri setelah memikul penderitaan pada tahun 411 hijriyah qamari dan di makamkan di kota Tusi.

 *********

Al-Quran Al-Karim memuji Rasulullah SAW dikarenakan berakhlak baik dan bertoleransi kepada masyarakat dan berbunyi: {Fabimaa rahmatin minallahi linta lahum walaw kunta fadzdza galidzal qalbi la nafadhdhu min hawlika} “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.”

Ayat ini disampaikan kepada seluruh kaum muslimin di dunia akan perdamaian dan persaudaraan serta rasa toleransi yang juga diketahui sebagai rahasia taufik dalam kehidupan dimana berhubungan baik, berasosiasi dan bertoleransi dengan segala kelompok yang berbeda-beda dapat dijalin.

Toleransi Dengan Masyarakat


Hamad bin Utsman mengatakan: Dahulu saya berada di dekat Imam ke enam yang mana pada saat itu salah satu dari para pengikut telah memasuki tempat beliau, Imam bertanya kepadanya: Apa yang engkau lakukan sehingga si fulan tidak senang kepadamu?

-Saya tidak melakukan apa-apa, hanya saja saya menuntut sesuatu kepadanya dan saya mengambil semuanya dengan sempurna.

Imam berkata: Dengan kekerasanmu inilah yang membuat hak saudara seagamamu berlaku tidak terpuji dan menyalahi asli dari keihsanan dan kebaikan. Apakah kamu mengetahui arti dari ayat ini yang berbunyi: {Yakhaafuuna suual hisaabi} “Takut kepada hisab yang buruk.” Apakah Tuhan tidak akan berlaku adil kepada hamba-hambanya? Tidak demi Tuhan, melainkan mereka akan dihisab secara teliti dan detail sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya dimana ini dinamakan dengan suul hisab yakni akan menakutkan dan tidak menyenangkan. Benar barang siapa yang banyak melakukan kekerasan maka dia akan berbuat pekerjaan buruk.

 (Diterjemahkan oleh Ummu Jausyan)

No comments:

Post a Comment