Pemuja setan
Kali ini mahes sedang bernostalgia tentang kontak pertama mahes dengan mahluk gaib.
jika anda akan menuju pagaden-pamanukan-jalur pantura subang,
maka anda akan melewati jalan raya Otto Iskandar Dinata (Otista/Lio) disana ada bangunan megah yang telah di ubah menjadi Taman kanak-kanak, dimana mahes sendiri yang hampir menjadi tumbal dari pemuja setan yang dulu menempati rumah itu.
Cerita Hantu - Hari itu pertengahan tahun 1999, mahes main di rumah teman di seberang jalan raya. Saat berangkat tidak terjadi apa-apa karena saat itu mahes menyebrang jalan yang bukan di depan rumah sang pemuja setan itu.
namun ketika pulang mahes malah menyebrang jalan di depan rumah itu. saat itu ada sebuah mobil angkot yang di tinggal sopirnya untuk membeli rokok, mahes menyebrang melewati belakang angkot itu. tiba-tiba angkot tanpa sopir itu berjalan mundur menuju mahes dengan cepat, padahal jalanan disana tidak menurun.
Mahes tesangkut di bagian belakang mobil itu dan terseret hingga beberapa meter,tubuh mahes masuk hingga leher ke bawah mobil yang sedang berjalan mundur.
saat terseret inilah mahes melihat bola putih melayang seperti sedang menghadang bola hitam yang akan menuju mahes. Semua orang disana panik melihat mahes terseret seperti itu, dan entah bagaimana caranya mahes sudah di rumah sakit. Pergelangan kaki kanan patah, tangan luka-luka. Disamping mahes ada ibu yang sedang menangis.
Tapi bukan itu cerita yang sebenarnya......
Setelah sebulan kejadian itu, luka-luka mahes sudah sembuh. Hanya pergelangan kaki yang tak bisa di luruskan (hingga sekarang jalan mahes jadi aneh, tapi bukan pincang. Kaki kanannya kalo jalan ga bisa lurus, pasti bengkok ke arah kanan).
Suatu malam, mahes merasa sesak, panas, dingin, takut. Yang mahes lakukan hanya mengeluh kalo mahes merasa takut. Sontak ibu kaget, langsung memeluk dan berdo'a. Ternyata beliau melihat sosok tinggi besar sedang melihat tajam ke arah mahes yang sedang terbaring. Hingga tak terelakan sosok itu merasuki tubuh mahes.
Ibu berteriak meminta pertolongan para tetangga, di rumahpun ribut. Ada tetangga yang mencari ayah mahes yang saat itu sedang berdagang, ada tetangga yang ikut berdo'a, adapula yang mengaji.
Hingga ayah pulang, beliau berusaha untuk mengeluarkan mahluk itu dari tubuh mahes namun sia-sia. Selama 4 hari 3 malam mahes di rasuki, selama itu pula tak henti-hentinya lantunan ayat suci mengalun . hingga uwa dan sodara-sodara dari ibu yang lain merasa kesal campur miris karena selama itu mahes tidak makan tidak minum.
"aing cape-cape nyieun cilaka ieu budak, piraku aing teu bisa mawa balik?. Aing moal kaluar saacan aing bisa mawa balik ieu budak. Ieu budak kadaharan aing bulan ayeuna.. hahahahaha"
Jika di terjemahkan:
"aku sudah membuat celaka anak ini, masa aku tak bisa membawanya pulang? Aku takkan keluar sebelum aku bisa membawanya pulang. Anak ini adalah makanku untuk bulan sekarang. Hahahahahaha......"
Kata-kata itu terus diucapkannya.
"aku sudah tak tahan melihatnya, kasian mahes. Jika terus seperti ini bisa-bisa besook ia meninggal" ayah sudah terlalu khawatir dan putus asa
"ya sudah, ini satu-satunya ideku. Bawa semua al-qur'an yang ada di masjid, lalu tutupi seluruh tubuhnya dengan semua al-qur'an itu dari ujung kepala hingga ujung kaki jangan sampai ada celah sedikitpun." Uwa menjawab kegelisahan ayah, meskipun beliau sendiri tak yakin.
Selang beberapa menit, semua al-qur'an itu sudah menutupi tubuh mahes. Hasilnya mahluk itu meronta-meronta dan keluar tak lama kemudian.
"bu.. mahes lapar. Ada nasi gak?? Mahes juga haus." Aku berkata dengan polos. Rasanya lapar dan haus tak tertahan, lemas, lelah.
"alhamdulillah......" semua bersyukur.
Ibu menangis, memeluk dan berkata
"kamu pengen apa nak??? Akan ibu buatkan."
"mahes pengen daging ayam sama semur jengkol." Mahes menjawab dengan polos.
(sampe sekarang juga itu semur jengkol masih suka.. hehehehehehe)
Semua tertawa dan berakhir bahagia.
pagi di pertengahan bulan febuari 2010.
"esa.. ayo sarapan dulu sebelum berangkat." Ibu menyuruhku dengan lembut
"iya bu.." aku segera bergabung dengan ibu . sedangkan ayah masih tertidur karena baru pulang berdagang saat subuh tiba.
"kamu masih ingat nak?? Saat kamu hampir di tumbalkan oleh buta ijo dulu. Yang gara-gara kamu nyebrang dekat rumah besar di Lio itu?? kamu masih ingat kan siapa pemilik segaligus pemuja setan itu??"
ibu terus bertanya membuka obrolan pagi itu sambil mengambilkan nasi dan lauk-pauknya
"iia bu, esa ingat.. memang kenapa??" aku menjawabnya sambil mengunyah.
"semalam ibu bermimpi bekerja sebagai pembantu di rumah itu, saat itu ibu seperti menemukan sebuah album foto berisikan orang-orang dengan wajah yang hancur mengerikan.
Di bawahnya ada tulisan dari tinta emas yang ibu sendiri tidak mengerti , diakhir album itu ada foto pemilik rumah itu dengan wajah yang mengerikan, tersirat ekspresinya yang begitu memilukan" ibu menjelaskan panjang lebar.
Aku hanya mengangguk dan menjawab
"mungkin sesuatu akan terjadi padanya"
Seminggu setelah mimpi itu, terdengar kabar jika pemilik rumah sekaligus pemuja setan itu meninggal di kamarnya sendiri. Ada bekas cekikan di lehernya. Hampir setahun rumah itu di kosongkan, sedangkan istri dan anaknya pindah.
Harta yang begitu melimpah hilang, perusahaannya bangkrut. Hingga anak dan istrinya sekarang harus berdagang es di pinggir jalan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
No comments:
Post a Comment