Wednesday, December 18, 2013

Balas dendam arwah penasaran



Balas dendam arwah penasaran


Hari masih gelap, ketika ku menginjakkan langkah di kaki bukit ini. Perjalanan jauh sudah ku tempuh, sebuah hari yang melelahkan. Tapi sesungguhnya aku pun tak tau apa yang membuatku untuk datang ke desa ini? Desa yang teramat jauh dari hiruk pikuk kota, desa yang katanya masih beraroma kental unsur magis.

Achh bulshit, mau setan kek kuntilanak kek, aku gak peduli, intinya hatiku ingin datang ke desa ini, desa kelahiran ayahku.


Cuma ada nenek ama seorang pembantu setianya yang menghuni rumah tua, Rumah yang penuh kenangan dimana hanya rame waktu lebaran aja, keluarga pada kumpul. Setelah turun dari bus, aku memilih jalan kaki aja daripada naik ojek, sambil menikmati sejuknya embun alam desaku. Aku lihat arloji masih menunjukkan pukul 4 pagi. Tak terasa, rumah nenek udah terlihat ada diatas perbukitan.

"Assalamu alaikum" sapaku sambil ketuk pintu.

"Walaikum salam " Jawab suara yang tak asing, suara Bik Minah, pembantu nenekku.

"Eh non Shinta, datang sendirian aja? Tanya bik Minah

"Iya bik, lagi pingin aja nenangin diri didesa, nenek mana bik?" tanyaku

"Ada dikamarnya, non " jawab bik Minah

Ku buka kamar nenekku, kulihat beliau lagi sholat subuh, dan aku menunggunya hingga sholat selesai. Tak lama kusapa nenekku.

"Assalamu alaikum nek" Sapaku sambil cium tangan dan pipi keriputnya.

"Walaikum salam, loh nduk karo sopo kuwi mrene?" Tanya nenekku

" Sendirian aja, nek. Shinta pingin aja datang kesini mumpung liburan kuliah" Jawabku

Setelah saling menanyakan kabar, aku pamit kekamar keluarga untuk rebahan sejenak. Tubuhku terasa amat letih banget, tak terasa aku pun tertidur pulas.

" Ahhh aouhh tidak jangan jangannn," teriakku sekencang kencangnya

Tubuhku seolah ada yang mengguncang guncangkan,

" Nduk nduk bangun, hayo kamu ngimpi ya?" suara nenekku

" Astagfirullah, ya Allah ternyata aku bermimpi, tapi begitu seram mimpiku tadi"

"Nduk, makanya kalau masih jam segini jangan tidur dulu, nanti selepas dhuhur baru tidur. Pamali ramenya pasar dan waktunya orang cari duit kamu enak enakan tidur" kata nenekku.

Aduh, nenekku memang masih percaya yang ama begituan.

" Iya nek, tadi Shinta capek banget" jawabku.

Aku termenung di belakang rumah, mencoba kembali mengingat mimpiku. Seolah aku juga pernah mimpi sama seperti ini di kota, mimpi ini seingatku sudah ketiga kalinya terus menerus hadir ditidurku.

Seorang gadis cantik bisa dikatakan kembang desa, yang jadi idaman para cowok desanya. Namun sayang sang gadis karena kecantikannya menjadikan dia takabur, dan memilih milih dalam pergaulan.Hingga suatu ketika, entah karena apa dia meludah kepada seorang lelaki, sambil berkata :

"Lihat mukamu sebelum meminangku dan berapa uangmu untuk bisa memanjakan aku? Lihat aku sudah punya calon, dia anak kota dan punya mobil" kata sang gadis desa.

Aku masih ingat jelas lelaki itu menaruh sakit hati yang teramat dalam atas hinaan gadis itu, hingga dalam gemuruh amarahnya menumbuhkan dendam di hati si lelaki itu.

Dan dalam mimpi aku juga seolah jelas aku melihat, gadis itu menangis di pinggir sawah dengan seorang lelaki kota. Ku lihat dia begitu menangis tersedu sedu, wajah lelaki itu tak jelas dalam mimpi. Namun suara mereka berdua seolah nyata ku dengar.

" Aku hamil mas, kamu harus segera meminangku " tangis gadis tersebut.

"Iya, aku pasti meminangmu, tapi aku selesaikan dulu kuliahku. Aku juga udah punya kekasih di kota bukankah kamu tau ? Kamu yang menjeratku ketika aku datang ke desa ini dengannya. Ketika diwarung kopi, diam diam kamu lemparkan kertas yang berisi no hape kamu? Untuk di hubungi. Aku lelaki normal, ternyata keberanianmu dan kecantikanmu mengalahkan kesetianku, hingga diam diam aku sering datang ke desa ini tanpa sepengetahuan kekasihku " kata lelaki itu

Aku seolah mengingat suara lelaki itu, ya aku ingat dia mas Rudi. Ya Allah, ada apa ini pantas mimpi ini terus menghantuiku, tapi kemana Mas Rudi? Dia menghilang begitu aja sudah 2 bulan tiada kabar. Aku menghubungi keluarganya di Medan, katanya tidak ada?

Inilah juga salah satu aku pingin nenangin diri. Apakah mas Rudi meninggalkan aku, setelah menjalin hubungan cinta 2 tahun? Dimana keluargaku sudah memberi lampu hijau pada hubungan ini. Tapi kenapa di desa ini, apa ada hubungannya dengan hilangnya mas Rudi dan Mimpiku? Mas Rudi pernah dan hampir sering aku ajak ke desa ini, tapi biasa aja.

Aku harus mencari tau ada apa dengan semua ini? Aku tak mau terus terusan didatangi mimpi seram itu. Hingga di suatu sore, tanpa sengaja ketika melewati warung kopi. Dimana aku hendak membeli gorengan hangat, aku melihat ada foto tergantung di dinding warung tersebut. Memang aku jarang bersosialisasi sama penduduk setempat dan jarang keluar rumah, karena di rumah nenek niatku memang pingin istirahat aja.

Aku amati foto itu, Ya ini gadis yang ada di mimpiku.

"Pak, maaf siapa gadis di foto itu?" tanyaku hati hati pada pemilik warung

" Dia Anthi anak kami, satu satunya" jawab bapak itu

" Kemana dia pak? Kok tidak membantu bapak? Tanyaku hati hati

"Itulah nak, tiba tiba bapak itu terlihat sedih dan menceritakan padaku. Dimana awalnya bapak tersebut sebenarnya masih curiga aku bertanya tanya. Namun aku berbicara juga, gadis di foto itu sering datang ke mimpiku dan menyeramkan. Seolah dia meminta tolong.

Karena ceritaku tadi, bapak tersebut menyuruhku masuk kedalam dan segera menutup warungnya. Karena memang belum ada pembeli. Dan bapak itu menyilahkan masuk ke rumahnya.

Aku amati ruang tamunya, ya ada foto gadis itu amat cantik. Pantas dari cerita bapak itu dia jadi rebutan para pemuda desa, namun dia lebih memilih lelaki kota yang kini menghilang juga. Aku tanya sama bapak itu,

" Bapak tau lelaki itu?" tanyaku

Bapak tersebut bilang namanya Edi, dan tak punya fotonya. Aku coba keluarkan foto kekasihku dan kutunjukkan , apakah ini? Ya dia lelaki kota itu.Masya Allah pak, dia mas Rudi namanya, kekasih saya.

Ya Allah, tangisku pecah. Aku lupa jika masih di rumah orang. Aku menceritakan kalau dia kekasihku yang juga hilang, entah kemana mereka berdua kini. Setelah kami saling bercerita, aku mohon pamit pada bapak tersebut dan berjanji akan membantu mencari anaknya. Namun instingku mengatakan gadis dan kekasihku itu telah meninggal, itulah yang hadir dalam mimpiku.

Aku terus mencari tau, dan berusaha mengingat mimpiku, pematang sawah, pos ronda yang tak terpakai tapi dimana? Bukankah disekeliling desa ini hamparan sawah semua? Kini aku makin berharap mimpi itu datang lagi dan terus memberiku petunjuk, walau sebenarnya aku merasa takut dan terganggu tidur malam yang tak pernah bisa pulas.

Tak terasa dua hari sudah aku didesa nenek. Namun belum juga mendapatkan apa yang kucari. Hingga suatu malam aku termenung sendiri di kamar, ku lihat jam dinding menunjukkan pukul 1 dini hari. Tiba tiba, kelambu kamarku tertiup angin yang sangat kencang dan dengan keberanian aku singkap kelambu dan aku lihat keluar dari jarak kira kira 50 meter

dari tempatku aku lihat seorang wanita dan lelaki tengah bercakap cakap serius sepertinya pertengkaran. Dan, achh mereka melihatku kalau aku mengintipnya dan mereka melambaikan tangan padaku. Tapi siapa mereka karena memamng penerangan lampu diluar kamarku tampak redup jadi samar samar kulihat wajah itu, Ya Allah itu mereka berdua yang aku cari.

Aku teriak memanggil kekasihku, tapi mereka berdua tetap diam saja. Mereka terus berjalan seolah mengajakku untuk mengikutinya. Tanpa rasa sedikit takut karena rasa penarasan lebih memaksaku untuk mengikutinya.

Ya ini pematang sawah ada apa mereka dan dari balik semak. Aku terus mengintai tanpa ada rasa was was padahal jam menunjukkan hari sudah teramat gelap disertai dengan gigilnya dan suara penghuni malam yang sedikit membuat suasana semakin mencekam.

Aku mendengarkan mereka sepertinya sedang bertengkar. Tiba tiba datang lima pemuda dengan sempoyangan rupanya mereka mabuk berat. Mereka beramai ramai menghampiri dua pasangan kekasih gelap itu yang sedang bertengkar.

Suaraku seperti tak mau keluar, kulihat para pemuda itu beramai ramai menggoda kembang desa yang terkenal sombong itu dan lagi hamil. Namun kekasihnya tak terima hingga terjadi pertengkaran, namun apa daya satu orang berbanding enam orang.

Akhirnya mereka memperkosa kembang desa itu. Aku jijik melihat pemandangan itu dan berusaha berteriak tapi suaraku seolah tercekik dan tertahan tanpa sedikit suaraku terlontar. Kulihat salah satu dari mereka mengeluarkan pisau dan menusuk kekasihku hingga tewas.

"Kamu wanita sombong, sekarang lihat kamu memohon padaku. Ingat dengan ludah dan hinaan kamu waktu itu? hahahha sekarang kamu tak berdaya," ucap salah satu dari pemuda itu

Rupanya malam itu adalah malah yang naas bagi dua pasangan itu. Belum usai nafsu binatang mereka lampiaskan tanpa kenal ampun padahal sang gadis sudah memohon mohon dengan jerit kesakitan dan mengatakan sedang hamil.

Rupanya isakannya tak membuat iba lima pemuda itu, malah ada yang terus memperkosanya dengan teramat kasar. Hingga gadis itu menemui ajal dengan kesakitan yang teramat sangat, dan aku berusaha membantunya tapi tanganku seolah angin yang tak bisa menyentuh raga mereka.

Kulihat darah menetes dipangkal paha gadis itu, mungkin dia keguguran. Ke lima pemuda itu makin beringas terus memperkosanya, mungkin iblis tengah mempermainkan nafsu mereka di tambah dengan dendam dan sakit hati. Hingga mereka tersadar kalau gadis itu ternyata sudah meninggal, bingung mau diapakan kedua jasad orang ini?.

Mereka panik, salah satu darinya secepat kilat berlari kerumah untuk mencari alat buat menguburkan kedua jasad tersebut. Tubuh keduanya pun dikubur dibelakang pos ronda yang memang sudah tak terpakai lagi. Tanpa mereka sadari mereka telah jadi pembunuh tiga nyawa sekaligus.

Aku yang masih dengan dada berdegup kencang seolah menyaksikan itu semua tanpa bisa berbuat apa apa. Ku lihat asap mengepul hitam dan masuk keragaku. Aku dengan sedikit langkah kaku hendak kemana aku seolah raga mati namun ada nyawa yang mengendalikan ragaku.

Rupanya aku baru saja memasuki dimensi lalu. Dimana ditunjuukkan sebuah kronologi kejadian yang menimpa kekasihku dan gadis desa itu. Aku merasa tubuhku dingin mata merah menyala dengan degup amarah dendam yang mendalam.

Belum lama tiba tiba terdengar ada langkah sempoyongan dengan mulut ngedumel rupanya ada dua pemuda sedang mabuk, dan salah satu dari mereka menyapaku.

" Hay ada cewek cantik nih, cewek Jakarta, sini dong temani kami malam ini dingin betul nona" sapa suaranya lelaki yang sedang mabuk

Aku menoleh pada sumber suara, rupanya dua pemuda ini yang turut memperkosaku, kalian datang dengan mengantarkan nyawa dan tak perlu waktu lama aku mencarimu, dengan suara tawa yang menakutkan kuku panjang tumbuh dijemariku.

Dengan suara berat aku berkata : " Kalian harus mati, rasakan pembalasanku"

Sambil tertawa yang membuat bulu kuduk merinding, secepat kilat juga aku mencekik kedua pemuda itu.

"Ampun, ampun," pintanya,

"Siapa kamu ? apa salah kami?" tanya kedua pemuda itu

"Hahahahha, dasar bajingan sudah lupakan kalian sama kejadian lalu. Dimana kamu membunuh kekasihku dan seorang gadis desa yang tengah hamil? Tanpa iba kamu setubuhi aku begitu kejamnya" teriakku dengan amarah

Tanpa rasa kasihan terus ku cekik dan dengan kuku runcing. Aku mencakari mukanya mereka hingga hancur dan sulit dikenali, setelah mereka tak bernyawa ditanganku. Kini tubuhku limbung dan terasa ringan seolah ada yang keluar dari ragaku. Aku tersadar namun kulihat darah dijemariku, aku terkejut.

Secepat kilat pulang kerumah dengan degup jantung yang tak beraturan, ada apa ini? Kenapa aku jadi pembunuh ? tangisku meledak. Namun sedikit ku pelankan suara takut membangunkan nenek. Rupanya aku baru saja disusupi arwah gadis desa itu.

Sudah dapat dipastikan, suasana desa gempar dengan adanya dua sosok mayat yang mukanya hancur. Polisipun menyelidiki kasus ini. Aku tak berani keluar rumah takut ketahuan bahwa aku yang membunuh mereka. Tetapi semua itu diluar kemauanku, ada kekuatan jahat yang tiba tiba merasuki ragaku.

Aku makin cemas apa yang harus ku lakukan? Haruskah aku cerita pada nenek? Pukul menunjukkan 12 malam, bulu kudukku merinding, dan jendela kamarku terbuka tiba tiba.

Dan acchhhh di ranjangku kulihat kekasihku bersama itu gadis tengah memandangku dan memintaku untuk membalaskan, Pada tiga pemuda yang masih hidup. Aku berontak tidak.

" Tidak", teriakku

Aku pingin lari tapi langkahku terpaku, gadis itu semakin mendekati ku. Dia berusaha mencekikku kalau aku tak mau. Tidak dia tidak boleh merasuki ragaku, tanpa terlupa seketika itu aku ingat ayat ayat yang sering ku baca.

Aku kuatkan agar arwah itu tak merasuki ragaku. Alhamdulilah mereka tiba tiba menghilang, dan tak perlu lama aku langsung lari kekamar nenek sambil mengetuk pintunya.

Nenek ku terbangun terkejut : " Ada apa nduk, kok kamu kayak ketakutan gitu?"

Aku menangis, ku ceritakan semuanya, dan nenekpun terkejut.

Pagi harinya aku bersama nenek mendatangi rumah orang tua gadis itu dan menceritakan semuanya. Pihak berwajib pun dihubungi, dan penggalian di pos ronda itupun di lakukan memang benar adanya. Ada dua mayat yang tak lain kekasihku dan gadis itu.

Aku menceritakan pada polisi itu ada tiga pemuda juga yang ikut membunuhnya, dan aku tunjuukkan mereka satu persatu. Pemuda itupun mengakuinya, hingga mereka di jebloskan ke penjara.

Mengenai dua orang yang tewas pun aku menceritakan apa yang terjadi, rupanya polisi masih mengusutnya. Dan aku diwajibkan lapor selama 4 bulan sebagai tahanan kota, karena tak ditemukan sidik jariku sama sekali.

Kedua mayat itupun dikebumikan, mayat kekasihku di pulangkan kekeluarganya. Namun belum ada tujuh hari yang aku kira keadaan sudah aman. Pertanyaan yang aku cari sudah aku temukan jawabnya, besok aku berencana kembali pulang ke kota.

Dilain tempat.

Suasana sel begitu sepi mungkin penghuni sudah pada tidur menikmati mimpi masing masing. Penjaga pun sedang tidak ada ditempat. Lain halnya dengan Irwan salah satu pemuda yang ikut memperkosa gadis desa itu, dia begitu gelisah. Seolah akan ada kejadian atau musibah yang akan menimpanya.

Benar saja ketika dia rebahan di tikar, tiba tiba disebelahnya ada Anthi tak lain gadis desa yang sudah meninggal itu.

"Akang, ini aku, ayo kemarilah nikmatilah tubuhku lagi sepuas akang, "ucap gadis itu

"Tidak tidak kamu sudah meninggal, maafkan akang Anthi " Pinta Irwan

"Kenapa atuh akang, ayo, kemarilah lihat ini ada hadiah buat akang "

Rupanya sang gadis membawa janin yang dikandungnya masih segumpal darah. Janin itu di sodorkan pada Irwan. Otomatis Irwan teriak dengan ketakutan, namun rupanya teriak itu hanya sia sia belaka karena seolah suaranya tak keluar. Berlaripun tak bisa membangunkan temanpun seolah raganya mati terpaku.

Anthi terus memburu Irwan yang suda ketakutan hingga terkencing kencing, namun gadis itu dengan beringas mencekik Irwan hingga tewas. Pagi butapun menjadi rame dengan ditemukan Irwan sudah tak bernyawa dengan tangan mencekik lehernya sendiri.

Suasana sel semakin mencekam dengan meninggalnya Irwan, kini tinggal dua pemuda yang juga selalu gelisah. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, Dayat sebut saja namanya tiba tiba berteriak melihat Anthi tengah menggendong janinnya yang segumpal darah, sambil memandang tajam pada Dayat.

Tubuh Anthi melayang mendekati Dayat dan tiba tiba merasuki tubuh Dayat, Tubuh itu kaku laksana robot, Dayat menuju ke Rusli yang sedang tidur, tiba tiba Dayat mencekik Rusli, kontan Rusli kaget dan berusaha melawan namun sia sia, Ruslipun meninggal dengan di cekik oleh dayat.

Dayat, kini semakin ketakutan dan hampir gila dengan kematian teman temannya, hingga pada suatu hari ketika Dayat buang air kecil di kamar mandi tiba tiba Anthi muncul dan menghampiri Dayat

"Akang" sapa anthi

"Ampun Anthi maafin akang, pintanya "

Anthi tetap tertawa dengan tawa yang makin melengking dan menakutkan, Dayat berlari sekuatnya namun anthi tiba tiba persis di depannya dan secepat kilat anthi membunuh Dayat pula.

Malam hari suasana sel jadi heboh dengan ditemukannya Dayat yang sudah tak bernyawa menggantungkan dirinya di sumur dekat kamar mandi.

Desa pun makin rame membicarakan tewasnya ketiga pemuda tersebut.

Aku tak bisa tidur, apakah arwah Anthi yang melakukannya? Ma­lam dingin aku rasakan, suara lolongan serigala terdengar sangat mencekam. Ada apalagi kenapa malam ini terasa mencekam.

Benar saja tiba tiba dihadapanku muncul sosok kekasihku dan gadis itu dengan muka pucat. Seolah mengucap padaku, permintaan maaf dan menceritakan bahwa dia yang membunuh ketiga pemuda itu di penjara.

Aku gemetaran takut dan sang gadis seolah, berbicara padaku, untuk menyampaikan pada orang tuanya untuk mengikhlaskan kepergiannya.

Karena nyawa anthi belum disempurnakan oleh bapaknya, dan belum mengikhlaskan.

Esok pagi aku menunda kepulanganku, ku temui bapak gadis itu. Aku menceritakan padanya kejadian semalam, bahwa putrinya merintih agar bapaknya mengikhlaskan kepergian putrinya.

Bapak itu menangis sambil berkata :

"Ya nak bapak sudah ikhlas, dan dendamku telah terbayar sudah. Maaf kan bapak dia anakku semata wayang, aku berharap masa tuaku padanya kini dia telah pergi selamanya, tinggal aku sendiri menikmati masa tuaku,

aku memang minta bantuan dukun ilmu hitam untuk membunuh empat pemuda itu dengan membangkitkan arwah anakku yang masih belum sempurna, kini akupun akan menyempurnakann­ya dan sakit hatiku telah terbalas "

Aku menarik lapas lega, semoga kekasihku dan gadis itu tenang dialam sana, sudah tiada dendam dan bapaknyapun sudah mengikhlaskanny­a.

No comments:

Post a Comment