Diantara aku dan kamu ada dia
Saat itu aku masih baru masuk kuliah di sebuah PTS. Sebagai seorang mahasiswa baru tentunya aku berusaha untuk banyak-banyak mencari teman, salah satunya adalah temanku sebut saja namanya Saras. Saras adalah seorang gadis yang cantik, kulitnya putih dengan wajah imut dan rambut panjang dan lurus. Dia cukup populer di angkatan kami saat itu. Saras memiliki seorang kekasih, sebut saja namanya Erdo, dia adalah mahasiswa baru juga di kampusku tapi berbeda jurusan dengan kami. Saras dan Erdo berasal dari kota yang sama, mareka bahkan berpacaran sejak SMA.
Semenjak aku mengenal Saras semenjak itu pula aku mengenal Erdo, tentu saja ini karena mereka berdua tak terpisahkan kemana-mana selalu saja berdua. Tapi dari penglihatanku aku sebenarnya tidak hanya melihat ada 2 orang saja karena sebenarnya mereka selalu bertiga.
Aku seringkali melihat ada seorang gadis muda yang berada di sekitar mereka berdua, tentu saja gadis muda itu tak terlihat oleh banyak orang karena dia berasal dari alam lain. Gadis itu berwajah manis dan mungil, dia terlihat begitu rapuh dan dari tatapan matanya jelas terlihat ada kesedihan, bahkan sesekali ketika Saras sedang bermanja-manja pada Erdo gadis itu terlihat begitu marah.
Pada awalnya aku berpikir itu hal yang biasa, mungkin saja itu hantu dari daerah kampus atau dari tempat kos Saras atau Erdo yang inin ikut mereka ke kampus. Tapi kemudian aku menyadari bahwa wajah gadis itu sangat mirip dengan Erdo jika diamati dengan sungguh-sungguh.
Tapi meskipun selama ini sering melihatnya aku tak pernah bertanya atau berkata apapun kepada mereka berdua, karena aku tidak yakin mereka akan mempercayai ucapanku. Sekitar bulan kedua sejak aku mengenal mereka aku mulai melihat ada hal aneh, meskipun bukan hal besar yang bisa dikatakan mengancam nyawa, namun sering aku lihat gadis itu melakukan hal-hal yang dimaksudkan untuk mengganggu Saras misalnya tiba-tiba dia memindahkan buku-buku atau membuat Saras telat mengumpulkan tugas karena disembunyikan olehnya.
Pagi ini Saras tiba-tiba bertanya kepadaku "Vi……kamu pernah bilang kalau kadang-kadang kamu bisa lihat maklhuk halus kan ?" aku menatapnya dengan sedikit heran dan menganggukkan kepalaku. Saras lalau bercerita bahwa sejak 3 tahun lalu sepertinya dia menarik bagi makhuk halus. Saat aku tanya kenapa dia mengatakan bahwa sejak 3 tahun silam dia mendadak seringkali mengalami hal yang aneh.
Sering tiba-tiba barang di dalam kamarnya berpindah sendiri, atau kadang dia terkunci di dalam kamar atau di kamar mandi dia sering diganggu dengan suara kran yang dibuka tutup (kebetulan kamar mandinya ada di kamar tidurnya). Setelah mendengar ceritanya akupun memberanikan diri bertanya "apakah kamu mulai digannggu sejak berpacaran dengan Erdo ?" Dia sempat menatapku tajam sesaat, kemudian menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaanku "Tepatnya aku lupa, tapi memang tidak lama setelah aku mengenal Erdo."
Dia lalu bercerita bahwa tadinya dia tidak terlalu mempedulikan semua gangguan itu meskipun sebagai manusia biasa dia punya rasa takut, tapi kini gangguan itu makin sering dan mulai membahayakannya. Beberapa hari yang lalu bahkan dia tiba-tiba terjatuh karena ada sesuatu yang melanggar kakinya. Akupun menyarankan dia untuk bicara pada Erdo, mungkin Erdo yang bisa menyelesaikan masalah ini (firasatku sih begitu).
Setelah itu aku dan Saras tidak sempat lagi membicarakan masalah itu karena ujian tengah semester sudah tiba, dan karena kami tidak berasal dari kelas yang sama meski satu jurusan jadi kami jarang bertemu selama ujian.
Dan pada hari terakhir ujian itu kami sempat bertemu sebentar dan saat itu Saras sempat mengatakan padaku bahwa dia akan bicara dengan Erdo saat pulang kampung nanti, kebetulan selesai ujian kami diberi libur satu minggu jadi rata-rata semua pulang kampung. Dan ketika kami bertemu lagi Saras bercerita kepadaku bahwa dia sudah bicara kepada Erdo tentang hal itu.
Semula Erdo tidak percaya dan marah padanya tapi esoknya Erdo meminta Saras ke rumahnya karena ada yang ingin dia katakan. Ternyata sepulang Saras dari rumah Erdo sehari sebelumnya tiba-tiba Om-nya Erdo yang kebetulan ada disana menceritakan hal yang sama dengan cerita Saras dan setelah itu baru Erdo memahami apa yang terjadi.
Menurut Erdo gadis muda yang sering aku lihat adalah adiknya, gadis itu meninggal saat berusia 12 tahun karena sakit kanker darah. Ketika adiknya meninggal Erdo masih berusia 15 tahun. Erdo dan adiknya sangat dekat, sejak kecil kemanapun mereka selalu bersama. Sepertinya adiknya selama ini selalu mengikutinya dan tidak rela kalau saat ini Erdo berpacaran dengan Saras.
Setelah menceritakan semua itu Erdo mengajak Saras ke makam adiknya (yang memang jarang dikunjunginya lagi akhir-akhir ini), dan disana Erdo mengucapkan pada adiknya bahwa dia menyayangi Saras tapi dia juga tetap menyyangi adiknya, dia juga meminta adiknya untuk bisa menerima keberadaan Saras di sampingnya.
Dan menurut Saras sejak hari itu tidak ada lagi gangguan dari gadis itu.
Saat itu aku masih baru masuk kuliah di sebuah PTS. Sebagai seorang mahasiswa baru tentunya aku berusaha untuk banyak-banyak mencari teman, salah satunya adalah temanku sebut saja namanya Saras. Saras adalah seorang gadis yang cantik, kulitnya putih dengan wajah imut dan rambut panjang dan lurus. Dia cukup populer di angkatan kami saat itu. Saras memiliki seorang kekasih, sebut saja namanya Erdo, dia adalah mahasiswa baru juga di kampusku tapi berbeda jurusan dengan kami. Saras dan Erdo berasal dari kota yang sama, mareka bahkan berpacaran sejak SMA.
Semenjak aku mengenal Saras semenjak itu pula aku mengenal Erdo, tentu saja ini karena mereka berdua tak terpisahkan kemana-mana selalu saja berdua. Tapi dari penglihatanku aku sebenarnya tidak hanya melihat ada 2 orang saja karena sebenarnya mereka selalu bertiga.
Aku seringkali melihat ada seorang gadis muda yang berada di sekitar mereka berdua, tentu saja gadis muda itu tak terlihat oleh banyak orang karena dia berasal dari alam lain. Gadis itu berwajah manis dan mungil, dia terlihat begitu rapuh dan dari tatapan matanya jelas terlihat ada kesedihan, bahkan sesekali ketika Saras sedang bermanja-manja pada Erdo gadis itu terlihat begitu marah.
Pada awalnya aku berpikir itu hal yang biasa, mungkin saja itu hantu dari daerah kampus atau dari tempat kos Saras atau Erdo yang inin ikut mereka ke kampus. Tapi kemudian aku menyadari bahwa wajah gadis itu sangat mirip dengan Erdo jika diamati dengan sungguh-sungguh.
Tapi meskipun selama ini sering melihatnya aku tak pernah bertanya atau berkata apapun kepada mereka berdua, karena aku tidak yakin mereka akan mempercayai ucapanku. Sekitar bulan kedua sejak aku mengenal mereka aku mulai melihat ada hal aneh, meskipun bukan hal besar yang bisa dikatakan mengancam nyawa, namun sering aku lihat gadis itu melakukan hal-hal yang dimaksudkan untuk mengganggu Saras misalnya tiba-tiba dia memindahkan buku-buku atau membuat Saras telat mengumpulkan tugas karena disembunyikan olehnya.
Pagi ini Saras tiba-tiba bertanya kepadaku "Vi……kamu pernah bilang kalau kadang-kadang kamu bisa lihat maklhuk halus kan ?" aku menatapnya dengan sedikit heran dan menganggukkan kepalaku. Saras lalau bercerita bahwa sejak 3 tahun lalu sepertinya dia menarik bagi makhuk halus. Saat aku tanya kenapa dia mengatakan bahwa sejak 3 tahun silam dia mendadak seringkali mengalami hal yang aneh.
Sering tiba-tiba barang di dalam kamarnya berpindah sendiri, atau kadang dia terkunci di dalam kamar atau di kamar mandi dia sering diganggu dengan suara kran yang dibuka tutup (kebetulan kamar mandinya ada di kamar tidurnya). Setelah mendengar ceritanya akupun memberanikan diri bertanya "apakah kamu mulai digannggu sejak berpacaran dengan Erdo ?" Dia sempat menatapku tajam sesaat, kemudian menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaanku "Tepatnya aku lupa, tapi memang tidak lama setelah aku mengenal Erdo."
Dia lalu bercerita bahwa tadinya dia tidak terlalu mempedulikan semua gangguan itu meskipun sebagai manusia biasa dia punya rasa takut, tapi kini gangguan itu makin sering dan mulai membahayakannya. Beberapa hari yang lalu bahkan dia tiba-tiba terjatuh karena ada sesuatu yang melanggar kakinya. Akupun menyarankan dia untuk bicara pada Erdo, mungkin Erdo yang bisa menyelesaikan masalah ini (firasatku sih begitu).
Setelah itu aku dan Saras tidak sempat lagi membicarakan masalah itu karena ujian tengah semester sudah tiba, dan karena kami tidak berasal dari kelas yang sama meski satu jurusan jadi kami jarang bertemu selama ujian.
Dan pada hari terakhir ujian itu kami sempat bertemu sebentar dan saat itu Saras sempat mengatakan padaku bahwa dia akan bicara dengan Erdo saat pulang kampung nanti, kebetulan selesai ujian kami diberi libur satu minggu jadi rata-rata semua pulang kampung. Dan ketika kami bertemu lagi Saras bercerita kepadaku bahwa dia sudah bicara kepada Erdo tentang hal itu.
Semula Erdo tidak percaya dan marah padanya tapi esoknya Erdo meminta Saras ke rumahnya karena ada yang ingin dia katakan. Ternyata sepulang Saras dari rumah Erdo sehari sebelumnya tiba-tiba Om-nya Erdo yang kebetulan ada disana menceritakan hal yang sama dengan cerita Saras dan setelah itu baru Erdo memahami apa yang terjadi.
Menurut Erdo gadis muda yang sering aku lihat adalah adiknya, gadis itu meninggal saat berusia 12 tahun karena sakit kanker darah. Ketika adiknya meninggal Erdo masih berusia 15 tahun. Erdo dan adiknya sangat dekat, sejak kecil kemanapun mereka selalu bersama. Sepertinya adiknya selama ini selalu mengikutinya dan tidak rela kalau saat ini Erdo berpacaran dengan Saras.
Setelah menceritakan semua itu Erdo mengajak Saras ke makam adiknya (yang memang jarang dikunjunginya lagi akhir-akhir ini), dan disana Erdo mengucapkan pada adiknya bahwa dia menyayangi Saras tapi dia juga tetap menyyangi adiknya, dia juga meminta adiknya untuk bisa menerima keberadaan Saras di sampingnya.
Dan menurut Saras sejak hari itu tidak ada lagi gangguan dari gadis itu.
No comments:
Post a Comment