Saturday, February 6, 2016

Twitter Tutup 125.000 Akun yang Diduga Terkait ISIS





Twitter pada Jumat (5/2/2016) menyatakan telah menutup 125.000 akun yang diduga memiliki kaitan dengan kelompok yang dikenal dengan nama ISIS sejak pertengahan 2015. Jaringan media sosial yang berpusat di San Francisco, AS ini dalam satu "tweet" bahwa kebijakannya tak mengizinkan pengguna Twitter mendorong terorisme.


Saat ini tercatat lebih dari 500 juta pengguna twitter di seluruh dunia. Twitter, jika dibandingkan dengan jaringan lain sejenisnya yang berpusat di AS, telah dipandang sebagai lebih enggan untuk mencampuri konten yang diunggah penggunanya.

Dalam sejarahnya, selama hampir 10 tahun jaringan tersebut telah memiliki sistem yang menentang pornografi anak-anak. Menurut satu laporan yang disiarkan pada 2015 oleh Brookings Institution, kelompok pemikir yang berpusat di Washington DC, ISIS dikatakan memiliki sedikitnya 46.000 akun aktif Twitter selama masa tiga-bulan pada 2014.

Tekanan agar Twitter mengekang propaganda oleh ISIS dan kelompok garis keras lain berasal dari Pemerintah AS serta organisasi non-pemerintah dan per orangan.

Pada Januari, jaringan sosial itu dituntut oleh janda seorang warga negara AS yang tewas dalam satu serangan terhadap pusat pelatihan polisi Jordania. Penuntut tersebut menuduh Twitter mempermudah ISIS telah mendorong kekerasan.

Namun Twitter pada Jumat menyatakan, pihaknya "selalu berusaha menjaga keseimbangan antara pelaksanaan aturan kami sendiri yang mencakup melarang prilaku, keperluan sah pelaksana hukum, dan kemampuan pengguna untuk berbagi pendapat secara bebas --termasuk pandangan yang mungkin tak disetujui oleh orang lain atau dikatakan menyerang".

"Kami juga meneliti akun lain yang serupa dengan yang dilaporkan dan meningkatkan piranti yang layak untuk memerangi 'spam' ke permukaan akun lain yang berpotensi melakukan pelanggaran untuk kajian oleh anggota kami," demikian pernyataan Twitter.

Twitter mengklaim penutupan ini dilakukan setelah melihat hasilnya, termasuk peningkatan dalam pembekuan akun dan jenis kegiatan untuk mematikan Twitter. Twitter, yang mengakui tak ada "algoritme magis" untuk mengidentifikasi isi teroris di Internet dan mengatakan akan "terus secara agresif menegakkan aturan mereka.  (Antara/Xinhua)

No comments:

Post a Comment