Saturday, February 15, 2014

Budiarsa Sastrawinata: Rahasia Sukses Grup Ciputra Bangun di Mancanegara



Budiarsa Sastrawinata: Rahasia Sukses Grup Ciputra Bangun di Mancanegara


Grup Ciputra sukses berekspansi hingga ke mancanegara, mulai dari Vietnam, Kamboja, India, hingga ke China. "Pak Ciputra menginginkan perusahaan ini melebarkan sayap ke luar negeri," kata Budiarsa Sastrawinata, Managing Director Grup Ciputra sekaligus suami Rina Ciputra, putri Ciputra, dalam mengungkap rahasia sukses Grup Ciputra membangun hingga ke mancanegara kepada Kompas.com belum lama ini.

Lahir di Jakarta, 10 Agustus 1955, Budiarsa Sastrawinata menyelesaikan pendidikan TK-SMA Regina Pacis. Ia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Trisakti Jakarta selama satu tahun, tapi setelah itu Budiarsa langsung belajar di Fakultas Teknik Sipil, Universitas Plymouth, London, Inggris (1976-1981).

Awalnya, Budiarsa membantu Pak Ci mengembangkan CitraGarden di Kalideres. "Waktu melihat lahan calon lokasi, saya dan Pak Ci jalan-jalan di pematang sawah. Dulu kan lokasi CitraGarden masih sawah. Jalan tol Bandara saja belum jadi. Sempat tanya Pak Ci, apa nggak salah pilih lokasi ini karena kan lokasinya jauh sekali dari pusat Jakarta? Waktu itu bandara pun belum beroperasi. Tapi di sinilah saya belajar banyak dari Pak Ci , bagaimana visi Pak Ci jauh ke depan," kenang Budiarsa.

Menurut penuturan Budiarsa, tantangan membangun kota baru di luar negeri lebih besar dibandingkan membangun properti di dalam negeri. Di Indonesia, banyak orang sudah mengenal nama Pak Ciputra dan brand Ciputra berkualitas baik. Tapi di luar negeri? Banyak yang belum tahu siapa Ciputra dan bagaimana produk propertinya. Budiarsa menganggapnya sebagai tantangan. Ia lalu mengajak calon klien datang ke Indonesia untuk melihat sendiri proyek-proyek Ciputra.

Tahun 1992-1993, saya dan Agussurya, salah satu direktur di perusahaan Ciputra Grup, keliling luar negeri untuk mencari kemungkinan membangun proyek kota baru. Pertama kali, konsentrasinya ke Vietnam karena Ciputra sudah membangun hotel lebih dulu, yakni Hanoi Horison Hotel, yang beroperasi tahun 1997. Mereka mengajukan izin membangun kota baru di Hanoi, tahun 1994 dan Surat Keputusan Gubernur Hanoi ditandatangani 30 Desember 1996, namun SK itu sendiri baru diterimanya pada Februari 1997. “Proses perizinan di Vietnam tidak mudah. Meskipun Gubernur Hanoi sudah menandatangani SK, namun kami tetap harus mempresentasi rencana kota baru di hadapan dua menteri dan juga ke Perdana Menteri”, jelas ayah empat orang anak ini.

Budiarsa menjelaskan lebih lanjut, visi Pak Ci waktu itu, Grup Ciputra harus melihat kesempatan ke luar negeri. Jadi Pak Ci minta lahan seluas-luasnya agar bisa membangun kota baru. Lalu, Budiarsa beserta timnya melakukan survei dan melihat lokasi memungkinkan yang relatif kosong sekitar 300-400 hektar untuk diproses.

Mengembangkan konsep integrated development, Budiarsa membeberkan konsep sukses yang dikembangkan Ciputra Grup di mancanegara dimana dalam satu kawasan, di kota baru, terdapat seluruh disiplin properti, residensial, komersial, fasilitas dan pendukungnya. Saat ini dirinya beserta tim sedang membuat bio-climate study untuk mendukung lingkungan hidup di kota baru yang tengah dibangunnya.

Sebagai pemimpin sub-holding 1 Grup Ciputra yang menangani Citra Garden City di Jakarta Barat, CitraGrand City di Palembang, dan proyek kota baru di Hanoi (Vietnam), Phnom Penh (Kamboja), dan Shenyang (China), Budiarsa membagi kunci suksesnya yaitu agar tak mudah menyerah serta tak gampang takluk pada penolakan klien sebelum tahu benar alasan penolakan tersebut.

No comments:

Post a Comment