Saturday, November 9, 2013

CAHAYA MIHRAB AZ-ZAHRA



CAHAYA MIHRAB AZ-ZAHRA

Imam Shadiq ditanya, “Kenapa Fatimah dipanggil Az-Zahra?” Beliau menjawab, “Karena di hari pertama (pernikahan beliau dengan Imam Ali) beliau telah memberi penerangan bagi Ali bin Abi Thalib dan seberkas sinar dari mihrab ibadahnya menyinari rumah-rumah Madinah sehingga dinding-dinding Madinah memutih. Semua penduduk Madinah bergegas menemui Rasulullah SAW, menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Beliau berkata, ‘Ini adalah cahaya mihrab ibadah Az-Zahra.”

Setiap kali masuk ke rumahnya, Sayyidina Ali selalu melihat istrinya sedang sibuk mengerjakan shalat di mihrabnya, sementara cahaya memancar dari mihrab dan wajahnya.

Saat masuk waktu dhuhur, cahaya berwarna kuning memancar sehingga membuat semua dinding Madinah berwarna keemasan, saat petang menjelang, penduduk Madinah menyaksikan cahaya kemerahan menyinari dinding-dinding rumah mereka sehingga semuanya berwarna merah. Lalu dengan cara yang sama, seluruh penduduk mendatangi Rasul SAW dan menanyakan kejadian itu. Setelahnya, barulah mereka tahu kalau cahaya kuning dan merah itu berasal dari kening Fatimah.

SHALAT MALAM SAMBIL DUDUK

Sayyidah Zainab mewarisi ayah ibunya dalam hal kekhususan beribadah. Beliau seringkali bertahajjud di malam hari hingga subuh dan selalu membaca Al-Quran. Seorang ahli sejarah menuliskan bahwa sepanjang hidupnya, Zainab tak pernah meninggalakan shalat malam dan tahajjudnya. Bahkan di malam kesebelas Muharram sekalipun, dengan semua keletihan dan musibah yang menyayat hati yang beliau saksikan dengan mata kepala sendiri. Imam Al-Sajjad meriwayatkan, “Pada malam itu, aku melihat bibiku shalat sambil duduk di sajadahnya dan sibuk beribadah kepada Allah.”

WANITA SUCI DAN BERIMAN

Maryam as adalah seorang wanita. Lihatlah bagaimana seorang wanita beriman, berkat semangat, kesucian dan usaha kerasnya, mampu mencapai kedudukan sangat tinggi. Dan di antara semua itu yang paling tinggi adalah beliau melahirkan dan membina seorang Nabi seperti Isa as.

Di manapun berada, Maryam as selalu bersama Allah dan mematuhi perintah-Nya. Allah juga melindunginya dengan kasih sayang-Nya serta menjaga namanya hingga berakhirnya kehidupan dunia. Dalam Al-Quran, Allah secara khusus menamakan salah satu suratnya dengan Maryam. Dalam surat itu, Allah mengetengahkan 34 keutamaan dan nama beliau. Allah juga menjadikannya sebagai salah satu dari empat wanita surgawi terbaik selain Sayyidah Khadijah, Sayyidah Fatimah dan Asiah.

NERAKA, TEMPAT WANITA BERAKHLAK BURUK

Di masa Rasulullah SAW, hiduplah seorang wanita muslimah yang selalu berpuasa dan sangat memperhatikan shalat, bahkan selalu melewati malam harinya dengan beribadah dan munajat. Namun sayang, dia berakhlak buruk dan sering mengganggu kaum wanita tetangganya.

Seseorang datang menghadap Rasulullah SAW dan berkata, “Wanita itu selalu berpuasa dan melewati malamnya dengan beribadah. Namun buruk akhlaknya dan selalu mengganggu tetangga-tetangganya dengan lidahnya yang menyengat.” Rasulullah SAW bersabda, “Bagi wanita seperti ini tak ada kebaikan apapun, dia termasuk penduduk neraka.”

MAKRIFATULLAH SANG NENEK

Suatu hari Rasulullah SAW bertanya pada seorang nenek yang sedang sibuk menggiling benang, “Bagaimana kamu mengenal Tuhanmu?” Wanita tua itu menarik tangannya dari roda gilingan benang, roda pun berhenti. Setelah melihat Rasulullah SAW sebentar, dia kembali memutar roda itu.

Rasulullah SAW melihat ke arah para sahabatnya dan berkata, “Belajarlah mengenal Allah dari wanita tua yang bertakwa ini, karena dia menjelaskan kepadaku dengan akalnya, bahwa apabila roda kecil ini tak diputar, maka ia tak akan berputar (berhenti). Karenanya, agar bisa berputar, roda ini memerlukan seseorang yang memutarnya. Begitu pula dengan langit, bumi, bintang gemintang, dan seluruh planet, juga perlu pada Tuhan yang Mengatur, supaya keteraturan dan ketertiban peredarannya tetap berlangsung.” Rasulullah SAW kembali menegaskan, “Belajarlah makrifatullah yang benar dari wanita tua ini sebab dia benar-benar mengenal Tuhan dan tahu kepada siapa bermunajat di setiap pagi dan petangnya.”

No comments:

Post a Comment