Saturday, November 9, 2013

SHALAT DIAM-DIAM KHADIJAH DAN RASULULLAH


SHALAT DIAM-DIAM KHADIJAH DAN RASULULLAH


Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa saat Rasulullah SAW diutus sebagai nabi, orang pertama yang beriman kepadanya adalah Khadijah. Malaikat Jibril datang kepada Rasul SAW untuk menjelaskan kewajiban shalat. Saat itu, Jibril berada di dekat sebuah lembah, lalu menunjukkan sebuah mata air segar dan mengambil air wudhu, Rasul pun mengambil pelajaran wudhu darinya. Saat itulah keduanyan mengerjakan shalat dua rakaat. Setelah itu, Rasulullah SAW kembali ke rumahnya dalam keadaan sangat gembira atas perintah Tuhan ini. Bersama Khadijah, beliau kembali mendatangi mata air itu dan kembali berwudhu sebagaimana berwudhunya Jibril, lalu keduanya pun menunaikan shalat dua rakaat. Sejak itulah, Rasulullah SAW dan Khadijah senantiasa mengerjakan shalat secara diam-diam.

MEMASAK SAMBIL BERTASBIH


Rabi’ah al-Syamiyah, istri Ahmad bin Abi al-Hiwari, adalah seorang wanita yang tak dapat diingkari keutamaan dan kemuliaannya. Suaminya berkata, “Ketika menggelar sufrah (alas) untuk makan, dia selalu berkata, “Makanlah, karena makanan ini telah dimasak dengan tasbih.”

Apa maksud ungkapan ini? Memasak sambil bertasbih? Ini sama seperti ungkapan sebagian marji’ taqlid (ulama yang diikuti dalam masalah hukum) yang mana para ibunya selalu berkata, “Aku tak menyusuinya kecuali dengan nama Allah-yakni selalu membaca subhanallah ketika memasak.” Atau mungkin yang dimaksud adalah makanan itu matang dan tersedia berkat bertasbih. Apakah makanan bisa matang dengan bertasbih? Apabila seseorang membaca subhanallah, apakah makanan akan siap saji?

Dalam surah Yunus disebutkan bahwa cara menyantap makanan penduduk surga adalah : Doa mereka di dalamnya adalah “Subhanakallahumma,” dan salam penghormatan mereka ialah, “Salam,” dan penutup doa mereka adalah, “Alhamdu lillahi rabbil ‘alamin.”

MENDAHULUKAN TETANGGA DALAM DOA


Dalam kitab ‘Ilal al-Syarayi’ dengan sanad dari Sayyidina Hasan al-Mujtaba yang berkata, “Aku melihat ibuku di malam Jumat di antara rukuk dan sujud sampai pagi dan mendoakan kaum mukminin sambil menyebut nama-nama mereka dan berlebihan dalam mendoakan mereka. Aku berkata, Ibu! Kenapa ibu tidak berdoa untuk diri ibu sendiri, malah mendoakan orang lain?”

Beliau berkata, “Wahai putraku! Pertama kali yang harus kita dahulukan adalah para tetangga, setelah itu baru rumah (kita).”

DOA KHUSUS AZ-ZAHRA


Pada dasarnya, rahasia kemuliaan Sayyidah Zahra harus digali dalam kedudukan irfan dan ibadahnya. Meskipun usianya masih relatif  muda, namun beliau berada dalam kedudukan irfan dan ibadah orang tua, dimana dirinya tak pernah merasa puas kecuali berjumpa dengan Allah SWT. Karena inilah, dalam doa-doanya beliau berkata. “Ya Allah! Aku mohon pada-Mu lezatnya memandang wajah-Mu.”

KESABARAN ASIAH


Dalam sebagian sejarah disebutkan bahwa Firaun menghadirkan seorang tukang jagal untuk menguliti dan memenggal Asiah di depan matanya. Tukang jagal itu mulai melaksanakan perintah Firaun. Saat itu para penghuni alam semesta dirasuki rasa takut dan iba menyaksikan  keadaan yang menimpa Asiah. Semua kontan memohon keselamatannya dari Allah SWT. Terdengarlah  suara dari Yang Mahasuci, “Asiah adalah hamba-Ku dan sudah rindu ingin berjumpa dengan Tuannya. Lihatlah apa yang akan diucapkannya pada saat sekarat!”

Ketika semuanya melihat ke arahnya dan mendengar apa yang diucapkannya, beliau berkata :

“Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim.”

No comments:

Post a Comment