Friday, July 10, 2015

Meriah Pesta Tarik Jaring Di Pantai Sidem Kecamatan Besuki Tulungagung



Bukankah Jaring biasa ditebar bukan ditarik? Barangkali saja itu cuatan pertanyaan sebagian orang ketika baca judul catatan perjalanan sederhana ini.  Tapi inilah satu keunikan yang dapat kita saksikan di pantai Sidem desa Besole kecamatan Besuki kabupaten Tulungagung: Pesta Tarik Jaring.

Prosesi Tarik Jaring di pantai Sidem yang berada di sebuah teluk antara pantai Popoh dan pantai Bayeman desa Besuki itu saya nikmati ketika jalan jalan ke pantai selatan Tulungagung pada Senin kemarin, 6/4/2015, bersama salah seorang relawan Teknologi Informasi dan Kominokasi [TIK] Tulungagung yaitu Tjut Zakiyah Anshari atau biasa dipanggil Bunda Zakyzahratuga dan ketua Kelompok Wanita Tani  Bunda Sejahtera dari desa Kesambi kecamatan Bandung Tulungagung yaitu Tita Lina.

Pada mulanya kami berniat mengunjungi tempat pengolahan ikan laut di sekitar pantai Sidem. Pada mulanya kami berencana melihat lihat beberapa potensi kelautan di sekitar pantai Sidem Tulungagung Selatan. Kebetulan Tjut Zakiyah Anshari sedang melakukan pendampingan di beberapa desa di Tulungagung selatan termasuk desa Besuki, terkait kampanye pembentukan Website Desa yang merupakan satu kegiatan dari Gerakan Desa Membangun.

Akan tetapi, selesai menikmati cangkir kopi dan nasi pecel khas Tulungagung di warung makan dekat pintu keluar Terowongan NIYAMA, telinga kami mendengar ada seseorang pengunjung warung cerita bahwa acara Tarik Jaring sedang dimulai.

Tanpa penyesalan akhirnya kami bertiga segera mengubah rencana awal. kami segera meninggalkan warung di sisi selatan Musala, menuju lokasi Tarik Jaring di sisi barat pantai Sidem.

Terus terang saja saya dan Bunda Zakizahratuga belum pernah menyaksikan langsung acara Tarik jaring di Pantai Sidem. Sementara Tita Lina sudah beberapa kesempatan menikmatinya. Akan tetapi menjelang siang itu kami bertiga sepakat antusias ingin segera merekam dan ikut berbaur dengan para warga dan nelayan pantai Sidem menikmati pesta Tarik Jaring.

Sudah menjadi berita bahwasanya daerah kabupaten Tulungagung bagian selatan memiliki banyak pantai yang digunakan sandaran perahu para nelayan penangkap ikan. Salah satu pantai tersebut adalah pantai Sidem.

Pantai Sidem tidak menghadap langsung laut lepas tetapi berada di sebuah teluk menghadap dua pulau batu karang di tengah laut sehingga ombak tidak begitu besar. Selain menggunakan perahu berbagai ukuran, ada sebagian nelayan pantai Sidem yang dalam kegiatan menangkap ikan menggunakan satu alat kusus bernama Jaring Tarik. Itulah sebab dalam kegiatan menangkap ikan menggunakan alat ini dikenal sebagai Tarik Jaring.

Tarik Jaring adalah cara menangkap ikan laut menggunakan jaring panjang sekitar 300 meter yang ditempatkan memanjang sekitar 500-700 meter dari garis pantai lalu ditarik rame rame ke daratan. Pesta nelayan pantai Sidem kecamatan Besuki Tulungagung ini diawali dengan membawa jaring dan gulungan tali menggunakan perahu ke tengah laut. Karena bukan boat maka perahu harus didorong rame rame pula ke arah laut.

Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali acara Tarik Jaring sekitar tiga jam.

Setelah seluruh jaring ditarik ke daratan, mereka segera mengumpulkan ikan ikan ke dalam keranjang keranjang bamboo ukuran besar. Satu keranjang memuat sekitar 70-80 kilogram ikan segar. Dari tepi pantai keranjang keranjang berisi ikan ikan tersebut dipikul dua orang ke tempat penampungan ikan yang terletak sekitar 100 meter dari bibir pantai. Di tempat ini ikan ikan hasil tangkapan jaring dipilah berdasarkan jenis dan ukuran. Selanjutnya diadakan penimbangan dan tahap terakhir adalah menempatkan ikan ikan tersebut dalam peti peti berisi es batu sebelum diangkut mobil menuju pasar ikan di kecamatan Bandung, Tulungagung.

Di pantai Sidem ternyata banyak nelayan pemilik jaring atau juragan Jaring Tarik. Tiap pemilik Jaring Taring menggunakan tenaga kerja sekitar 20-40 orang dengan upah rata rata 40 ribu sehari atau dua kali penarikan jaring. Dalam satu kali penarikan rata rata menghasilkan sekitar 2 kuintal ikan berbagai jenis. Dalam sehari, satu jaring biasanya dipasang sebanyak dua kali. Dengan demikian seorang pemilik jaring memiliki kesempatan menangkap ikan menggunakan jaringnya sebanyak dua kesempatan.

Budi, kepala desa Tanggul Turus sekaligus pemilik Jaring Tarik mengatakan, kegiatan Tarik Jaring dapat dikatakan mampu menutup biaya operasional, jika dalam satu hari dapat menghasilkan tangkapan ikan sekitar 4-5 kuintal. “Tetapi penghasilan kami tiap harinya tidak pasti. Kadang dapat kadang tidak. Sementara para pekerja harus mendapat bayaran sesuai upah yang sudah ditentukan. Kami harus membayar mereka, meski kadang dalam satu hari tidak mendapat banyak tangkapan,” katanya.

Masih menurut Budi, selama ini penghasilan atau tangkapan ikan  nelayan pantai Sidem terutama yang menggunakan Jaring Tarik terasa sangat minim.

“Kami selaku investor termasuk pemberi pekerjaan pada sebagian masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan juga merasakan sulit. Apalagi dari menteri Kelautan, sebagaimana tertuang dalam undang undang kelautan menyatakan bahwa ikan ikan kecil tidak boleh diambil. Udang kecil tidak boleh diambil. Jaring untuk aktifitas para nelayan ukurannya harus ditentukan dari pemerintah. Ini kan nelayan yang susah. Apalagi saya selaku investor atau selaku yang punya Jaring Tarik di pantai Sidem. Jadi jika ada informasi terkait kelautan bagi para nelayan tolong kami dibantu,” ungkap kepala desa Tanggul Turus yang sudah empat tahun menjadi pemilik Jaring Tarik.

Sementara itu sebagian banyak nelayan pantai Sidem sangat berharap ada bantuan tambahan modal untuk mendukung usaha penangkapan ikan di pantai Sidem. “Saya memohon kepada bapak bapak yang ada di sana untuk memerhatikan nasik para nelayan pantai Sidem. Jangan yang ndak tentu dikasih bantuan. Yang tentu tentu saja yang dikasih bantuan,” kata Sahroni sosok yang selama ini menjadi penanggung jawab kegiatan Tarik jaring di pantai Sidem.

Ketika ditanya tentang kelompok nelayan, Sahroni mengakui ada kelompok itu. Akan tetapi menurutnya selama ini kerap kurang memberikan manfaat bagi kaum nelayan terutama dalam hal pendistribusian jika ada bantuan dari pihak pemerintah atau lainnya.  “Lebih baik jika ada bantuan diberikan langsung kepada nelayan. Jika saya yang dikasih, akan tepat sasaran karena langsung kepada nelayan tarik jarring,” ungkap Sahroni.

“Nelayan Jaring Taring butuhnya tali dan alat jaring, bukan kambing. Di sini butuhnya itu. Tali dan alat jarring. Alat jaringnya murah. Tali yang digunakan untuk menarik jarring ukuran 3-4 inci. Alatnya ndak ada yang mahal,” kata Sahroni.

Seakan mendukung keinginan para nelayan pantai Sidem, Tita Lina bilang, sebenarnya pemerintah negeri ini memiliki banyak dana. Akan tetapi kerap penyaluran dana tersebut kurang tepat sasaran alias salah jalur.



Pantai Tulungagung Yang Lain

Pantai Sine
Pantai Popoh
Pantai Molang
Pantai Coro
Pantai Sanggar
Pantai Lumbung
Pantai Dlodo
Pantai Brumbun
Pantai Gerangan 
 

No comments:

Post a Comment