Enam Cara
Hilangkan Sakit Hati Ala Rasulullah SAW
Setiap
manusia pasti pernah merasakan sakit hati. Terkadang, perasaan marah terhadap
seseorang atau suatu kondisi ini bisa diungkapkan dengan emosi yang
meluap-luap, namun ada juga yang berusaha memendamnya sendiri.
Jika
perasaan sakit hati ini dibiarkan berlarut-larut, maka akan menimbulkan efek
yang tidak baik untuk diri sendiri dan orang lain. Perasaan ini bisa membuat
hubungan retak, perkelahian, bahkan bisa berakhir dengan pembunuhan. Banyak
kasus kejahatan di lingkungan sekitar yang disebabkan karena sakit hati.
Namun
membuang perasaan ini bukanlah perkara yang mudah. Untuk itu, Rasulullah SAW
memberikan solusi untuk mengatasi hal tersebut. Berikut enam cara hilangkan
sakit hati ala Rasulullah SAW.
1. Muhasabah
Diri
Mushabah
diri merupakan upaya introspeksi diri atas apa yang sudah dilakukan dan akan
dilakukan pada masa yang akan datang. Ketika hendak menyalahkan seseorang, ada
baiknya untuk terlebih dahulu melihat ke dalam dirinya sendiri apakah sudah
melakukan hal terbaik atau malah sebaliknya.
Mungkin pada
saat itu ada perasaan sakit hati kepada rekan saat berbincang, namun jangan
langsung merasa sakit hati. Sebab belum tentu orang itu bermaksud untuk
menyakiti hati dan perasaan kita. Lalu cobalah untuk bertanya kepada diri
sendiri mengapa rekan kita itu bersikap demikian, jangan-jangan sebelumnya kita
telah melakukan kesalahan terhadapnya. Seperti yang tertera dalam Al-Quran
surah Al-Hasyr (59):18 yang artinya.
"Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan".
2.
Menjauhkan Diri dari Sifat Iri Hati Dan Dengki
Perasaan iri
hati dan dengki merupakan jalan bagi pintu masuk setan menggerogoti hati
manusia. memiliki keinginan yang berada di atas kemampuan terkadang membuat
orang tersebut dapat mengalami sakit hati. Itulah sebabnya apabila imannya itu
hanya alakadarnya maka orang tersebut justru akan melakukan berbagai macam cara
untuk mendapatkan yang diinginkan.
Pada
akhirnya perasaan sakit hati akan timbul akibat dari iri hati dan dengki ini.
Sifat tersebut berasal dari kecintaannya terhadap hal-hal yang bersifat
material, kehormatan serta pujian. Manusia jarang sekali bersyukur atas apa
yang dimilikinya, oleh sebab itu mereka selalu berangan-angan untuk memiliki
apa yang dipunyai oleh orang lain. Hal ini membuat hati orang tersebut menjadi
tidak tenang.
Untuk
menghapus perasaan cinta berlebihan akan dunia yang dapat menimbulkan sakit
hati tersebut, Rasulullah menganjurkan untuk menghilangkan sifat iri serta
dengki. Rasulullah Bersabda:
“Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang.
Iaitu orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian membelanjakannya di jalan
yang benar. Dan orang yang diberi hikmah oleh Allah, kemudian memutuskan
persoalan dengannya dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
3.
Menjauhkan Diri dari Sifat Amarah dan Keras Hati.
Perasaan
sakit hati juga akan muncul ketika rasa marah timbul dalam diri seseorang. Hal
ini membuat orang tersebut bertindak tanpa mempertimbangkan baik dan burukynya.
Jika sudah demikian, maka akan membuat akal lemah dan semakin besarlah hawa
nafsu. Ketika itu terjadi maka setan akan dengan leluasa melancarkan
serangannya terhadap manusia.
Sifat marah
ini akan berujung pada perasaan sakit hati, membuat orang tersebut menjadi
keras hati. Untuk itulah, Rasulullah menganjurkan untuk menjauhkan diri dari
dua sifat tercela ini.
Ibnu Qudamah
dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahawa Iblis pernah berkata, “Jika manusia
keras hati, maka kami akan membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola.”
4. Memupuk
Sifat Pemaaf
Perasaan
sakit hati akan hilang ketika seseorang memupuk sifat pemaaf dalam dirinya. Ia
tidak akan mudah dendam terhadap orang yang berbuat salah terhadapnya. Oleh
sebab itu, orang yang pemaaf cenderung jauh dari perasaan sakit hati, karena ia
mampu menerima semuanya dengan lapang dada.
Rasulullah
bersabda,
“Bertakwalah
kepada Allah di mana engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan,
nescaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan bergaulah dengan
manusia lain dengan akhlak yang baik.” (HR. Hakim dan At-Tirmidzi).
5. Husnuzon
(Berprasangka Baik)
Allah
berfirman: “Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka.
Sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian
mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebahagian kalian mengejek
sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS.
Al-Hujurat : 12).
Perasaan
sakit hati terkadang membuat kita selalu berfikir buruk terhadap orang yang
menyebabkannya. Ada kalanya seorang muslim berburuk sangka terhadap muslim
lainnya sehingga menjauhkan mereka dari persaudaraan. Itulah yang menyebabkan
Rasulullah menganjurkan untuk berprasangka baik terhadap orang lain agar
menjauhkan diri dari sifat iri hati.
6. Ikhlaskan
Diri
Sifat ikhlas
adalah salah satu sifat terpuji yang disenangi oleh Allah SWT. Orang yang
ikhlas dapat meniatkan segala tindakannya kepada Allah. Selain itu ia juga
bukan merupakan orang yang cinta terlalu berlebihan kepada duniawi. Ketika
Allah mengujinya dengan kenikmatan, maka dia akan bersyukur.
Orang yang
ikhlas diri ini akan mudah untuk menangani hatinya agar selalu berserah hanya
kepada Allah SWT. Ia tidak pernah menggantungkan apapun kepada selain Allah,
oleh sebab itu biasanya orang yang memiliki sifat ini tidak akan mudah sakit
hati karena rasa berserah diri tersebut.
Itulah 6
pnawar untuk hilangkan rasa sakit hati yang dianjurkan oleh Rasulullah. Cobalah
untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena sebaik-baiknya makhluk
adalah ia yang menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Selain itu, agar
membuat hati kita tenang karena tidak adanya perasaan sakit hati terhadap orang
lain.
No comments:
Post a Comment