Warga
Jombang mengaku Isa Habibullah dan mendapat wahyu akhir zaman
Mengaku
mendapat wahyu saat salat malam, Gus Jari alias Raden Aryo (40) warga asal
Dusun Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang, membuat
pengakuan yang mengejutkan, yakni sebagai Isa Habibullah dan mendapat wahyu
akhir zaman. Bahkan pengikut Jari yang juga pengasuh Pondok Pesantren Kahuripan
Ash-Shiroth ini, sudah mencapai 100 orang.
Diakuinya,
wahyu tersebut dia terima tahun 2004 lalu, ketika 'mondok' di salah satu Ponpes
di Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
"Pada
waktu itu saya sedang salat malam. Ketika sujud, dada saya serasa ditekan,
bersamaan dengan itu saya mendapatkan panggilan sebanyak tujuh kali dengan
panggilan Yasiin. Dari situ saya mendapatkan petunjuk bahwa saya sebagai Isa
Habibullah atau kekasih Allah," kata Jari kepada wartawan saat ditemui di
rumahnya, Selasa (16/2).
Dalam
pengakuanya, Jari juga bisa berkomunikasi langsung dengan malaikat dan juga
Tuhan. Tak hanya itu, dalam isi wahyu yang dia terimanya, dirinya harus
meluruskan ajaran atau tafsiran yang menurutnya belum tepat alias melenceng.
Namun
dirinya tidak menjelaskan seperti apa ajaran agama Islam yang melenceng menurut
keyakinanya. "Dalam wahyu yang saya terima, akan datang tanda akhir zaman
yang perlu pelurusan syariat, tarekat, hakikat dan makrifat," pungkas
Jari.
Selain itu
ada pemandangan menarik di beberapa ornamen masjid. Salah satunya terdapat batu
yang diletakkan di samping imaman masjid. Menurut salah satu pengikutnya batu
itu sebagai Nur Muhammad atau cahaya nabi, di mana dalam petunjuknya ingin
ditaruh di dalam masjid yang tepat disisi kanan imam. Selain itu ada juga
gambar tokoh pewayangan di antaranya Semar, Wisanggeni di kaca luar masjir.
Sedangkan di dalam kubah, terdapat gunung-gunungan wayang.
"Pengikut
ada sekitar 100 orang yang sudah menjadi pengikut di pondok ini. Dalam petunjuk
yang diterima Gus Jari, batu ini diambil dari Gunung Lawu dan memang dimintai
ditempatkan di sini oleh Nur Muhammad," ujar pengikut yang enggan
disebutkan namanya itu di lokasi.
Penyelenggara
Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jombang, Ilham Rochim sendiri
mengaku sudah mendapatkan informasi ini dan mengindikasikan ada sesuatu yang
janggal. Pihanya sudah melakukan pemantuan terkait ajaran yang diberikan
pengasuh Pondok Pesantren Kahuripan Ash-Shiroth.
"Sudah
kita pantau dan mintai keterangan terhadap ajaran yang diberikan kepada
pengikutnya. Sebab dalam pantauan yang pihaknya lakukan, dirinya menemukan
bahwa ada salah satu ajaran yang dianggap melenceng," jelas Ilham.
Di ataranya
pengakuan oleh Jari, selain dirinya mengaku mendapatkan wahyu dari Tuhan, dalam
pengucapan dua kalimat syahadat yang dibaca ada perbedaan. "Di Islam
kalimat syahadat adalah Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah wa Asyhadu Anna
Muhammadur Rasuulullah. Tapi menurut ajaran Jari, ada tambahan yakni Asyhadu an
Laa Ilaaha Illallah wa Asyhadu Anna Muhammadur Rasuulullah, Wal Isa habibulloh.
Ini jelas melenceng dari ajaran Islam," tegas Ilham.
Kenapa
dikatakan melenceng? Karena menurut Ilham ada sepuluh kriteria aliran yang
dianggap sesat menurut kreteria Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Ada
beberapa kriteria yang diajarkan Jari yang bisa dianggap sesat. Namun hingga
saat ini dirinya masih melakukan pendekatan secara persuasif dengan jemaah
tersebut," pungkas Ilham.
10 Kriteria
aliran sesat dimaksud antara lain:
1.
Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6.
2. Meyakini
dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alquran
dan sunnah.
3. Meyakini
turunnya wahyu setelah Alquran.
4.
Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran.
5. Melakukan
penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir.
6.
Mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Menghina,
melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8.
Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
9. Mengubah,
menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang
telah
ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah, salat
wajib tidak
5 waktu.
10.
Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i seperti mengkafirkan
No comments:
Post a Comment