Tuesday, February 25, 2014

Bermula dari Online, Bisnis Ayam Berli Makin Moncer



Bermula dari Online, Bisnis Ayam Berli Makin Moncer


 Bisnis Makanan

Ide untuk bikin usaha bisa muncul dimana saja, bisa dari tulisan koran, saran teman, sampai pada situs jejaring jual beli di internet.
Melalui situs Kaskus, Berlianagara Arrestiarsi Husodo, mendapatkan ide usaha untuk mengembangkan usaha peternakan dan jual beli Day Old Chick (DOC) ayam kampung yang kini beromzet Rp 100 juta setiap bulannya

Menjalani usaha sebagai penyedia ayam kampung, Berli, sapaannya, tidak membutuhkan banyak modal saat memulai usahanya. Ia hanya mempergunakan sebuah komputer serta jaringan internet sebagai media pemasaran. Seluruh peralatan yang ia dapatkan dengan harga tidak lebih dari Rp5jutaan ini menjadi sarana untuk berdagang.

Ia sudah mulai merintis usaha peternakan dan jual beli sejak masih kuliah. Awalnya pada 2008, Berli yang gemar browsing internet, terutama forum Kaskus. Di situ Berli membaca ada pengusaha dari Jakarta yang membutuhkan ayam kampung.
Pada saat itu, ia secara kebetulan dipertemukan dengan teman yang berternak ayam. Bersama dengan temannya, ia pesan dan kirim ke Jakarta. Namun di pertengahan awal berusaha, bukan keuntungan yang didapatnya, pengusaha tersebut hanya menipu. Berli sempat putus asa karena mengalami kerugian hingga Rp 6 juta dengan 50 ekor ayam kampung yang sudah dikirim.

“Di dalam usaha selalu ada risikonya, apalagi dalam usaha tanpa tatap muka. Jadi semua harus dilakukan secara hati – hati,”  kata Berli seperti dilansir Solopos.
Sempat tertipu, lantas membuat Berli semakin termotivasi untuk mandiri. Berli pun membuat web www.ayamkampungku.com. Di web ini, Berli berbagi pengalaman dan tips beternak ayam.
Dengan suntikan modal yang ia dapatkan dari beasiswa dari UGM, alumnus Kedokteran Hewan UGM 2010 ini mencoba untuk berusaha dengan cara yang berbeda.

 
Ia memanfaatkan kemampuannya dalam pemasaran dan memanfaatkan jaringan yang sudah terbentuk di dunia maya. Tak lama setelah web jalan, ia pun menjadikan rumahnya di Jalan Cendrawasih, Maguwo, Banguntapan Bantul sebagai kantor pusat Jogja Farm Group (JFG), usaha yang ia rintis.
“Saya membantu memasarkan peternak melalui media online . Mereka adalah mitra kerja saya,” tambahnya.
Ditempat tersebut, ia hanya mempergunakannya sebagai kantor. Sedangkan untuk memasok ayam dan juga kandang, ia percayakan kepada mitranya. Dari satu mitra, terus berkembang menjadi 5 dan kini sudah ada sekitar 50 mitranya, yang tersebar di Jogja, Bantul, Sleman, Klaten, Solo dan sekitarnya yang beternak DOC atau bibit ayam kampung.

“Dalam sebulan para mitranya ini bisa mengirimkan hingga 40 ribu DOC,” jelasnya.
JFG saat ini sudah memiliki jaringan distribusi ayam kampung hingga ke luar Pulau Jawa. Sedangkan untuk induknya, banyak pedagang di Jogja sendiri maupun Jakarta dan Bandung yang akan menampungnya.
Beberapa tahun usaha berjalan, Berli mengaku jika sampai saat ini pihaknya kesulitan untuk memenuhi pesanan DOC maupun ayam kampung. Karena itu pihaknya masih sangat terbuka bagi yang ingin bermitra. Dengan menjalanan usahanya ini, omzet usaha Berli per bulannya mencapai Rp 100 juta. Hal itu tidak lantas membuatnya puas masih banyak hal yang ingin dikejarnya.

Banyak pemula yang datang ke tempatnya untuk belajar beternak DOC ayam kampung. Setiap yang datang membeli produk di JFG, nantinya akan diberikan modul yang berisi penanganan dari pemeliharaan hingga panen. Juga terdapat daftar obat dan vaksin yang aman digunakan. (as/img:solopos)

1 comment:

  1. Assalam Mualaikum. Perkenalkan nama saya eko dari Bengkulu. Saya sebenarnya tidak mau membuat status ini, tetapi saya merasa kasihan bila ada lagi korban penipuan dari saudara Berlianegara. Saya pernah memesan ayam kampung lewat saudara Berlianegara sebanyak 1500 ekor (15 Box) 1000 ekor buat saya dan 500 ekor buat teman saya. Saya transfer uang muka Rp. 4 juta rupiah, dan saya lunasi sekitar 3 bulan kemudian di akhir bulan januari 2015. Setelah 3 hari ayam saya dikirim tetapi cuma 10 box dengan alasan cargo lion penuh. Berlianegara menjanjikan 5 box nya dikirim besok harinya tetapi tidak dikirim-kirim sampai setengah bulan menunggu. Akhirnya teman saya meminta lagi untuk ditambah ayamnya menjadi 500 ekor dan saya transfer uangnya segera ke rek Berlianegara. Saya dijanjikan bakal dikirim minggu depan, minggu ini, lusa, besok, hari ini sudah semua dijanjikan tetapi tidak dikirim-kirim. Bahkan Nomor SMU cargo palsu pun dikirim ke saya. Saya tanya kendalanya, dibilangnya ada masalah di cargo, saya cek ke orang cargo memang benar tetapi itu cuma seminggu dan kemudian tidak ada masalah lagi di cargo. Saya konfirmasi lagi kendalanya apa, dia bilang tidak ada kendala, ayam nya sudah siap, tetapi tetap juga tidak dikirim - kirim. Akhirnya setelah ditunggu tunggu selama 2 bulan setengah dan sudah capek dengan janji palsu berlianegara, akhirnya kami putuskan agar saudara berlianegara untuk mengembalikan uang yang saya kirim karena kami sudah putus harapan ayamnya bakal dikirim. Saudara Berlianegara meminta tempo untuk mentransfer balik uangnya sebesar Rp. 7.8000.000 sampai akhir bulan April 2015, saya kasih tempo karena saya pikir mungkin masih ada i'tikad baik dari beliau untuk mengembalikan uangnya. Saya tunggu - tungu dan beberapa kali saya konfirmasi, sampai sekarang tanggal 30 April 2015 jam 10.00 WIB uangnya belum masuk ke rekening saya. Akhirnya saya sadar bahwa saya sudah ditipu oleh berlianegara, dan saya tidak ingin ada lagi korban penipuan dari beliau. Tidak enak rasa ditipu dan dizalimi, itu uang saya, hak saya tapi berlianegara menzalimi saya. Allah maha melihat, maha mendengar dan maha menghukum. Semoga Allah memberikan balasan setimpal bagi Berlianegara. Saya tidak akan rela sebelum uang saya dikembalikan, saya akan tempuh jalur hukum dan cara apa saja agar uang saya dikembalikan.

    ReplyDelete