Friday, February 28, 2014

Bekali Eks Napi dengan Ketrampilan Hidup dan Wirausaha



Bekali Eks Napi dengan Ketrampilan Hidup dan Wirausaha



Berapa banyak dari kita yang pernah memikirkan untuk membantu mereka yang pernah dipidana untuk kembali menjalani kehidupan yang lebih baik? Tidak banyak. Sangat sedikit mungkin.

Di antara sedikit orang yang memiliki kepedulian terhadap kelompok mantan narapidana adalah Brenda Palms Barber. Barber adalah CEO dari perusahaan Sweet Beginings yang berlokasi di kota Chicago negara bagian Illinois, AS.

Mayoritas orang abai terhadap penanganan mantan narapidana karena merasa itu adalah tugas pemerintah saja. Namun, menyadari bahwa yang dilakukan pemerintah belum cukup untuk mengatasi kerawanan sosial akibat kurang siapnya mantan napi untuk membaur kembali ke masyarakat, Barber pun menjalankan bisnisnya dengan misi menekan jumlah kasus residivis kambuhan yang meresahkan masyarakat.

Sebuah fakta yang mengejutkan ialah bahwa kini warga AS setidaknya menghabiskan dana pajak untuk memelihara napi di penjara-penjara AS 60 ribu dollar per tahun. Dan konyolnya 2/3 dari napi itu akan kembali lagi dipenjarakan. Dan disimpulkan bahwa setiap 1 dollar yang dibelanjakan untuk mengingkatkan pendidian usia dini akan menghemat 17 dollar untuk memberi makan para tahanan di rutan. Dan 60 ribu dollar per tahun melebihi biaya untuk kuliah di Harvard untuk setiap mahasiswa.

Brenda tak gentar menghadapi tantangan ini dan mencoba untuk memberikan solusi versinya sendiri. Ia mendirikan sebuah bisnis yang menghasilkan produk perawatan kulit dari madu. Rupanya ia ingin menggunakan beternak madu dan lebah sebagai sarana untuk memperbaiki sikap dan prilaku para mantan tahanan sehingga mereka bisa lebih dapat melebur dengan masyarakat. Inilah yang menurut Brenda akan menjadi inovasi sosial yang menguak potensi nyata seseorang meskipun ia pernah berada dalam tahanan.

Ia mempekerjakan mantan tahanan yang umumnya menganggur karena belum sepenuhnya diterima oleh dunia kerja. Pria dan wanita tersebut ditugaskan untuk menjaga sarang lebah dan memanen madu dan membuat produk dengan nilai tambah yang harus mereka pasarkan pula sendiri dan kemudian bisa dijual di Whole Foods. Ia menggabungkan pengalaman bekerja dan pelatihan wirausaha dengan ketrampilan hidup yang dibutuhkan para eks napi tersebut, seperti manajemen kemarahan (karena umumnya mereka bertemperamen keras), dan cara bekerjasama dalam tim. Ia juga menjembatani para calon majikan dengan para tenaga kerja eks napi itu mengenai pengalaman bekerja dalam usaha pertenakan lebah itu telah sedikit banyak memperbaiki kepribadian para napi. Kurang dari 4% dari mereka yang menjalani program yang dijalankan Brenda kembali dipenjarakan. Sehingga para wanita dan pria muda yang terjerat kriminalitas ini mempelajari dan mengalami sendiri bagaimana sukarnya persiapan untuk memasuki dunia kerja yang kompetitif dan mengasah ketrampilan hidup mereka melalui beternak lebah dan menjadi lebih produktif bagi diri sendiri dan masyarakat. (disarikan dari TED/ *AP)

No comments:

Post a Comment