Tuesday, February 25, 2014

Keterbatasan Fisik Tak Halangi Emil Berbisnis



Keterbatasan Fisik Tak Halangi Emil Berbisnis


Keterbatasan fisik bukan hambatan untuk mencapai cita-cita. Banyak hal bisa dilakukan, jika memiliki motivasi dan semangat kuat untuk maju. Seperti dilakoni Emil, tetap gigih berusaha meski menderita cacat pada kedua kakinya.

Kecelakaan lalu lintas pada 2007, sempat membuat Emil patang arang. Pemuda berusia 25 tahun ini merasa tak kuat untuk bertahan hidup. Kejadian itu bermula saat minibus yang ditumpangi Emil menuju Pesisir Selatan terjun ke jurang sedalam 25 meter. Akibatnya, kedua kakinya patah dan tak bisa berjalan layaknya orang sempurna.
Di tengah cacat dideritanya, Emil sempat terpukul. Hatinya remuk. Namun ia berupaya bangkit, setelah melihat orang-orang sukses di layar televisi. Saat itulah ia ingin bangkit meraih cita-citanya.

“Kalau hanya duduk di rumah, sampai kapan saya harus tetap seperti itu. Sementara roda kehidupan terus berjalan, orangtua saya juga memiliki aktivitas lain menjalani kehidupannya,” terang Emil yang memiliki nama lengkap Hamilul Haq.
Ia punya tekad, ingin mengubah nasib sendiri tanpa mengharapkan belas kasihan orang lain. Ia tidak ingin seperti kebanyakan orang-orang memanfaatkan kekurangannya untuk meminta belas kasihan orang lain di jalan dan perempatan lampu merah.

“Saya harus bertanggung jawab dengan semua yang telah saya perbuat. Untuk itu, saya harus bangkit dari keterpurukan. Selama ini saya hanya duduk dan dibantu orang­tua untuk melakukan segala aktivitas sehari-hari,” ungkap pemuda yang tinggal di Jalan Ciwaringin No 2 kawasan Alai Parak Kopi Padang Utara itu.
Saat ditemui Padang Ekspres tengah menggelar dagangan pernak-pernik akse­soris tahun baru di depan GOR H Agus Salim, menceritakan, awal bangkit dari keterpurukan, ia mencoba menjalankan sebuah usaha yang bisa memberinya keuntungan.

“Sebelumnya saya mencoba membuka jual beli melalui internet. Dengan bisnis itu, saya tidak perlu ke luar rumah untuk mengantarkan dagangan. Bagi yang berminat dengan dagangan yang saya pajang di in­ternet, mereka tinggal datang langsung ke rumah,” paparnya seperti dilansir Padang Ekspress.
Bisnis itu masih dijalaninya hingga sekarang. Setelah mendapatkan tambahan modal yang cukup dari bisnis tersebut, pria yang menamatkan sekolah hingga SMP ini kemudian menambah usaha barunya, dagangan musiman.

Ia berjualan pistol mainan anak-anak ketika Idul Fitri dan liburan sekolah, serta menjual terompet serta akse­soris di masa pergantian tahun. “Keuntungan yang saya dapatkan dikumpul untuk membuka usaha baru ,” jelas­nya.
Ia punya inspirasi untuk menjadi orang besar yang memulai usaha dari berjualan kecil-kecilan seperti dilakoni orang sukses di negeri ini. “Saya terinspirasi setelah mem­baca buku Chairul Tanjung: si Anak Singkong yang memiliki karyawan ribuan orang. Jika saya membuka lapangan pekerjaan yang banyak, artinya saya bisa menampung pekerja lebih banyak lagi,” ulasnya.

Soal jodoh, ia berpikiran tidak akan ke mana. Dia haq­qul yaqin Tuhan akan mem­berinya jodoh meski kekurangan fisik. “Seorang wanita tentu bisa hidup bahagia, jika suaminya bisa menghidupinya dengan layak,” imbuhnya.
Ke depan, ia berharap usaha yang ia tekuni sekarang bisa berkembang lebih besar, sehingga bisa menghidupi kehidupannya secara man­diri. “Setidaknya saya bisa menghidupi keluarga saya nantinya,” tutur­nya.

Dengan menggunakan tongkat, Emil terlihat mampu melayani orang yang membeli dagangannya dengan baik. Ia pun pintar memancing pembeli agar berminat membeli jualannya, dengan meniupkan terompetnya.

No comments:

Post a Comment